 |
| Salah satu BBM eceran (foto dok. SSN) |
Suarasitaronews.com-Ondong Siau : Meskipun pemerintah telah memberlakukan harga baru bahan bakar minyak (BBM) jenis premium (bensin) Rp 6.600 per
liter, namun kebanyakan penjual pengecer di Kabupaten Sitaro belum juga
menurunkan harga,. Ironisnya, mereka malah menaikan harga jual eceran
hingga 20.000/perliter dengan alasan kapal pengangkut BBM belum masuk di
Sitaro dan dikhawatirkan akan terjadinya kelangkaan." Kami tahu bahwa
BBM kembali turun, tapi sampai saat ini stok BBM belum juga masuk,"ujar
Yudi, salah seorang penjual eceran di Desa Pehe.
Tak hanya Yudi, Rian Tatipang salah satu penjual eceran yang belum juga menurunkan harga dengan alasan premium yang dijual masih menggunakan modal pembelian harga sebelumnya yakni Rp 7.600 per liter. "kalau kami turunkan sekarang rugi, nunggu stok habis baru bisa kami turunkan,"lugasnya
Menanggapi hal itu, Tokoh pemuda asal Salili Siau Tengah, Jackmar Tamahari mengutarakan, pengecer rata-rata menjual bensin Rp. 15.000 per liter bahkan ada yang menjual Rp.20.000 . Seiring dengan turunnya harga BBM, seharusnya di tingkat pengecer juga harus ikut turun.
Menurut Tamahari, harga yang dipatok pedagang itu jelas membebani pembeli. Akibatnya, harga barang yang menjadi kebutuhan warga di pasar juga tidak ada penurunan.
"Penyebab belum turunnya harga BBM di tingkat pengecer salah satunya adalah tidak ada pengawasan yang ketat dari pemerintah. Sebab, selama ini masyarakat setempat mengeluhkan penjualan bensin di pengecer yang tetap tinggi. "katanya.
Kendati begitu, Kadis ESDM Kabupaten Sitaro, Drs. Efendi Maluenseng ketika dikonfirmasi diruang kerjanya menegaskan, pihaknya akan segera memanggil semua pengecer untuk mengikuti rapat bersama, dimana didalam rapat tersebut akan membahas harga jual BBM premium di tingkat pengecer," Semuanya kami hearing untuk membahas soal harga . Tinggal menunggu Pak Sekda dari Bali, dan kami langsung melakukan rapat,"ujarnya Selasa (20/01)
Menurutnya, dengan langkah seperti ini, diharapkan harga jual bensin di tingkat pengecer itu bisa dijual dengan harga yang sama serta tidak menimbulkan perbedaan harga " Ya kalau bisa 10.000 dijual. Oleh karena itu semua bakal kami undang untuk mengikuti rapat,"kunci eks Kadis Sosial itu.
Rags
(ragil@suarasitaronews.com)
Tak hanya Yudi, Rian Tatipang salah satu penjual eceran yang belum juga menurunkan harga dengan alasan premium yang dijual masih menggunakan modal pembelian harga sebelumnya yakni Rp 7.600 per liter. "kalau kami turunkan sekarang rugi, nunggu stok habis baru bisa kami turunkan,"lugasnya
Menanggapi hal itu, Tokoh pemuda asal Salili Siau Tengah, Jackmar Tamahari mengutarakan, pengecer rata-rata menjual bensin Rp. 15.000 per liter bahkan ada yang menjual Rp.20.000 . Seiring dengan turunnya harga BBM, seharusnya di tingkat pengecer juga harus ikut turun.
Menurut Tamahari, harga yang dipatok pedagang itu jelas membebani pembeli. Akibatnya, harga barang yang menjadi kebutuhan warga di pasar juga tidak ada penurunan.
"Penyebab belum turunnya harga BBM di tingkat pengecer salah satunya adalah tidak ada pengawasan yang ketat dari pemerintah. Sebab, selama ini masyarakat setempat mengeluhkan penjualan bensin di pengecer yang tetap tinggi. "katanya.
Kendati begitu, Kadis ESDM Kabupaten Sitaro, Drs. Efendi Maluenseng ketika dikonfirmasi diruang kerjanya menegaskan, pihaknya akan segera memanggil semua pengecer untuk mengikuti rapat bersama, dimana didalam rapat tersebut akan membahas harga jual BBM premium di tingkat pengecer," Semuanya kami hearing untuk membahas soal harga . Tinggal menunggu Pak Sekda dari Bali, dan kami langsung melakukan rapat,"ujarnya Selasa (20/01)
Menurutnya, dengan langkah seperti ini, diharapkan harga jual bensin di tingkat pengecer itu bisa dijual dengan harga yang sama serta tidak menimbulkan perbedaan harga " Ya kalau bisa 10.000 dijual. Oleh karena itu semua bakal kami undang untuk mengikuti rapat,"kunci eks Kadis Sosial itu.
Rags
(ragil@suarasitaronews.com)
0 komentar:
Post a Comment