Anjing yang bisa menebar penyakit rabies |
Suarasitaronews.com-Ondong Siau : Sejak
beberapa hari terakhir, warga Kabupaten Sitaro dihebohkan dengan merebaknya
penyakit rabies yang melanda bumi karangetang mondolokang kolo-kolo. Dalam satu
bulan terakhir saja, sudah terdapat dua warga setempat meninggal dunia akibat
virus yang disebabkan oleh gigitan anjing gila tersebut. Ironisnya, masyarakat
pun heran dengan upaya Pemerintah Kabupaten Sitaro melalui dinas terkait dalam
menanggulangi Virus rabies. Apalagi
dalam tahun 2013, angka kematian mencapai 30 orang jiwa. Tentu dalam hal ini
masyarakat tidak ingin kedepannya angka tersebut terus mengalami kenaikan."Rabies
jangan dipandang sebelah mata, karena seorang yang positif rabies angka kematiannya
seratus persen." ujar mahasiswa Unsrat asal Sitaro yang enggan disebutkan
namanya.
Menurutnya, meski begitu bukan berarti penyakit rabies ini tak bisa
ditangani, bahkan tergolong mudah dilakukan, hanya saja masyarakat secara umum belum
mengetahui cara penanganan kasus gigitan anjing pangkal mula penyakit rabies. "Banyak
macam, ada masyarakat yang menanggap tidak berbahaya. Contoh seperti kasus di Minahasa Utara kemarin, saat pasien
kena rabies malah pergi ke dukun, akhirnya si pasien meninggal dunia," terangnya, Rabu (16/7) siang tadi.
Ia menyarankan , Pemkab
Sitaro melalui Dinas Kesehatan harus
lebih gencar memberikan sosialisasi di beberapa tempat. Agar masyarakat bisa lebih
memahami akan bahaya virus rabies "Dinkes seharusnya lebih giat turun
promosi, mengadakan penyelidikan. Tapi harus intens sosialisasi ke masyarakat,"
katanya.
Ia menambahkan, dengan
pemberian Vaksin anti rabies (VAR) tanpa pemberian serum anti rabies (SAR) atau rabies
immunoglobulin (RIG) pada kasus gigitan anjing berisiko
tinggi seperti luka dalam dan lokasi gigitan
dari lengan keatas. Pemberian SAR dan VAR
adalah standarbaku internasional. "Sanksi
atau tanggung jawab moral pada pemilik anjing yang menggigit orang belum nampak.
Sehingga masyarakat merasa tidak terlibat dalam pencegahan rabies. Oleh karena
itu, bagaimana upaya pemerintah kedepan agar bisa memberikan pehamanan lebih
kepada masyarakat." Terangnya
Sementara camat Siau Timur N.
Erens Takalamingan menanggapi positif dengan saran yang disampaikan anak putra
daerah tersebut. Ia mengatakan penanggulangan rabies di Sitaro memang belum optimal
karena ancaman wabah makin meningkat.
"Kasus gigitan anjing terus bertambah sementara vaksinasi
massal berjalan lamban untuk memenuhi target. Mengapa? Karena disetiap
kecamatan hanya dua orang saja tim penanggulangan rabies. Seharusnya ada
penambahan agar pengerjaan bisa lebih intens,"terangnya
Terpisah Kadis Kesehatan
Sitaro Dr. Samuel Raule.MKes ketika dikonfirmasi menjelaskan pihaknya akan
tetap berupaya memberikan pemahaman kepada masyarakat melalui browsur-browsur
yang telah kami edarkan terkait dengan bahayanya Virus Rabies. "Selain itu
kesadaran masyarakat juga kita butuhkan," aku Raule.
Ia juga meminta, bagi warga yang
terkena gigitan anjing agar secepatnya melaporkan ke puskesmas terdekat. "Karena
disetiap puskesmas sudah ada tempat rabies center. Agar bisa mendapatkan
VAR". pinta Raule.
Namun Ketika ditanya
pencemaran Virus Rabies antar manusia ia menjelaskan "Masyarakat juga harus
mewaspadai risiko penularan rabies antar manusia. Paparan virus ini bisa
terjadi lewat kontak langsung melalui cairan air liur atau luka terbuka yang
menjadi sumber virus.
"Sudah ada kasus penularan rabies antara pasien dan
petugas medis di Indonesia. Jadi harus waspada, dan yang terpapar langsung harus
segera mendapat vaksin,” ujar Raule (rags).
0 komentar:
Post a Comment