Presiden SBY |
Suarasitaronews.com-Jakarta : Pemilu Presiden di Indonesia 9 Juli mendatang secara khusus bakal
mendapatkan perhatian dunia internasional. Hal ini lantaran Indonesia
adalah negara demokrasi terbesar ketiga di dunia.
Juru Bicara Jokowi-JK Hasto Kristiyanto menilai, sorotan dunia internasional di sisi lain juga dipicu oleh kegagalan demokrasi di Mesir, Suriah dan Thailand.
"Karena itulah dunia internasional akan melihat apakah Presiden SBY
mampu menjaga transisi kepemimpinan nasional ini dengan lebih
demokratis dan lebih berkeadilan," kata Hasto lewat keterangan tertulis,
Senin (7/7).
Selain itu, menurut Hasto, dunia internasional akan melihat apakah SBY
sebagai Presiden RI mampu memastikan instruksinya agar TNI-Polri dan
aparatur negara lainnya bersikap netral serta tidak menggunakan
kekuasannya untuk memihak capres tertentu, bisa dijalankan dengan baik.
"Penyimpangan sedikit saja dari tidak netralnya TNI, Polri akan mencoreng wajah SBY sendiri," tegasnya.
Karena itulah, Hasto menambahkan, demi reputasi yang sudah dibangunnya di dunia internasional, SBY harus memastikan kembali akan netralitas tersebut benar-benar terjaga.
"Hal
ini penting agar apa yang terjadi di Hong Kong, di Jawa Timur, dan
pergerakan oknum Babinsa, serta oknum Kopassus, tidak terjadi lagi,"
harapnya.
Wakil Sekjen PDI Perjuangan ini mengimbau, ketimbang citranya rusak di dunia internasional, SBY sebaiknya kembali bertindak.
"Atas
kejadian proses pemungutan suara di Hong Kong kemarin, maka pengamat
internasional sekarang pun bergerak, agar Indonesia betul-betul bisa
menjadi teladan dalam demokrasi yang jurdil. Dan inilah pertaruhan SBY," cetus Hasto.(Merdeka.com)
0 komentar:
Post a Comment