Gedung DPR-RI |
Suarasitaronews.com-Jakarta : Wakil ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Bambang Widjojanto menyambut Pilkada tidak langsung dengan menyesal, dimana proses Pilkada tersebut merupakan tantangan pada masa reformasi sekarang ini.
Hal tersebut diungkapkannya melihat hak rakyat untuk memilih langsung mulai dari Presiden, dan kepala daerah langsung oleh rakyat telah dicabut, sehingga era reformasi kini telah terancam. Berbagai alasan yang diungkapkan yakni, pemborosan anggaran negara hingga rentan korupsi.
"Selamat datang tantangan strategis di orde reformasi," Cetus Widjojanto, Selasa (30/9) memberi pandangan, dikutip dari detik.com.
Perlahan, masyarakat mulai melek politik. Mulai lahir pemimpin yang mumpuni dari hasil pilihan rakyat. Misalnya saja Wali Kota Bandung Ridwan Kamil, Wali Kota Surabaya Risma, Wali Kota Bogor Bima Arya, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo, Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas, hingga Bupati Bantaeng Nurdin Abdullah seperti ditulis detik.com
Kedepanya lanjutnya lagi, akan lahir lagi pemimpin yang benar-benar dipilih langsung dari nurani rakyat. Mereka memilih karena seseorang memang layak. Tapi kini, UU Pilkada sudah diketok DPR. Suara rakyat kini diwakilkan lewat DPRD, mirip zaman orde baru.
"Kita lihat dalam satu tahun kedepan, apa yang akan terjadi," terang Bambang mengutarakan kekecewaannya pada pengesahan UU Pilkada.
Dengan pengesahan UU Pilkada dan sistem politik yang berubah, Bambang menyimpan harapan. Semoga saja, KPK bisa tegar menghadapi tantangan yang mungkin muncul. Demikian juga rakyat Indonesia.
"Semoga, KPK beserta seluruh jajarannya terus menerus dikuatkan hatinya, dikokohkan keyakinannya, dijaga integritasnya, ditingkatkan kompetensinya dan dimampukan untuk menghindar dari segala jebakan dan godaan dari kekuasaan yang tidak berpihak pada kepentingan kemaslahatan," Ucapnya. (erga)
Hal tersebut diungkapkannya melihat hak rakyat untuk memilih langsung mulai dari Presiden, dan kepala daerah langsung oleh rakyat telah dicabut, sehingga era reformasi kini telah terancam. Berbagai alasan yang diungkapkan yakni, pemborosan anggaran negara hingga rentan korupsi.
"Selamat datang tantangan strategis di orde reformasi," Cetus Widjojanto, Selasa (30/9) memberi pandangan, dikutip dari detik.com.
Perlahan, masyarakat mulai melek politik. Mulai lahir pemimpin yang mumpuni dari hasil pilihan rakyat. Misalnya saja Wali Kota Bandung Ridwan Kamil, Wali Kota Surabaya Risma, Wali Kota Bogor Bima Arya, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo, Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas, hingga Bupati Bantaeng Nurdin Abdullah seperti ditulis detik.com
Kedepanya lanjutnya lagi, akan lahir lagi pemimpin yang benar-benar dipilih langsung dari nurani rakyat. Mereka memilih karena seseorang memang layak. Tapi kini, UU Pilkada sudah diketok DPR. Suara rakyat kini diwakilkan lewat DPRD, mirip zaman orde baru.
"Kita lihat dalam satu tahun kedepan, apa yang akan terjadi," terang Bambang mengutarakan kekecewaannya pada pengesahan UU Pilkada.
Dengan pengesahan UU Pilkada dan sistem politik yang berubah, Bambang menyimpan harapan. Semoga saja, KPK bisa tegar menghadapi tantangan yang mungkin muncul. Demikian juga rakyat Indonesia.
"Semoga, KPK beserta seluruh jajarannya terus menerus dikuatkan hatinya, dikokohkan keyakinannya, dijaga integritasnya, ditingkatkan kompetensinya dan dimampukan untuk menghindar dari segala jebakan dan godaan dari kekuasaan yang tidak berpihak pada kepentingan kemaslahatan," Ucapnya. (erga)
0 komentar:
Post a Comment