Jubir Presiden Julian Aldrin Pasha |
Suarasitaronews.com-Jakarta : Prabowo Subianto menilai Pilpres lalu seperti di negara komunis dan
lebih buruk dari pemilu di Korea Utara (Korut). Apa tanggapan Istana
Negara terhadap pernyataan Prabowo tersebut?
"Saya menyimak apa yang dimaksud Pak Prabowo. Yang dimaksud dia itu kalau ada hal-hal yang tidak terjadi sesuai dengan koridor demokratis, maka itu layaknya terjadi di negara-negara yang non demokrasi seperti negara otoriter atau totaliter tapi tak menyebut nama. Kan kita tidak ingin seperti itu," tutur Jubir Presiden Julian Aldrin Pasha di Kantor Presiden, Jl Veteran, Jakarta, Rabu (6/8).
Julian mengatakan Presiden SBY sendiri menilai Pilpres lalu sudah berjalan sesuai dengan apa yang diamanatkan UU. SBY juga menghormati sikap Prabowo-Hatta yang melakukan gugatan ke MK.
"Jadi pesan Presiden tunggu keputusannya yang mungkin akan dikeluarkan pada 21 atau 22 Agustus," jelasnya.
"Kita tunggu putusan MK pada 21 atau 22 Agustus, dari situ baru kita ketahui bersama seperti apa. Setelah itu baru bisa dikomentari," tutupnya.
Sebelumnya Prabowo Subianto menyuarakan kegalauan perolehan nol suara di ratusan TPS. Atas perolehan itu, dia menilai pelaksanaan Pilpres di Indonesia lebih buruk dari Korea Utara.
"Bahkan di Korea Utara pun tidak terjadi, mereka bikin 97,8 persen. Di kita, ada yang 100 persen, ini luar biasa. Ini hanya terjadi di negara totaliter, fasis dan komunis," kata Prabowo di ruang sidang MK, di Jl Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Rabu (6/8) (detik.com).
"Saya menyimak apa yang dimaksud Pak Prabowo. Yang dimaksud dia itu kalau ada hal-hal yang tidak terjadi sesuai dengan koridor demokratis, maka itu layaknya terjadi di negara-negara yang non demokrasi seperti negara otoriter atau totaliter tapi tak menyebut nama. Kan kita tidak ingin seperti itu," tutur Jubir Presiden Julian Aldrin Pasha di Kantor Presiden, Jl Veteran, Jakarta, Rabu (6/8).
Julian mengatakan Presiden SBY sendiri menilai Pilpres lalu sudah berjalan sesuai dengan apa yang diamanatkan UU. SBY juga menghormati sikap Prabowo-Hatta yang melakukan gugatan ke MK.
"Jadi pesan Presiden tunggu keputusannya yang mungkin akan dikeluarkan pada 21 atau 22 Agustus," jelasnya.
"Kita tunggu putusan MK pada 21 atau 22 Agustus, dari situ baru kita ketahui bersama seperti apa. Setelah itu baru bisa dikomentari," tutupnya.
Sebelumnya Prabowo Subianto menyuarakan kegalauan perolehan nol suara di ratusan TPS. Atas perolehan itu, dia menilai pelaksanaan Pilpres di Indonesia lebih buruk dari Korea Utara.
"Bahkan di Korea Utara pun tidak terjadi, mereka bikin 97,8 persen. Di kita, ada yang 100 persen, ini luar biasa. Ini hanya terjadi di negara totaliter, fasis dan komunis," kata Prabowo di ruang sidang MK, di Jl Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Rabu (6/8) (detik.com).
0 komentar:
Post a Comment