Latest News

BANNER

BANNER
Tuesday, 24 June 2014

Saat Mesir bungkam kebenaran

Mohamad Fahmy, Baher Mohamad, Peter Greste. ©Aljazeera
Suarasitaronews.com-Mesir : Pemerintahan baru Mesir bisa jadi menggali kuburan mereka sendiri. Penyebabnya, pemasungan atas kebebasan pers dengan mengirimkan tiga jurnalis dari stasiun televisi tersohor Al Jazeera ke penjara. Mereka dituding membantu kelompok Ikhwanul Muslimin lewat pemberitaan palsu serta membahayakan keamanan nasional. 

Peter Greste, Muhammad Fahmi, dan Baher Muhammad telah ditahan di Ibu Kota Kairo sejak Desember lantaran berita- berita mereka dianggap mendukung Muhammad Mursi, presiden terguling Mesir. Mereka dipenjara masing-masing tujuh tahun, dan Muhammad satu dekade.
Ketiga wartawan ini telah menolak tudingan konspirasi mereka bersama Ikhwanul Muslimin dan mengajukan banding. Pemerintah Mesir juga tidak bisa memberikan bukti-bukti kuat keterlibatan mereka dengan kelompok itu. "Kami hanya menjalankan tugas," ujar Muhammad.

Keputusan mengirimkan Greste, mantan jurnalis stasiun televisi BBC dan Fahmi mantan jurnalis stasiun televisi CNN ke balik jeruji besi mendapat perlawanan dari para pegiat dan pemburu berita sejagat. Tak hanya itu, Fahmi yang punya kewarganegaraan ganda yakni Mesir dan Kanada turut mendapat dukungan dari pemerintahan Ibu Kota Ottawa. Menteri Dalam Negeri Kanada Lynne Yelich mengatakan sangat kecewa dengan keputusan pengadilan itu. Ibu dari Fahmi bahkan jatuh pingsan di ruang peradilan. "Apa yang dia lakukan, siapa yang dia bunuh?" kata perempuan itu.

Tak hanya Greste, Fahmi, dan Muhammad, menurut organisasi nirlaba Komite Perlindungan Jurnalis yang mengadvokasi kebebasan pers sejagat melansir setidaknya ada tiga wartawan juga dikenakan hukuman serupa yakni Sue Turton dan Dominic Kane dari Al Jazeera serta Rena Netjes, seorang koresponden surat kabar asal Belanda Parool.

Sementara CNN secara tegas mengatakan dukungan mereka pada Al Jazeera. Kedua stasiun televisi itu memang cukup lama sering bekerja sama saling mendukung pemberitaan dan materi diperlukan saat penyiaran. "Kebebasan media harus dilindungi dan jurnalis harus dibebaskan agar bisa bekerja tanpa rasa takut. Kami menyerukan agar mereka segera dibebaskan," ujar salah satu pembawa acara CNN Timur Tengah Christiane Amanpour. Stasiun televisi ini mengajak internasional berpartisipasi dalam gerakan bebaskan staf Al Jazeera dengan hastag.

Amanpour juga mengatakan di Mesir jika kita berusaha obyektif dalam pemberitaan justru dianggap teroris. Pemerintahan di sana berupaya membungkam kebenaran. Menurut ketua tim produksi Al Jazeera Mostefa Souag pemerintah Negeri Sungai Nil itu telah menakuti warga dan media.
Namun duta besar Mesir untuk Inggris mengatakan hukuman telah sesuai dengan penyelidikan dan bukti-bukti selama enam bulan mereka diproses. Pengadilan juga memberikan kesempatan seluas-luasnya untuk naik banding. Kebebasan berekspresi maupun penyampaian pendapat semua telah diatur di konstitusi baru Mesir.(Merdeka.com)
  • Blogger Comments
  • Facebook Comments

0 komentar:

Item Reviewed: Saat Mesir bungkam kebenaran Rating: 5 Reviewed By: dhani