Suarasitaronews.com-SIAU : Pejabat sementara (Pjs) Direktur Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Sitaro Max Tantu, membeberkan bahwa sebagian besar pelanggan PDAM di Kabupaten Sitaro tidak menggunakan meteran air sebagai penunjuk besaran pemakaian pelanggan.
Padahal menurutnya hal tersebut sangat berpengaruh terhadap pendapatan perusahaan, karena tagihan untuk pembayaran pemakaian jumlah air tidak bisa ditentukan sesuai dengan pemakaian pelanggan.
Padahal menurutnya hal tersebut sangat berpengaruh terhadap pendapatan perusahaan, karena tagihan untuk pembayaran pemakaian jumlah air tidak bisa ditentukan sesuai dengan pemakaian pelanggan.
“Ini sudah masalah yang cukup lama dan sampai saat ini belum juga di benahi yakni sejak kabupaten Sitaro belum berdiri sendiri.” jelas Tantu belum lama ini.
Jadi selama ini, kalkulasi untuk pembayaran pelanggan digunakan sistem "pukul rata" yakni setiap pelanggan di haruskan membayar sebesar Rp 45.500 setiap bulannya.
“Ini sudah merupakan resiko dari pelanggan yang belum menggunakan meteran air, karena terus terang, daripada perusahaan yang dirugikan maka untuk pembayaran perbulan satu sambungan rumah dibebankan biaya yang sama." terangnya.
Sementara itu system pembayaran ‘pukul rata’ yang diterapkan oleh PDAM mendapat sorotan dari sejumlah kalangan masyarakat, mereka menilai sistem pembayaran tersebut tidaklah tepat, karena pastinya pelangganlah yang dirugikan. “Tak hanya itu, dengan manajemen keuangan yang amburadul seperti itu, sangat rawan terjadi penyimpangan khususnya pada uang tagihan air,” terang sumber, yang meminta namanya untuk disimpan.
0 komentar:
Post a Comment