Kepala PLN rayon Siau Roby Mandagi (foto SSN) |
Suarasitaronews.com-Ulu Siau : Menanggapi tudingan yang muncul terhadap perusahaan BUMN itu, kepala PLN rayon Siau Roby Mandagi saat di konfirmasi Suarasitaronews.com Rabu (24/2) pagi tadi meski tak paham dengan tudingan tersebut, ia dengan santai membantah pernyataan tersebut.
"Justru tahun ini per satu januari, nanti kami yang menghubugi Instalatir. Karena kita mendaftarnya satu pintu di PLN, kemudian PLN itu wajib mencari instalatir sama konsulir. Nah sekarang, kan biaya Instalasi ada sama mereka kenapa itu di bilang pungli ke kita?? tidak ada pungutan sebasar tuju ratus ribu itu. sementara karena ini satu pintu, mereka harus ada orang di sini (PLN)." ujar Mandagi.
Diakuinya pula, pada tahun sebelumnya instalatir yang melakukan pemasangan baru memang belum seperti saat ini yang telah diarahkan satu pintu.
"jadi ada kalanya instalatir yang datang kemari (PLN) karena setelah mereka memasang Instalasi,
baru mereka datang melapor ke PLN." ungkap Mandagi.
"masuk ke PLN itu hanya BP (Biaya Penyambungan) sesuai dengan daya. Daya 1.200 itu Rp1.280.000, kalau daya 900 itu Rp850.000," Jelas Mandagi.
Terkait dengan kegiatan PLN ke luar daerah, kepala PLN juga mengaku belum ada kegiatan ke luar daerah di tahun 2016 apa lagi saperti yang di sangkakan mau ke bali itu.
Tak hanya itu, Mandagi juga mengungkapkan nama 2 perusahaan yang memiliki instalatir, yang saat ini terdaftar dan memasukkan data perusahaan di PLN yang bertugas untuk melakukan pemasangan baru instalasi listrik.
"jadi ada dua perusahaan instalatir. PT. Daya Tehnik, dan yang satunya lagi, Tromosia dan diluar itu tidak diakui PLN." ungkap Mandagi.
Sementara untuk total jumah pemasangan baru Instalasi listrik di wilayah Sitaro sepanjang tahun 2016 terdapat 500 pasang baru.
"Yang banyak pasang baru itu program dari pemerintah pusat listri gratis sebanyak 250 ditambah yang reguler total 500." rinci dia.
Mandagi juga menghimbau seluruh Instalatir untuk terbuka kepada PLN ketika mendapatkan permasaalahan baik itu di lapangan maupun di PLN.
"Jadi jangan misalnya ketidak puasan di dalam, terus keluar. bagaimana kita bekerja sama kalau model seperti itu? namun harus terbuka agar dicarikan solusi yang baik." tutupnya. (Erga)
0 komentar:
Post a Comment