Krisis Ukraina Memanas, Bursa AS Turun

 

Suasana di Bursa Efek New York, Amerika Serikat. (Reuters)

Suarasitaronews.com - Indeks saham utama Amerika Serikat turun pada penutupan perdagangan, Jumat pekan lalu, di bursa Efek New York, Amerika Serikat.

Dengan demikian, pasar saham Wall Street kehilangan keuntungan setelah sebelumnya mampu mengangkat indeks Dow Jones dan S & P 500 ditutup di atas rekor. Penurunan saham tersebut karena investor mengikuti perkembangan situasi yang kian memanas di Ukraina. Ketegangan geopolitik itu membayangi hasil optimis dari saham.

Seperti diberitakan CNBC, Senin 5 Mei 2014, keluarnya data laporan lapangan pekerjaan pada April ternyata tidak mampu menarik investor untuk tidak menjual saham.

"Ini sangat jelas, pasar berada pada situasi yang tidak terselesaikan, dan pasar mengawasi perkembangan krisis geopolitik Ukraina dengan cermat. Banyak investor memilih tidak memegang saham selama akhir pekan," ujar Jim Russell, Senior Equity Strategist US Bank Wealth Management.

Pada Jumat pekan lalu, Rusia meminta sidang darurat Dewan Keamanan PBB atas operasi militer Ukraina.

Sementara itu, Departemen Tenaga Kerja Amerika Serikat melaporkan dapat menciptakan lapangan pekerjaan pada April mencapai 288.000 pekerjaan, naik dari Maret sebanyak 203.000 pekerjaan.

Analis yang disurvei Reuters juga melihat adanya penurunan jumlah pengangguran hingga 6,6 persen.

Setelah sebelumnya ditutup pada level tinggi, indeks Dow Jones Industrial Average turun 45,98 poin (0,3 persen) ke level 16.512,89. Saham Merck & Co dan saham Johnson & Johnson mengalami kerugian terbesar pada 18 saham yang melemah dari 30 komponen utama penyokong indeks Dow Jones Industrial.

Saham Merck dan Endocyte jatuh setelah perusahaan farmasi itu menyatakan akan menghentikan percobaan tahap akhir obat kanker ovarium pada penelitian yang mereka lakukan.

Indeks S & P 500 turun 2,54 poin (0,1 persen) ke level 1.881,14. Sementara itu, indeks Nasdaq juga kehilangan 3,55 poin (0,1 persen) ke level 4.123,90.(viva.co.id/mira)

Ekonomi Dan Bisnis 10:29:00