Suarasitaronews.com-Ondong Siau : Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dan Organisasi Masyarakat
(Ormas), di Sitaro tak lagi berdengung dalam memperjuangkan aspirasi masyarakat warga negeri 47 pulau ini.
Hal itu pun menjadi pertanyaan sejumlah kalangan masyarakat, dimana peran para LSM ini kian menurun drastis dalam melakukan pengawasan dan menampung aspirasi masyarakat. Berbagai dugaan pun timbul dari masyarakat dimana, para aliansi masyarakat itu telah di tunggangi politik dan di iming-imingi proyek, sehingga, tidak menjalakankan tugasnya dengan baik.
"Saya melihat LSM
dan Ormas yang ada di Sitaro, ibaratnya singa ompong. Dulu mereka sangat
berani berkoar melalui media, sekarang sudah menjadi pengecut," sembur sumber Suarasitaronews.com, Selasa (3/6) siang tadi.
Dugaan-dugaan tersebut, langsung mendapat tanggapan dari Sekretaris
LSM Sitaro Corruption Wacth (SCW) Halasan Tampubolon. "Saat ini kami
bukannya diam, kami tetap mengkritisi pembangunan yang ada di Sitaro,"
ungkap Tampubolon.
Terpisah, bendahara LSM Sumaka B. Rawung, kepada media ini mengatakan, pihaknya belum mendapatkan informasi yang akurat dan masih mengumpulkan data terlebih dahulu sebelum menyampaikannya ke pemerintah daerah.
"Kami masih menghimpun data dan informasi yang akurat, sebelum di sampaikan ke Pemerintah" ujar Rawung.
Sementara itu, Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik
(Kesbangpol) Sitaro Frans Purawouw, mengatakan LSM dan Ormas di
Kabupaten Sitaro berjumlah 15 organisasi. "Yang terdaftar di Kesbangpol
ada 7 LSM dan 8 Ormas," rincinya. Selain itu, Porawouw menegaskan, semua
LSM dan Ormas di Sitaro wajib melaporkan kegiatannya tiap tahun.
"Ya,
harus ada laporan kegiatan agar jelas keberadaannya. Itu pun, wajib
dilaporkan tiap tahun," tegas Porawouw. Apalagi menurutnya, pihak
Kesbangpol meminta agar LSM dan Ormas yang ada, untuk bisa mendaftar
kembali. Sebab, disinyalir ada beberapa LSM dan Ormas yang sudah tidak
aktif. "Namun hingga saat ini, belum ada yang mendaftarkan kembali,"tutup Purawouw. (erga)
0 komentar:
Post a Comment