Suarasitaronews.com-Jakarta : Deklarasi tim pemenangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa di Yogyakarta,
Ahad, 1 Juni 2014, dibumbui cerita rahasia masa lalu Prabowo saat masih
aktif sebagai tentara. Adik Prabowo, Hashim Djojohadikusumo, menuturkan,
saat masih menjabat Panglima Komando Strategis Angkatan Darat pada masa
kepemimpinan Presiden B.J. Habibie, kakaknya sudah mulai diganggu
atasannya yang kini menjadi Ketua Umum Partai Hati Nurani Rakyat,
Wiranto.
Gangguan itu adalah menjatuhkan citra Prabowo sebagai petinggi militer terkait dengan kejujurannya dalam kepemilikan harta kekayaan. "Panglima ABRI saat itu ingin mencari bukti, apakah Prabowo maling (duit negara) atau tidak," kata Hashim kepada ratusan orang yang hadir dalam deklarasi Merah Putih di posko pemenangan Prabowo-Hatta di Yogyakarta.
Kala itu, kata Hashim, tanpa alasan jelas, Markas Besar ABRI tiba-tiba membentuk dan mengirim tim pemeriksa keuangan untuk menyelidiki asal usul harta kekayaan Prabowo. "Karena tim pertama tak berhasil dan Prabowo tak terbukti, tim kedua dibentuk lagi, dan tetap gagal (menemukan penyimpangan Prabowo)," ujarnya.
Hashim berseloroh, tim pemeriksa keuangan TNI kala itu terkejut karena menemukan Prabowo ternyata bukan maling. "Tapi malah menemukan Prabowo sebagai dermawan karena pundi kas Kostrad saat dipimpin Prabowo justru meningkat dan fasilitasnya lengkap," tuturnya.
Salah satu fasilitas yang diberikan Prabowo kepada satuan tentara kala itu adalah alat pemeriksa denyut jantung. "Jadi, jika 16 tahun silam Prabowo tidak korupsi, saya jamin,
mulai Oktober tahun ini juga tidak akan korupsi," kata Hashim, yang disambut riuh hadirin deklarasi.
Ketua tim sukses Prabowo-Hatta di DIY, Herry Zudianto, mengatakan Indonesia tak sekadar butuh pemimpin yang jujur, tapi juga tegas, punya keberanian, dan kemandirian seperti Prabowo.
Gangguan itu adalah menjatuhkan citra Prabowo sebagai petinggi militer terkait dengan kejujurannya dalam kepemilikan harta kekayaan. "Panglima ABRI saat itu ingin mencari bukti, apakah Prabowo maling (duit negara) atau tidak," kata Hashim kepada ratusan orang yang hadir dalam deklarasi Merah Putih di posko pemenangan Prabowo-Hatta di Yogyakarta.
Kala itu, kata Hashim, tanpa alasan jelas, Markas Besar ABRI tiba-tiba membentuk dan mengirim tim pemeriksa keuangan untuk menyelidiki asal usul harta kekayaan Prabowo. "Karena tim pertama tak berhasil dan Prabowo tak terbukti, tim kedua dibentuk lagi, dan tetap gagal (menemukan penyimpangan Prabowo)," ujarnya.
Hashim berseloroh, tim pemeriksa keuangan TNI kala itu terkejut karena menemukan Prabowo ternyata bukan maling. "Tapi malah menemukan Prabowo sebagai dermawan karena pundi kas Kostrad saat dipimpin Prabowo justru meningkat dan fasilitasnya lengkap," tuturnya.
Salah satu fasilitas yang diberikan Prabowo kepada satuan tentara kala itu adalah alat pemeriksa denyut jantung. "Jadi, jika 16 tahun silam Prabowo tidak korupsi, saya jamin,
mulai Oktober tahun ini juga tidak akan korupsi," kata Hashim, yang disambut riuh hadirin deklarasi.
Ketua tim sukses Prabowo-Hatta di DIY, Herry Zudianto, mengatakan Indonesia tak sekadar butuh pemimpin yang jujur, tapi juga tegas, punya keberanian, dan kemandirian seperti Prabowo.
(tempo.co)
0 komentar:
Post a Comment