Suarasitaronews.com-Siau : Setiap kita diciptakan berpasang-pasangan oleh Allah SWT.
Kita saja yang tidak tahu entah dimana sang bidadari atau pangeran itu berada.
Karena memang itu adalah rahasia Ilahi. Namun ketika kita berkeinginan untuk
menikah, maka jangan terlalu idealis dalam memilih calon pendamping kita.
Memang sebagai manusia kita pasti menginginkan seorang pendamping yang sempurna
(dalam segala hal; fisik, materi, keluarga, diennya) baik di mata kita bahkan
di mata orang lain
Perlu kita yakini, Allah menciptakan laki-laki dan permpuan
itu dengan segala kelebihan dan juga kelemahannya. Maka pilihlah yang baik
agama & akhlaknya. Insya Allah, engkau akan memperoleh kebaikan di dunia
& di akhirat. Yakin bahwa Allah akan memberi pendamping hidup yang tepat
bagi kita & pada waktu yang tepat pula. Insya Allah.
Jangan pernah mencari seorang pendamping yang ideal, tapi
carilah pendamping yang tepat untuk kita. Carilah yang tepat dengan kepribadian kita, dengan
akhlak kita, dengan agama kita. Karena pada kenyataannya tidak semua orang
pintar itu membutuhkan pasangan yang pintar pula. Tidak semua perempuan yang
cantik itu mengidamkan laki-laki yang gagah alias tampan dan begitu juga
sebaliknya.
Dalam keseharian kita sering berdo’a, untuk meminta pasangan
yang baik, sholeh/sholehah, pintar, cerdas, kaya (hati dan harta),
cantik/tampan dan sebagainya namun kita sering lupa untuk mendo’akan agar sang
Pangeran atau sang Bidadari itu tetap kokoh, tetap istiqomah dalam beragama,
mencari dan mencintai kebaikan dan menjauhkan diri dari segala maksiat. inilah
yang sering kita abaikan. Kita harus tetap mendo’akannya, walau kita tidak tahu
entah dimana “DIA” berada, siapa orangnya, dan kapan “DIA” akan dipertemukan
dengan kita. Makanya, perbanyaklah berdo’a. Amien.
Oleh karena itu, “Janganlah pernah engkau mencari pasangan
yang sholeh/sholehah, tapi BERUSAHALAH untuk menjadi PRIBADI yang
sholeh/sholehah dan menjadi pribadi yang MEMANG PANTAS untuk mendapatkan yang
sholeh/sholehah.
Sebab, seorang perempuan yang Sholehah hanya untuk laki-laki
yang sholeh dan sebaliknya. Kemudian, setelah mendapatkannya, ingatlah wahai para istri,
tetaplah menjadi istri yang sholehah, dengan patuh dan taat kepada suami anda.
bukankah Rasulullah SAW bersabda: Sukakah kamu aku ceritakan bakal istrimu di
surga ? Para sahabat menjawab: “Tentulah kami suka wahai Baginda.” Maka
Rasulullah SAW bersabda, ” Yaitu setiap istri yang kasih sayang dan banyak
anak, dan apabila ia diganggu oleh suaminya lalu ia menyerahkan dirinya dan
berkata, “Inilah tanganku terserah kepadamu, aku tidak ada dapat tidur hingga
engkau rela kepadaku.” (HR. Thabrani).
Juga dalam hadits lain beliau katakan, dari Abu Hurairah ra,
dia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda : Seandainya aku boleh memerintahkan
seseorang untuk bersujud maka aku akan memerintahkan seorang perempuan ( istri
) untuk bersujud kepada suaminya ( Ibnu Majah, hasan shahih 1853 ).
Seorang istri wajib taat dan patuh kepada suaminya apabila
suaminya memerintahkan segala sesuatu yang baik tanpa syarat apa pun. Namun
apabila suami memerintahkan sesuatu yang bertentangan dengan tuntunan Al Qur’an
dan Hadits maka istri tidak wajib mentaatinya bahkan wajib mengingatkan dan
menolaknya dengan cara-cara yang ma’ruf.
Hal ini berawal ketika seorang suami sedang berbicara kepada
istrinya maka istri harus mendengarkannya dengan penuh perhatian dan tidak
memotong pembicaraan suami. Ketika istri hendak menyampaikan pendapat tentang
berbagai hal, maka hendaknya istri memilih ucapan yang baik dengan tutur kata
yang indah dan lembut serta sedapat mungkin menghindari pembicaraan yang tidak
disukai oleh suami. Sikap inilah yang Insya Allah akan membuat suami merasa
nyaman dan senang dan mengarahkan suami betah dan bahagia berada di rumahnya.
Akhirnya bisa membuat terhindarnya suami dari hal – hal yang tidak diinginkan
yang mungkin akan terjadi di luar rumah.
Banyak sekali saat ini istri yang mempunyai latar belakang
pendidikan lebih tinggi dibandingkan dengan suaminya. Sehingga istri lebih
banyak tahu bebagai hal dibandingkan dengan suaminya. Walaupun demikian ketika
istri terlibat sebuah pembicaraan dengan suaminya maka sikap istri tidak boleh
mendominasi karena pengetahuannya yang dimilikinya tersebut. Dengarkanlah apa
yang disampaikan suami. Pahami tiap kalimat demi kalimat dan maksudnya.
Mintalah izin untuk menyampaikan pendapat. Sampaikan pendapat dengan memilih
kata – kata yang lembut dan indah yang disukai suami. Sebuah interaksi dialog
yang indah akan terjadi antara suami dan istri.
Janganlah engkau banyak berargumen apalagi alasan – alasan
yang dibuat – buat apabila suami sudah jelas memerintahkan hal – hal yang baik.
Sesuai dengan tuntunan syariat. Segeralah untuk menunaikannya. Suami akan
senang hatinya. Dan suami akan ridha terhadap istrinya. Inilah yang kelak akan
menghantarkan seorang istri untuk mendapatkan syurga Allah SWT dengan
kebahagiaan abadi sebagai imbalannya. Karena Rasulullah SAW bersabda : Setiap
istri yang meninggal dunia dan suaminya meridhainya maka ia pasti akan masuk
Sorga”. ( HR. At-Tirmidz, iHasan dalam Kitab Riyadus Shaalihiin).
Semoga kita yang masih lajang segera dipertemukan Allah
dengan pasangan kita. Dan yang sudah dipertemukan dengan pasangannya semoga
menjadi keluarga yang sakinah, mawaddah, wa rahmah, menjadi keluarga dakwah;
yang tidak hanya mensholehkan diri dan keluarga tapi juga berusaha menjadikan
orang lain dan keluarga mereka menjadi sholeh pula dan menjadi pendukung dakwah
Rasulullah. Amin(masjid, Al-jihad/rags)
0 komentar:
Post a Comment