Ilustrasi (Foto Reuters) |
Suarasitaronews.com-Baghdad : Ulama Syiah yang berpengaruh di Irak, Moqtada al-Sadr bersumpah akan
mengalahkan militan Sunni yang terus melancarkan serangan. Di sisi lain,
Al-Sadr menolak kedatangan penasihat militer Amerika Serikat ke Irak.
Al-Sadr gencar melawan tentara AS selama keberadaaan militer AS di Irak selama 9 tahun. Kini, Al-Sadr juga menyuarakan perlawanan terhadap kehadiran penasihat militer AS yang akan membantu militer Irak melawan miltian Sunni. Demikian seperti dilansir AFP, Kamis (25/6/2014).
Otoritas Irak kini tengah memerangi militan Sunni yang tergabung dalam kelompok Islamic State of Iraq and the Levant (ISIL), yang telah menguasai lima provinsi di Irak. Pernyataan ini disampaikan Al-Sadr di saat militer Irak tengah berupaya keras melawan serangan militan terhadap kota-kota penting dan juga infrastrukturnya.
"Kami akan mengalahkan kebodohan dan ekstremisme," tegas Al-Sadr dalam pidatonya yang ditayangkan televisi setempat dari kota sakral Syiah, Najaf.
Beberapa hari sebelumnya, pasukan yang loyal terhadap Al-Sadr menggelar parade dengan membawa senjata di Sadr City, Baghdad sebelah utara dan bersumpah akan melawan serangan militan.
Sebelumnya, otoritas AS menegaskan komitmennya untuk membantu Irak dalam memerangi militan ISIL yang mengganggu keamanan dan stabiitas negara tersebut. Namun AS tidak mengerahkan pasukan tempurnya ke lokasi, melainkan dengan mengirimkan sejumlah penasihat militer untuk membantu militer Irak.
PBB mencatat, krisis keamanan yang dipicu militan ISIL ini telah merenggut sedikitnya 1.075 nyawa, dalam jangka waktu antara 5 Juni hingga 22 Juni. Menanggapi situasi ini, PBB menambah bantuan keuangan kepada Irak, hingga mencapai US$ 312 juta.(detik.com)
Al-Sadr gencar melawan tentara AS selama keberadaaan militer AS di Irak selama 9 tahun. Kini, Al-Sadr juga menyuarakan perlawanan terhadap kehadiran penasihat militer AS yang akan membantu militer Irak melawan miltian Sunni. Demikian seperti dilansir AFP, Kamis (25/6/2014).
Otoritas Irak kini tengah memerangi militan Sunni yang tergabung dalam kelompok Islamic State of Iraq and the Levant (ISIL), yang telah menguasai lima provinsi di Irak. Pernyataan ini disampaikan Al-Sadr di saat militer Irak tengah berupaya keras melawan serangan militan terhadap kota-kota penting dan juga infrastrukturnya.
"Kami akan mengalahkan kebodohan dan ekstremisme," tegas Al-Sadr dalam pidatonya yang ditayangkan televisi setempat dari kota sakral Syiah, Najaf.
Beberapa hari sebelumnya, pasukan yang loyal terhadap Al-Sadr menggelar parade dengan membawa senjata di Sadr City, Baghdad sebelah utara dan bersumpah akan melawan serangan militan.
Sebelumnya, otoritas AS menegaskan komitmennya untuk membantu Irak dalam memerangi militan ISIL yang mengganggu keamanan dan stabiitas negara tersebut. Namun AS tidak mengerahkan pasukan tempurnya ke lokasi, melainkan dengan mengirimkan sejumlah penasihat militer untuk membantu militer Irak.
PBB mencatat, krisis keamanan yang dipicu militan ISIL ini telah merenggut sedikitnya 1.075 nyawa, dalam jangka waktu antara 5 Juni hingga 22 Juni. Menanggapi situasi ini, PBB menambah bantuan keuangan kepada Irak, hingga mencapai US$ 312 juta.(detik.com)
0 komentar:
Post a Comment