 |
Jenderal Abdel Fattah al-Sisi (foto Reuters) |
Suarasitaronews.com-Mesir : Jenderal Abdel Fattah al-Sisi, yang Juli tahun lalu memimpin kudeta
militer atas Presiden Mohamed Mursi, mencalonkan diri sebagai pemimpin
baru Mesir. Maka dia mengundurkan diri sebagai panglima angkatan
bersenjata negara Arab itu untuk menjadi calon presiden pada pemilu yang
dijadwalkan berlangsung April mendatang.
"Saya mengumumkan niat untuk mencalonkan diri sebagai presiden Republik Arab Mesir," kata al-Sisi dalam pidato yang disiarkan televisi nasional pada Rabu malam waktu setempat, seperti dikutip kantor berita Reuters. "Hanya dukungan dari kalian yang akan memberikan saya kehormatan yang besar ini," lanjut dia.
Al-sisi pun siap pensiun dari karier militer untuk berambisi jadi presiden. "Benar, hari ini [Rabu] adalah kali terakhir saya berseragam militer. Namun saya akan terus berjuang setiap hari agar Mesir bebas dari ketakutan dan terorisme," kata jenderal berusia 59 tahun itu, yang juga menanggalkan jabatan sebagai menteri pertahanan.
Bila menang pada pemilihan umum presiden mendatang, al-Sisi bertekad akan menstabilkan Mesir dari gangguan serangan teror kaum militan, yang sering muncul sejak dia menggulingkan Mursi dari kursi presiden. Jenderal Sedki Sobhi, yang saat ini menjabat kepala staf militer, diperkirakan menggantikan al-Sisi sebagai panglima militer merangkap menteri pertahanan.
Menurut stasiun al-Jazeera, pengumuman al-Sisi ini muncul bersamaan dengan laporan tewasnya seseorang dalam aksi unjuk rasa menentang keputusan pengadilan Senin kemarin, yang memvonis mati lebih dari 500 orang pendukung Ikhwanul Muslimin atas tuduhan pembunuhan.
Walau pimpinan mereka sudah banyak yang ditangkap, para pendukung kelompok ini terus melancarkan demonstrasi. Mereka marah kepada militer dan pemerintahan sementara soal kudeta atas Mursi, yang didukung Ikhwanul Muslimin.
Mursi sebenarnya merupakan presiden yang dipilih melalui Pemilu demokratis pertama di Mesir pada 2012 setelah sekian lama dipimpin rezim Hosni Mubarak, yang digulingkan lewat revolusi rakyat pada 2011. Namun, merasa pemerintahan Mursi mulai mengobarkan militansi yang dianggap bisa ganggu stabilitas dan kepentingan mereka, militer pimpinan al-Sisi setahun kemudian melancarkan kudeta. Militer lalu bentuk pemerintahan transisi untuk mempersiapkan pemilihan umum.
Mursi pun sejak itu mendekam di balik penjara dan tengah diadili atas berbagai kasus yang membuatnya terancam hukuman mati. Sementara itu, pemerintah dukungan militer sudah menyatakan Ikhwanul sebagai kelompok teroris dan terlarang.(Viva.co.id)
"Saya mengumumkan niat untuk mencalonkan diri sebagai presiden Republik Arab Mesir," kata al-Sisi dalam pidato yang disiarkan televisi nasional pada Rabu malam waktu setempat, seperti dikutip kantor berita Reuters. "Hanya dukungan dari kalian yang akan memberikan saya kehormatan yang besar ini," lanjut dia.
Al-sisi pun siap pensiun dari karier militer untuk berambisi jadi presiden. "Benar, hari ini [Rabu] adalah kali terakhir saya berseragam militer. Namun saya akan terus berjuang setiap hari agar Mesir bebas dari ketakutan dan terorisme," kata jenderal berusia 59 tahun itu, yang juga menanggalkan jabatan sebagai menteri pertahanan.
Bila menang pada pemilihan umum presiden mendatang, al-Sisi bertekad akan menstabilkan Mesir dari gangguan serangan teror kaum militan, yang sering muncul sejak dia menggulingkan Mursi dari kursi presiden. Jenderal Sedki Sobhi, yang saat ini menjabat kepala staf militer, diperkirakan menggantikan al-Sisi sebagai panglima militer merangkap menteri pertahanan.
Menurut stasiun al-Jazeera, pengumuman al-Sisi ini muncul bersamaan dengan laporan tewasnya seseorang dalam aksi unjuk rasa menentang keputusan pengadilan Senin kemarin, yang memvonis mati lebih dari 500 orang pendukung Ikhwanul Muslimin atas tuduhan pembunuhan.
Walau pimpinan mereka sudah banyak yang ditangkap, para pendukung kelompok ini terus melancarkan demonstrasi. Mereka marah kepada militer dan pemerintahan sementara soal kudeta atas Mursi, yang didukung Ikhwanul Muslimin.
Mursi sebenarnya merupakan presiden yang dipilih melalui Pemilu demokratis pertama di Mesir pada 2012 setelah sekian lama dipimpin rezim Hosni Mubarak, yang digulingkan lewat revolusi rakyat pada 2011. Namun, merasa pemerintahan Mursi mulai mengobarkan militansi yang dianggap bisa ganggu stabilitas dan kepentingan mereka, militer pimpinan al-Sisi setahun kemudian melancarkan kudeta. Militer lalu bentuk pemerintahan transisi untuk mempersiapkan pemilihan umum.
Mursi pun sejak itu mendekam di balik penjara dan tengah diadili atas berbagai kasus yang membuatnya terancam hukuman mati. Sementara itu, pemerintah dukungan militer sudah menyatakan Ikhwanul sebagai kelompok teroris dan terlarang.(Viva.co.id)
0 komentar:
Post a Comment