 |
| Ilustrasi foto |
Suarasitaronews.com-Ondong Siau : Pemadaman listrik yang terjadi di Pulau Tagulandang ternyata tidak hanya mengecewakan masyarakat tetapi juga bagi pengusaha yang ada di daerah tersebut. Sehingga konsumen dan penerima jasa layanan listrik itu, hingga kini menjadi bertanya-tanya, sampai kapankah berakhirnya pemadaman listrik tersebut.
Seperti yang diketahui, awal mula pemadaman listrik di Tagulandang dimulai sejak tanggal 6 Oktober lalu, hingga berita ini diturunkan (27/10), dimana, pada minggu pertama pihak PLN setempat telah memberikan pelayanan listrik selama empat jam dalam sehari, Kendati begitu, dengan kondisi waktu yang singkat dan waktu pemadaman yang cukup lama tetap menimbulkan kerugian yang sangat besar bagi masyaakat
dan para pelaku usaha.
Ketua Pemuda Pancasila Sitaro Victor Salindeho angkat bicara soal itu, menurutnya untuk mengatasi kendala listrik, Manajemen PLN harus dapat bekerja keras dengan mencari berbagai solusi, bagaimana agar tidak terjadi lagi pemadaman atau kerusakan pada mesin, "Krisis listrik di Tagulandang itu seperti alur sinetron. Pemadaman listrik yang tak kunjung terselesaikan adalah cerita utamanya," katanya
Menurutnya sebuah sinetron, jalur cerita pemadaman listrik di Tagulandang sangat tidak menarik karena PLN sebagai pemeran utama tidak memiliki langkah cerdas, tepat, dan terukur dalam menyelesaikan masalah. Peran PLN justru terkesan "manja" dengan meminta pengertian dan kemakluman dari masyarakat agar menerima pemadaman listrik yang tidak diketahui batas akhirnya tersebut.
Kesan manja tersebut muncul karena PLN bukan hanya tidak mampu menyelesaikan krisis yang telah lama terjadi itu, melainkan meminta pengertian masyarakat atas ketidakmampuannya.
Menanggapi hal itu, pihak PLN Tagulandang ketika dihubungi oleh media melalui nomor 085340307464 terkait berita ini diturunkan belum juga tersambung. Bahkan dihubungi berkali-kali pihak yang bersangkutan tak kunjung mengangkat dan merespon sehingga terkesan acuh menanggapi klarifikasi media. (rags)
Seperti yang diketahui, awal mula pemadaman listrik di Tagulandang dimulai sejak tanggal 6 Oktober lalu, hingga berita ini diturunkan (27/10), dimana, pada minggu pertama pihak PLN setempat telah memberikan pelayanan listrik selama empat jam dalam sehari, Kendati begitu, dengan kondisi waktu yang singkat dan waktu pemadaman yang cukup lama tetap menimbulkan kerugian yang sangat besar bagi masyaakat
dan para pelaku usaha.
Ketua Pemuda Pancasila Sitaro Victor Salindeho angkat bicara soal itu, menurutnya untuk mengatasi kendala listrik, Manajemen PLN harus dapat bekerja keras dengan mencari berbagai solusi, bagaimana agar tidak terjadi lagi pemadaman atau kerusakan pada mesin, "Krisis listrik di Tagulandang itu seperti alur sinetron. Pemadaman listrik yang tak kunjung terselesaikan adalah cerita utamanya," katanya
Menurutnya sebuah sinetron, jalur cerita pemadaman listrik di Tagulandang sangat tidak menarik karena PLN sebagai pemeran utama tidak memiliki langkah cerdas, tepat, dan terukur dalam menyelesaikan masalah. Peran PLN justru terkesan "manja" dengan meminta pengertian dan kemakluman dari masyarakat agar menerima pemadaman listrik yang tidak diketahui batas akhirnya tersebut.
Kesan manja tersebut muncul karena PLN bukan hanya tidak mampu menyelesaikan krisis yang telah lama terjadi itu, melainkan meminta pengertian masyarakat atas ketidakmampuannya.
Menanggapi hal itu, pihak PLN Tagulandang ketika dihubungi oleh media melalui nomor 085340307464 terkait berita ini diturunkan belum juga tersambung. Bahkan dihubungi berkali-kali pihak yang bersangkutan tak kunjung mengangkat dan merespon sehingga terkesan acuh menanggapi klarifikasi media. (rags)
0 komentar:
Post a Comment