|
WARTA KOTA/ NUR ICHSAN |
Suarasitaronews.com - Jakarta : Tahun depan pemerintah melalui lembaga
publik Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan akan
mengoperasionalkan program Jaminan Pensiun Bagi Pekerja.
Namun hingga saat ini Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP) terkait program tersebut masih dalam pembahasan.
"Kami berharap RPP Jaminan Pensiun dapat segera diharmonisasi menjadi
Peraturan Pemerintah sebagai bentuk tanggung jawab Pemerintah kepada
konstitusi dan rakyat," ujar Ketua Umum Serikat Pekerja BPJS
Ketenagakerjaan, Abdurrahman Irsyadi, Kamis (3/7).
Irsyadi mengatakan Program Jaminan Pensiun yang akan diselenggarakan oleh BPJS Ketenagakerjaan
sesuai amanah konstitusi RI dan UU No. 40 thn 2004 tentang SJSN, dan UU
No.24 tahun 2011 tentang BPJS hendaknya didukung oleh semua kalangan.
Menurutnya, Indonesia saat ini mempunyai potensi yang sangat besar
dan diperkirakan akan mendapatkan bonus demografi di tahun 2030. Potensi
ini sangat menguntungkan perekonomian negara.
"Masyarakat pekerja dan pengusaha diharapkan dapat saling berkontribusi dalam mewujudkan kesejahteraan bersama" papar Irsyadi.
Penundaan Program Jaminan Pensiun adalah langkah mundur. "Salah satu
pertanda kemakmuran suatu bangsa adalah adanya jaminan terhadap program
pensiun bagi warganya" Imbuh Irsyadi.
Irsyadi menerangkan bahwa Program Jaminan Pensiun di Indonesia sangat
diperlukan, walaupun memulainya secara bertahap, seperti halnya
negara-negara lain. "penyelenggaraanya dapat dilakukan secara
profesional, prudent, dan berkelanjutan" ujarnya.
Saat ini menurutnya 8 persen adalah ideal untuk program Jaminan
Pensiun, dan ditanggung bersama oleh Pekerja dan Pengusaha. " 3 persen
pekerja dan 5 persen Pengusaha" katanya. (tribunnews.com)
Jakarta -
Tim Harga Minyak Indonesia menyebutkan harga rata-rata mentah Indonesia
pada bulan Juni 2014 berdasarkan perhitungan Formula ICP mencapai US$
108,95 per barel, naik US$ 2,75 per barel dari bulan Mei 2014 yang
mencapai US$ 106,20 per barel.
Seperti yang dikutip dari situs
Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Kementerian Energi Sumber Daya
Mineral (ESDM), Jumat (4/7/2014) harga Minas/SLC pada Juni 2014 mencapai
US$ 111,61 per barel atau naik US$ 3,44 per barel dari bulan sebelumnya
yang mencapai US$ 108,17 per barel.
Kenaikan harga minyak mentah Indonesia ini sejalan dengan kenaikan harga minyak mentah utama di pasar internasional yaitu:
Brent (ICE) naik sebesar US$ 2,73 per barel dari US$ 109,24 per barel menjadi US$ 111,97 per barel.
Basket OPEC naik sebesar US$ 2,42 per barel dari US$ 105,44 per barel menjadi US$ 107,86 per barel.
WTI (Nymex) naik sebesar US$ 3,36 per barel dari US$ 101,79 per barel menjadi US$ 105,15 per barel.
Kenaikan harga minyak mentah utama di pasar internasional disebabkan oleh beberapa faktor yaitu:
Kekhawatiran pasar atas gangguan pasokan minyak mentah akibat
meningkatnya ketegangan geopolitik di negara-negara non OPEC seperti
Rusia dan Ukraina serta di negara-negara OPEC seperti Irak.
Berdasarkan laporan International Energy Agency (IEA) bulan Juni 2014,
proyeksi permintaan minyak mentah dunia tahun 2014 meningkat sekitar 10
ribu barel per hari dibanding bulan sebelumnya dan sesuai laporan OPEC
bulan Juni 2014, grafik kuartalan permintaan minyak mentah dunia
menunjukkan pertumbuhan postif/peningkatan pada kuartal ke 2 tahun 2014.
