 |
| Ilustrasi foto |
Suarasitaronews.com-Jakarta : Persaingan bunga deposito Perbankan di Indonesia yang mencapai 11% per tahun yang berada diatas rata-rata bunga deposito saat ini hanya 7-8% per tahunya, mendapat perhatian dari Bank sentral Jerman.
Pasalnya perang bunga deposito tersebut dilakukan sebab, merupakan salah satu cara perbankan untuk mengantisipasi ketatnya likuiditas.
Dewan komisaris Bank sentral Jerman Andreas Dombret, memberikan pandangan bahwa, tidak ada perang bunga deposito dalam perbankan Eropa, malahan Bank sentral Eropa akan membantu bank-bank untuk menjaga likuiditas di sektor perbankan, melalui kebijakanya dengan menerapkan suku bunga yang rendah sebagai acuan, dikutip dari detik.com Kamis (25/9) pagi tadi.
"Likuiditas di Eropa bukan hanya mengenai suku bunga rendah tapi pelaksanaan untuk berusaha melakukan sesuatu unkonvensional yang dilakukan bank sentral, sekarang ini bank-bank di kawasan Eropa tanpa pembatasan, dengan jaminan mendapatkan tambahan likuiditas dari bank sentral, penting dengan jaminan dan tanpa batasan, ini membuat bank-bank sangat likuid," ujar Dombret.
Diungkapkanya pula, kebijakan menetapkan suku bunga acuan rendah dari bank sentral akan membantu perbankan dalam menjaga kestabilan likuiditasnya.
"saya tidak bisa mengatakan satu per satu bank tapi saya bisa mengatakan sektor perbankan-nya. Intinya likuiditas perbankan di Eropa sangat tinggi. Yang dikarenakan bahwa Bank Sentral Eropa (ECB) memberikan kemungkinan pengumpulan likuiditas dalam jumlah besar mengingat interest rate, suku bunga rendah," jelasnya.
Pasalnya perang bunga deposito tersebut dilakukan sebab, merupakan salah satu cara perbankan untuk mengantisipasi ketatnya likuiditas.
Dewan komisaris Bank sentral Jerman Andreas Dombret, memberikan pandangan bahwa, tidak ada perang bunga deposito dalam perbankan Eropa, malahan Bank sentral Eropa akan membantu bank-bank untuk menjaga likuiditas di sektor perbankan, melalui kebijakanya dengan menerapkan suku bunga yang rendah sebagai acuan, dikutip dari detik.com Kamis (25/9) pagi tadi.
"Likuiditas di Eropa bukan hanya mengenai suku bunga rendah tapi pelaksanaan untuk berusaha melakukan sesuatu unkonvensional yang dilakukan bank sentral, sekarang ini bank-bank di kawasan Eropa tanpa pembatasan, dengan jaminan mendapatkan tambahan likuiditas dari bank sentral, penting dengan jaminan dan tanpa batasan, ini membuat bank-bank sangat likuid," ujar Dombret.
Diungkapkanya pula, kebijakan menetapkan suku bunga acuan rendah dari bank sentral akan membantu perbankan dalam menjaga kestabilan likuiditasnya.
"saya tidak bisa mengatakan satu per satu bank tapi saya bisa mengatakan sektor perbankan-nya. Intinya likuiditas perbankan di Eropa sangat tinggi. Yang dikarenakan bahwa Bank Sentral Eropa (ECB) memberikan kemungkinan pengumpulan likuiditas dalam jumlah besar mengingat interest rate, suku bunga rendah," jelasnya.
Meski demikian, Dombret mengakui, rencana Bank Sentral Amerika Serikat (AS) untuk menaikkan tingkat suku bunganya tentu akan berpengaruh terhadap negara-negara lain di dunia termasuk Eropa dan Indonesia.
Dengan naiknya tingkat suku bunga di AS, memungkinkan akan banyak aliran dana masuk ke negeri Paman Sam tersebut.
"Apa yang kita bicarakan mengenai politik moneter Amerika (kenaikan Fed Rate), kelihatannya itu menunggu pada satu normalisasi, dia bergerak ke arah situ, itu mempengaruhi seluruh dunia termasuk di Eropa,"Tutupnya (erga)
0 komentar:
Post a Comment