Suarasitaronews.com-Manado : Tim All Stars bulu tangkis Djarum memulai aktifitas mereka di Manado,
Selasa kemarin, dengan mengadakan pertemuan bersama wartawan.
Tiba dari bandara Sam Ratulangi Manado, tim langsung diantar menuju ke Swiss-bell hotel tempat mereka menginap. Tanpa ada waktu istirahat yang panjang, digelar pertemuan dengan wartawan di Sulawesi Utara, membahas mengenai bulu tangkis di Sulawesi Utara khususnya Manado.
Hadir sebagai pemateri di antaranya Roy Mewoh Sekretaris Pengda PBSI Sulut, Lius Pongoh legenda bulu tangkis asal Sulut, Christian Hadinata dari Djarum All Stars, dan Basuki Yusuf dari PBSI pusat bidang pengembangan.
Pertemuan berlangsung santai, dimulai dengan penjelasan mengenai tujuan kegiatan Djarum All Stars di Manado, selain akan melatih namun juga mencari bibit muda bulutangkis berbakat di Manado. "Ini sebagai bentuk silaturahmi budaya melalui bulu tangkis," jelas Lius Pongoh.
Kegiatan seperti ini juga untuk menjaga popularitas bulu tangkis di Indonesia khususnya di Manado yang selama ini mencetak pemain hebat, bahkan masih berjaya hingga saat ini seperti Gresya Polii dan Liliyana Natsir.
Sementara itu, Christian Hadinata mengatakan, kunjungan ke Sulut untuk memotivasi warga khususnya usia produktif untuk bisa memajukan bulutangkis.
Roy Mewoh menambahkan, Sulut juga rutin mengadakan kompetisi bulu tangkis tahunan, juga di beberapa daerah, untuk menjaring bibit-bibit muda berbakat, yang bisa membawa nama Sulut sampai ke tingkat nasional.
"Memang ada kendala juga untuk kegiatan di daerah, namun kami akan terus berupaya supaya pertandingan seperti itu bisa kami gelar, tapi untuk saat ini baru event tahunan saja yang kami gelar," jelas dia.
Sementara itu, Basuki Yusuf menjelaskan bahwa PBSI saat ini sudah memasukkan pelajaran dasar bulutangkis dalam mata pelajaran Penjaskes untuk tiap sekolah. "Ada buku level satu permainan, level dua, dan seterunya dalam buku Penjaskes," ujarnya.
Selain disediakan buku, PBSI juga menyiapkan tim pengajar dan silabusnya, untuk dapat diterapkan ditiap sekolah. "Kami juga menggelar pertandingan rutin setahun sekali, dan kejuaraan juga," jelasnya.
Djarum Foundation menurut Pongoh juga siap memberikan pelatihan terhadap para pelatih di daerah, serta menyediakan sertifikat. "Kalau ada pertandingan di daerah, biasanya Djarum juga sering memberikan bantuan, seperti kejuaraan Provinsi," ucapnya.
Jika ada anak yang hendak mengikuti audisi masuk pelatihan Djarum Foundation, dibuka pendaftaran pada 5 September, namun menggunakan biaya sendiri. "Kalau sudah diterima, dan menjalani pelatihan, jika bagus maka akan dibiayai selama sekitar 2 tahun dan jika berprestasi maka akan diteruskan, " jelasnya.(Tribun Manado.com)
Tiba dari bandara Sam Ratulangi Manado, tim langsung diantar menuju ke Swiss-bell hotel tempat mereka menginap. Tanpa ada waktu istirahat yang panjang, digelar pertemuan dengan wartawan di Sulawesi Utara, membahas mengenai bulu tangkis di Sulawesi Utara khususnya Manado.
Hadir sebagai pemateri di antaranya Roy Mewoh Sekretaris Pengda PBSI Sulut, Lius Pongoh legenda bulu tangkis asal Sulut, Christian Hadinata dari Djarum All Stars, dan Basuki Yusuf dari PBSI pusat bidang pengembangan.
Pertemuan berlangsung santai, dimulai dengan penjelasan mengenai tujuan kegiatan Djarum All Stars di Manado, selain akan melatih namun juga mencari bibit muda bulutangkis berbakat di Manado. "Ini sebagai bentuk silaturahmi budaya melalui bulu tangkis," jelas Lius Pongoh.
Kegiatan seperti ini juga untuk menjaga popularitas bulu tangkis di Indonesia khususnya di Manado yang selama ini mencetak pemain hebat, bahkan masih berjaya hingga saat ini seperti Gresya Polii dan Liliyana Natsir.
Sementara itu, Christian Hadinata mengatakan, kunjungan ke Sulut untuk memotivasi warga khususnya usia produktif untuk bisa memajukan bulutangkis.
Roy Mewoh menambahkan, Sulut juga rutin mengadakan kompetisi bulu tangkis tahunan, juga di beberapa daerah, untuk menjaring bibit-bibit muda berbakat, yang bisa membawa nama Sulut sampai ke tingkat nasional.
"Memang ada kendala juga untuk kegiatan di daerah, namun kami akan terus berupaya supaya pertandingan seperti itu bisa kami gelar, tapi untuk saat ini baru event tahunan saja yang kami gelar," jelas dia.
Sementara itu, Basuki Yusuf menjelaskan bahwa PBSI saat ini sudah memasukkan pelajaran dasar bulutangkis dalam mata pelajaran Penjaskes untuk tiap sekolah. "Ada buku level satu permainan, level dua, dan seterunya dalam buku Penjaskes," ujarnya.
Selain disediakan buku, PBSI juga menyiapkan tim pengajar dan silabusnya, untuk dapat diterapkan ditiap sekolah. "Kami juga menggelar pertandingan rutin setahun sekali, dan kejuaraan juga," jelasnya.
Djarum Foundation menurut Pongoh juga siap memberikan pelatihan terhadap para pelatih di daerah, serta menyediakan sertifikat. "Kalau ada pertandingan di daerah, biasanya Djarum juga sering memberikan bantuan, seperti kejuaraan Provinsi," ucapnya.
Jika ada anak yang hendak mengikuti audisi masuk pelatihan Djarum Foundation, dibuka pendaftaran pada 5 September, namun menggunakan biaya sendiri. "Kalau sudah diterima, dan menjalani pelatihan, jika bagus maka akan dibiayai selama sekitar 2 tahun dan jika berprestasi maka akan diteruskan, " jelasnya.(Tribun Manado.com)
0 komentar:
Post a Comment