Berdasarkan laporan Energy Information Administration (EIA) bulan Juni
2014, tingkat stok mingguan minyak mentah komersial Amerika Serikat pada
bulan Juni 2014 mengalami penurunan sebesar 1,4 juta barel dibandingkan
bulan sebelumnya.
Berdasarkan laporan OPEC dan laporan IEA
bulan Juni 2014, terdapat peningkatan rate operasional kilang-kilang
pengolahan di Amerika sebesar 0,7 percen dibanding bulan sebelumnya dan
kondisi musiman driving season yang dimulai bulan Juni.
Berdasarkan laporan OPEC bulan Juni 2014, kondisi perekonomian dunia
terus mengalami perbaikan. Proyeksi pertumbuhan perekonomian dunia tahun
2014 sebesar 3,4% lebih tinggi dari tahun 2013 sebesar 2,9%.
"Untuk kawasan Asia Pasifik, kenaikan harga minyak terjadi karena
perekonomian yang stabil dan cenderung membaik di China dan India serta
peningkatan permintaan minyak mentah di China dan permintaan naphta di
Korea Selatan untuk kebutuhan petrochemical," pungkasnya. - See more at:
http://bisnis.liputan6.com/read/2072834/harga-minyak-indonesia-lebih-mahal-us-275-per-barel#sthash.0L83gAtq.dpuf
Jakarta -
Tim Harga Minyak Indonesia menyebutkan harga rata-rata mentah Indonesia
pada bulan Juni 2014 berdasarkan perhitungan Formula ICP mencapai US$
108,95 per barel, naik US$ 2,75 per barel dari bulan Mei 2014 yang
mencapai US$ 106,20 per barel.
Seperti yang dikutip dari situs
Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Kementerian Energi Sumber Daya
Mineral (ESDM), Jumat (4/7/2014) harga Minas/SLC pada Juni 2014 mencapai
US$ 111,61 per barel atau naik US$ 3,44 per barel dari bulan sebelumnya
yang mencapai US$ 108,17 per barel.
Kenaikan harga minyak mentah Indonesia ini sejalan dengan kenaikan harga minyak mentah utama di pasar internasional yaitu:
Brent (ICE) naik sebesar US$ 2,73 per barel dari US$ 109,24 per barel menjadi US$ 111,97 per barel.
Basket OPEC naik sebesar US$ 2,42 per barel dari US$ 105,44 per barel menjadi US$ 107,86 per barel.
WTI (Nymex) naik sebesar US$ 3,36 per barel dari US$ 101,79 per barel menjadi US$ 105,15 per barel.
Kenaikan harga minyak mentah utama di pasar internasional disebabkan oleh beberapa faktor yaitu:
Kekhawatiran pasar atas gangguan pasokan minyak mentah akibat
meningkatnya ketegangan geopolitik di negara-negara non OPEC seperti
Rusia dan Ukraina serta di negara-negara OPEC seperti Irak.
Berdasarkan laporan International Energy Agency (IEA) bulan Juni 2014,
proyeksi permintaan minyak mentah dunia tahun 2014 meningkat sekitar 10
ribu barel per hari dibanding bulan sebelumnya dan sesuai laporan OPEC
bulan Juni 2014, grafik kuartalan permintaan minyak mentah dunia
menunjukkan pertumbuhan postif/peningkatan pada kuartal ke 2 tahun 2014.
Berdasarkan laporan Energy Information Administration (EIA) bulan Juni
2014, tingkat stok mingguan minyak mentah komersial Amerika Serikat pada
bulan Juni 2014 mengalami penurunan sebesar 1,4 juta barel dibandingkan
bulan sebelumnya.
Berdasarkan laporan OPEC dan laporan IEA
bulan Juni 2014, terdapat peningkatan rate operasional kilang-kilang
pengolahan di Amerika sebesar 0,7 percen dibanding bulan sebelumnya dan
kondisi musiman driving season yang dimulai bulan Juni.
