Ir, Djemij Makahanap |
Suarasitaronews.com-Ondong Siau : Kabupaten Kepulauan Sitaro dinilai masih jauh
dalam meraih penghargaan adipura dari pemerintah pusat. Pasalnya di
Sitaro sendiri masih banyak dijumpai kubur yang bangunannya berdekatan
di halaman rumah. Hal ini tentu, menjadi kendala bagi daerah untuk
mendapatkan adipura.
Kendati begitu, Kepala Dinas (Kadis) Tata Ruang dan Kebersihan Ir Djemij Makahanap mengatakan, "Dalam hal ini memang pemerintah sudah merencanakan, Namun tergantung dari keputusan masyarakat juga" terang Makahanap
Makahanap menambahkan, Sebenarnya masyarakat tidak perlu kaget, terkait pemindahan kubur sebelumnya pernah dilakukan di daerah lain. “Sudah ada contoh di daerah Sangihe. Pemerintah mengambil kebijakan tersebut untuk kepentingan masyarakat dan tata ruang Kabupaten,” tandasnya.
Ia mengakui, mengerti dengan pandangan masyarakat yang ingin dekat dengan kubur almarhum keluarga. “Yah ini memang sudah menjadi kebiasaan masyarakat. Mereka ingin mengubur jenazah anggota keluarga di lahan rumah agar selalu dekat,” katanya.
“Namun pemerintah menawarkan kebijakan positif kepada warga. Kalau di pindahkan ke pekuburan umum, maka bangunannya akan dibuat indah dan seragam,” kata Makahanap.
Menurutnya, pekuburan umum tersebut akan dibuat taman. “Sehingga bisa menjadi tempat menyenangkan bukan angker. Di tempat lain, menjelang Natal dan tahun baru, biasa diadakan perayaan kembang api di situ. Kita bisa juga menerapkannya,” jelasnya. “Lagi pula lahan di rumah bisa lebih luas lagi. Lebih lagi, keputusan warga bisa membantu pemerintah daerah yang menargetkan boleh meraih penghargaan adipura dari pusat,” terangnya.
Memang wacana pemindahan kubur ini masih menjadi polemik di kalangan masyarakat. Masih ada warga yang menyatakan penolakannya, namun ada juga yang sudah setuju. (Rags)
Kendati begitu, Kepala Dinas (Kadis) Tata Ruang dan Kebersihan Ir Djemij Makahanap mengatakan, "Dalam hal ini memang pemerintah sudah merencanakan, Namun tergantung dari keputusan masyarakat juga" terang Makahanap
Makahanap menambahkan, Sebenarnya masyarakat tidak perlu kaget, terkait pemindahan kubur sebelumnya pernah dilakukan di daerah lain. “Sudah ada contoh di daerah Sangihe. Pemerintah mengambil kebijakan tersebut untuk kepentingan masyarakat dan tata ruang Kabupaten,” tandasnya.
Ia mengakui, mengerti dengan pandangan masyarakat yang ingin dekat dengan kubur almarhum keluarga. “Yah ini memang sudah menjadi kebiasaan masyarakat. Mereka ingin mengubur jenazah anggota keluarga di lahan rumah agar selalu dekat,” katanya.
“Namun pemerintah menawarkan kebijakan positif kepada warga. Kalau di pindahkan ke pekuburan umum, maka bangunannya akan dibuat indah dan seragam,” kata Makahanap.
Menurutnya, pekuburan umum tersebut akan dibuat taman. “Sehingga bisa menjadi tempat menyenangkan bukan angker. Di tempat lain, menjelang Natal dan tahun baru, biasa diadakan perayaan kembang api di situ. Kita bisa juga menerapkannya,” jelasnya. “Lagi pula lahan di rumah bisa lebih luas lagi. Lebih lagi, keputusan warga bisa membantu pemerintah daerah yang menargetkan boleh meraih penghargaan adipura dari pusat,” terangnya.
Memang wacana pemindahan kubur ini masih menjadi polemik di kalangan masyarakat. Masih ada warga yang menyatakan penolakannya, namun ada juga yang sudah setuju. (Rags)
0 komentar:
Post a Comment