Suarasitaronews.com-Ondong Siau : Bukan lagi hal baru bagi warga
karamando, dimana setiap curah hujan dengan intensitas tinggi
mengguyur wilayah gunung Karangetang maka hampir
dipastikan ruas jalan yang menghubungkan kota Ulu dengan Ondong
sebagai ibukota kabupaten Sitaro akan terputus tepat di daerah Kali
Batu Awang-kelurahan Bebali.
Kejadian yang mengakibatkan terputusnya ruas jalan ini. Dinas Pekerja Umum Sitaro sudah menurunkan beberapa alat berat untuk mengeruk material yang berada tepat di bawah jembatan. Hal ini dilakukan untuk mencegah terjadinya penumpukan material dibawah jembatan yang bisa berdampak pada putusnya jembatan. Hal ini seperti dari pantauan awak media dilapangan, dimana alat berat sudah mulai bekerja mengerur material.
Kejadian yang mengakibatkan terputusnya ruas jalan ini. Dinas Pekerja Umum Sitaro sudah menurunkan beberapa alat berat untuk mengeruk material yang berada tepat di bawah jembatan. Hal ini dilakukan untuk mencegah terjadinya penumpukan material dibawah jembatan yang bisa berdampak pada putusnya jembatan. Hal ini seperti dari pantauan awak media dilapangan, dimana alat berat sudah mulai bekerja mengerur material.
Sementara Kadis PU Sitaro Plt Ir. J Sagune MT ketika dikonfirmasi mengatakan, beberapa alat berat sudah mulai diturunkan untuk melakukan mengeruk material yang berada dibawah jembatan. Namun untuk material yang sudah menumpuk diruas jalan.
" kebetulan ruas jalan itu kan
jalan provinsi, kemudian kami akan segera membuat usulan terkait
pengalihan yang akan dibuat di jalan salili, untuk dijadikan jalur
alternatif," kata Sagune Kamis, (21/8) siang tadi.
Terkait dengan Pembangunan Sabo Dam yang berada di kampung
kora-kora memang sangat bermanfaat sebagai pengendali lahar akibat letusan gunung berapi serta mencegah bahayanya longsor material pasir dan batu-batuan yang tertahan. Namun sepertinya manfaat seperti ini masih belum bisa dioptimalkan, Masalahnya kondisi sabo dam saat ini.
kora-kora memang sangat bermanfaat sebagai pengendali lahar akibat letusan gunung berapi serta mencegah bahayanya longsor material pasir dan batu-batuan yang tertahan. Namun sepertinya manfaat seperti ini masih belum bisa dioptimalkan, Masalahnya kondisi sabo dam saat ini.
Jika dilihat, sudah tidak mampu menampung material lagi. Karenanya, ketika terjadi hujan di gunung, material ikut meluncur, dan akibatnya timbunan material meluber, kemudian memenuhi wilayah di Ruas JalanUlu-Ondong.
Dari data yang berhasil dihinpum awak media, Proyek Sabo Dam yang berada di kampung kora-kora yang dibangun mencapai anggaran Rp2,339 miliar yang bersumber dari dana APBN ini masa kerjanya hanya 58 hari.
Sementara Dinas Pekerjaan Umum Sitaro Plt Ir. J Sagune MT ketika
dikonfirmasi tak menampik hal itu, "Proyek Sabo Dam itu dari Bali
Sungai, untuk masalah kontraktor dan sebagainya saya kurang tahu
karena mereka (Bali sungai,red) tidak pernah melapor ke kita (PU,red), apalagi papan proyeknya juga sudah tidak ada," tukasnya.(rags)
0 komentar:
Post a Comment