Berdasarkan laporan OPEC bulan Juni 2014, kondisi perekonomian dunia
terus mengalami perbaikan. Proyeksi pertumbuhan perekonomian dunia tahun
2014 sebesar 3,4% lebih tinggi dari tahun 2013 sebesar 2,9%.
"Untuk kawasan Asia Pasifik, kenaikan harga minyak terjadi karena
perekonomian yang stabil dan cenderung membaik di China dan India serta
peningkatan permintaan minyak mentah di China dan permintaan naphta di
Korea Selatan untuk kebutuhan petrochemical," pungkasnya. - See more at:
http://bisnis.liputan6.com/read/2072834/harga-minyak-indonesia-lebih-mahal-us-275-per-barel#sthash.0L83gAtq.dpuf
Jakarta -
Tim Harga Minyak Indonesia menyebutkan harga rata-rata mentah Indonesia
pada bulan Juni 2014 berdasarkan perhitungan Formula ICP mencapai US$
108,95 per barel, naik US$ 2,75 per barel dari bulan Mei 2014 yang
mencapai US$ 106,20 per barel.
Seperti yang dikutip dari situs
Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Kementerian Energi Sumber Daya
Mineral (ESDM), Jumat (4/7/2014) harga Minas/SLC pada Juni 2014 mencapai
US$ 111,61 per barel atau naik US$ 3,44 per barel dari bulan sebelumnya
yang mencapai US$ 108,17 per barel.
Kenaikan harga minyak mentah Indonesia ini sejalan dengan kenaikan harga minyak mentah utama di pasar internasional yaitu:
Brent (ICE) naik sebesar US$ 2,73 per barel dari US$ 109,24 per barel menjadi US$ 111,97 per barel.
Basket OPEC naik sebesar US$ 2,42 per barel dari US$ 105,44 per barel menjadi US$ 107,86 per barel.
WTI (Nymex) naik sebesar US$ 3,36 per barel dari US$ 101,79 per barel menjadi US$ 105,15 per barel.
Kenaikan harga minyak mentah utama di pasar internasional disebabkan oleh beberapa faktor yaitu:
Kekhawatiran pasar atas gangguan pasokan minyak mentah akibat
meningkatnya ketegangan geopolitik di negara-negara non OPEC seperti
Rusia dan Ukraina serta di negara-negara OPEC seperti Irak.
Berdasarkan laporan International Energy Agency (IEA) bulan Juni 2014,
proyeksi permintaan minyak mentah dunia tahun 2014 meningkat sekitar 10
ribu barel per hari dibanding bulan sebelumnya dan sesuai laporan OPEC
bulan Juni 2014, grafik kuartalan permintaan minyak mentah dunia
menunjukkan pertumbuhan postif/peningkatan pada kuartal ke 2 tahun 2014.
Berdasarkan laporan Energy Information Administration (EIA) bulan Juni
2014, tingkat stok mingguan minyak mentah komersial Amerika Serikat pada
bulan Juni 2014 mengalami penurunan sebesar 1,4 juta barel dibandingkan
bulan sebelumnya.
Berdasarkan laporan OPEC dan laporan IEA
bulan Juni 2014, terdapat peningkatan rate operasional kilang-kilang
pengolahan di Amerika sebesar 0,7 percen dibanding bulan sebelumnya dan
kondisi musiman driving season yang dimulai bulan Juni.
Berdasarkan laporan OPEC bulan Juni 2014, kondisi perekonomian dunia
terus mengalami perbaikan. Proyeksi pertumbuhan perekonomian dunia tahun
2014 sebesar 3,4% lebih tinggi dari tahun 2013 sebesar 2,9%.
"Untuk kawasan Asia Pasifik, kenaikan harga minyak terjadi karena
perekonomian yang stabil dan cenderung membaik di China dan India serta
peningkatan permintaan minyak mentah di China dan permintaan naphta di
Korea Selatan untuk kebutuhan petrochemical," pungkasnya. - See more at:
http://bisnis.liputan6.com/read/2072834/harga-minyak-indonesia-lebih-mahal-us-275-per-barel#sthash.0L83gAtq.dpuf
0 komentar:
Post a Comment