Website Dikpora Kotamobagu saat dibuka. Terlampir bahasa pemograman web gratisan. |
Suarasitaronews.com-Kotamobagu : Dinas Pendidikan Pemuda dan
Olahraga (Dikpora) beserta website seluruh sekolah se-Kotamobagu, yang
telah menelan anggaran lebih dari 200 juta tersebut, dibuat dengan
teknologi website gratisan.
Berdasarkan
penelusuran wartawan media ini, hampir seluruh website sekolah tersebut
belum memiliki isi (content) sama sekali meski telah berjalan seminggu
lebih, belum lagi hampir seluruh website itu terkesan dibuat seadanya
alias asal jadi, terlihat dari beberapa bagian yang belum rampung
seperti bagian footer website.
Arpan
Parutang, Kepala Jurusan Multimedia SMKN 1 Kotamobagu, saat
dikonfirmasi membenarkan hal tersebut, dikatakannya content management
system (CMS) yang digunakan kemungkinan belum usai dirubah. “Hingganya
bagian footer website tersebut masih bertuliskan Dikpora Bitung,”
katanya.
Saat disinggung besaran
anggaran yang digunakan untuk membangun website tersebut, dirinya
mengakui bahwa website itu belumlah berbanding dengan besarnya anggaran.
”Untuk website dengan kualitas yang ada sekarang, anggaran yang
digunakan terlalu besar,” ungkap Parutang.
Tak
hanya itu, website dengan 101 sub domain, ternyata hanya merupakan satu
website saja, sementara untuk semua sekolah hanya mendapatkan sub
domain dari website utama milik Dinas Dikpora Kotamobagu yang dinamai
dikporakotamobagu.net.
Rudhi Maya,
salah satu web development mengatakan, penggunaan domain .net (baca. dot
net) pada website milik pemerintah daerah sangat tidak sesuai dengan
aturan yang ada. “Harusnya website pemerintahan mengunakan domain .go.id
atau minimal .co.id.” bebernya. Dikatakannya lagi, untuk pembuatan
sebuah CMS (content management system) yang akan diterapkan pada website
pemerintahan minimal harus dibuat sendiri oleh programmer-nya.
“Saya
menilai, website Dikpora KK walaupun dibuat oleh programmer dari
dikporakotamobagu.net setidaknya harus beda dengan CMS lainnya, karena
website tersebut jika dibandingkan dengan CMS khusus sekolah yang
diberikan secara gratis oleh tim Balitbang Depdiknas, sangatlah jauh
kualitasnya, baik dari segi pengelolaan admin sampai user interface,”
kata Rudhi.
Sementara itu Kepala
Dinas Pendidikan pemuda dan Olahraga (Dikpora) Kotamobagu Sa’ir Lentang
MAP, saat ini dikonfirmasi wartawan, mengatakan bahwa mereka masih akan
mengadakan konsultasi dengan pihak pengembang web mengenal perihal
tersebut.
Hal ini juga mendapat
sorotan dari anggota Relawan TIK Sulawesi Utara, Ibrahim Hiola. “Ini
bukan hal baru, coba kita lihat dikporabitung.net tampilan dan teknologi
nya juga sama. Hal ini sudah ada berlangsung di beberapa kabupaten kota
di Sulut dan bisa jadi pengembangnya juga oknum yang sama. Mungkin juga
pihak pemerintah tidak mengerti dengan website sehingga oknum tersebut
bisa se-enaknya membuat website murahan dengan harga miliaran.”
Tegasnya.
okemanado.com
Rags
rags@suarasitaronews.com
0 komentar:
Post a Comment