Sejumlah pedagang menduduki kantor DPRD |
foto ssn : Warga menolak relokasi pasar |
Suarasitaronews.com-Siau : Masyarakat bumi karangetang khususnya sejumlah pedagang Pasar tradisional Ulu Siau, menolak dengan adanya wacana atau rencana Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sitaro untuk melakukan relokasi pasar dalam waktu dekat. dimana, belum lama ini pemerintah melalui Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi (Disperindagkop) telah menyelesaikan pembangunan Los atau kios Pasar yang terletak di samping TK Mabura Kelurahan Tarorane Kecamatan Siau Timur, tetapi rencana tersebut nampaknya mendapat penolakan keras dari sejumlah pedagang.
Menurut mereka, lokasi Los Pasar tersebut, sangat tidak strategis sehingga bisa berakibat pendapatan para pedagang semakin menurun, " Disini kami sudah susah, pendapatan kami sudah sangat minim, tolong pemerintah jangan tambah susah kami lagi, "jerit sejumlah pedagang. Rabu, (22/10)
Menariknya, Aksi penolakan tersebut dilakukan di gedung DPRD Sitaro, dimana, kurang lebih dari 100 pedagang yang kesehariannya mencari nafkah di pasar Ulu Siau, Siang tadi telah menduduki Kantor DPRD untuk meminta kebijakan pemerintah agar tidak melakukan relokasi pasar. Tapi sayang, Kepala dinas Disperindagkop Sitaro yang telah ditunggu oleh Sejumlah wakil rakyat seperti Raymond Wulanta, Daniel Hinondaleng, Judson Laheba, Hardi Karya Tatodi dan Woldewin Sasue tidak dapat hadir. "Seharusnya Kepala dinas tekait harus hadir, jangan hanya diwakilkan," ucap Woldewin Sasue kepada sejumlah pedagang
Selain itu, Wacana yang dilakukan pemerintah tersebut tidak direncanakan jauh-jauh hari, sehingga membuat para pedagang belum siap untuk melakukan pemindahan. Apalagi pada bulan desember mendatang, merupakan bulan yang dinanti-nanti oleh sejumlah pedagang, karena puncak perekenomian Sitaro pada bulan itu sangat signifikan, "Pokoknya kami menolak relokasi pasar tahun ini, kalau memang harus pindah, harus dilakukan serentak,"kata warga serambi berharap relokasi pasar tidak dilakukan tahun ini
Sementara Kepala Bidang Pengolahan Pasar Fengki Mamarahi ketika dikonfirmasi menjelaskan, Relokasi pasar ini merupakan salah satu program pemerintah untuk meningkatkan atau memperbesar pasar dalam rangka penataan pasar. "Iya, kami mengerti, namun langkah relokasi ini merupakan pengembangan pasar,"aku Mamirahi kepada Suarasitaronews.com (rags)
Menurut mereka, lokasi Los Pasar tersebut, sangat tidak strategis sehingga bisa berakibat pendapatan para pedagang semakin menurun, " Disini kami sudah susah, pendapatan kami sudah sangat minim, tolong pemerintah jangan tambah susah kami lagi, "jerit sejumlah pedagang. Rabu, (22/10)
Menariknya, Aksi penolakan tersebut dilakukan di gedung DPRD Sitaro, dimana, kurang lebih dari 100 pedagang yang kesehariannya mencari nafkah di pasar Ulu Siau, Siang tadi telah menduduki Kantor DPRD untuk meminta kebijakan pemerintah agar tidak melakukan relokasi pasar. Tapi sayang, Kepala dinas Disperindagkop Sitaro yang telah ditunggu oleh Sejumlah wakil rakyat seperti Raymond Wulanta, Daniel Hinondaleng, Judson Laheba, Hardi Karya Tatodi dan Woldewin Sasue tidak dapat hadir. "Seharusnya Kepala dinas tekait harus hadir, jangan hanya diwakilkan," ucap Woldewin Sasue kepada sejumlah pedagang
Selain itu, Wacana yang dilakukan pemerintah tersebut tidak direncanakan jauh-jauh hari, sehingga membuat para pedagang belum siap untuk melakukan pemindahan. Apalagi pada bulan desember mendatang, merupakan bulan yang dinanti-nanti oleh sejumlah pedagang, karena puncak perekenomian Sitaro pada bulan itu sangat signifikan, "Pokoknya kami menolak relokasi pasar tahun ini, kalau memang harus pindah, harus dilakukan serentak,"kata warga serambi berharap relokasi pasar tidak dilakukan tahun ini
Sementara Kepala Bidang Pengolahan Pasar Fengki Mamarahi ketika dikonfirmasi menjelaskan, Relokasi pasar ini merupakan salah satu program pemerintah untuk meningkatkan atau memperbesar pasar dalam rangka penataan pasar. "Iya, kami mengerti, namun langkah relokasi ini merupakan pengembangan pasar,"aku Mamirahi kepada Suarasitaronews.com (rags)
0 komentar:
Post a Comment