(REUTERS/Brendan McDermid) |
Suarasitaronews.com - Pasar saham utama
Amerika Serikat, Wall Street, tercatat menoreh keuntungan lima hari
berturut-turut pada penutupan Kamis waktu New York, atau Jumat dini hari waktu
Indonesia barat.
Dilansir CNBC, Jumat 30 Mei 2014, Departemen Perdagangan AS merilis, produk domestik bruto AS turun 1 persen pada tingkat tahunan di kuartal pertama 2014. Penurunan PDB tersebut memicu investor memperkirakan ekonomi AS akan pulih dari kontraksi pertama dalam tiga tahun. Hal itu memberi angin segar pada pasar saham.
Selain itu, pulihnya nilai imbal hasil (yield) treasury untuk 10 tahun di Amerika Serikat juga menjadi sentimen positif bagi pasar saham. Pada penutupan perdagangan Kamis waktu setempat, yield trasury untuk 10 tahun berbalik naik 2 basis poin menjadi 2,461 persen, setelah sebelumnya jatuh di level terendah sejak Juni yakni 2,3971.
Laporan lain yakni klaim pengangguran jatuh 27.000 hingga 300.000 pada pekan lalu, lebih rendah dibandingkan perkiraan sebelumnya 326.000.
"Jumlah terbarunya adalah positif, dan membawa rata-rata dalam empat minggu terakhir 311.500, jumlah terendah sejak Agustus 2007," ujar Peter Boockvar, Chief Market Analyst Lindsey Group.
Setelah sebelumnya sempat jatuh 12 poin, indeks Dow Jones Industrial Average ditutup naik 65,56 poin (0,4 persen) ke level 16.698,74, dengan saham Merck & Co memimpin kenaikan saham blue-chip.
Sementara itu indeks S & P 500 mencapai rekor intraday untuk tiga sesi berturut-turut, dan ditutup menguat 10,25 poin (0,5 persen) ke level 1.920,03, dengan saham sektor kosmetik dan konsumen membukukan keuntungan terbesar diantara 10 kelompok industri utama penyokong indeks S & P 500.
Indeks Nasdaq juga menguat 22,87 poin (0,5 persen) ke level 4.247,95.
Nilai mata uang dolar AS melemah terhadap mata uang mitra dagang utama AS. (viva.co.id)
Dilansir CNBC, Jumat 30 Mei 2014, Departemen Perdagangan AS merilis, produk domestik bruto AS turun 1 persen pada tingkat tahunan di kuartal pertama 2014. Penurunan PDB tersebut memicu investor memperkirakan ekonomi AS akan pulih dari kontraksi pertama dalam tiga tahun. Hal itu memberi angin segar pada pasar saham.
Selain itu, pulihnya nilai imbal hasil (yield) treasury untuk 10 tahun di Amerika Serikat juga menjadi sentimen positif bagi pasar saham. Pada penutupan perdagangan Kamis waktu setempat, yield trasury untuk 10 tahun berbalik naik 2 basis poin menjadi 2,461 persen, setelah sebelumnya jatuh di level terendah sejak Juni yakni 2,3971.
Laporan lain yakni klaim pengangguran jatuh 27.000 hingga 300.000 pada pekan lalu, lebih rendah dibandingkan perkiraan sebelumnya 326.000.
"Jumlah terbarunya adalah positif, dan membawa rata-rata dalam empat minggu terakhir 311.500, jumlah terendah sejak Agustus 2007," ujar Peter Boockvar, Chief Market Analyst Lindsey Group.
Setelah sebelumnya sempat jatuh 12 poin, indeks Dow Jones Industrial Average ditutup naik 65,56 poin (0,4 persen) ke level 16.698,74, dengan saham Merck & Co memimpin kenaikan saham blue-chip.
Sementara itu indeks S & P 500 mencapai rekor intraday untuk tiga sesi berturut-turut, dan ditutup menguat 10,25 poin (0,5 persen) ke level 1.920,03, dengan saham sektor kosmetik dan konsumen membukukan keuntungan terbesar diantara 10 kelompok industri utama penyokong indeks S & P 500.
Indeks Nasdaq juga menguat 22,87 poin (0,5 persen) ke level 4.247,95.
Nilai mata uang dolar AS melemah terhadap mata uang mitra dagang utama AS. (viva.co.id)
0 komentar:
Post a Comment