Latest News

BANNER

BANNER
Friday, 4 July 2014

Menanti Lahirnya Kota Pintar di Indonesia


Ilustrasi konsep kota pintar (Schneider-Electric.com)

Suarasitaronews.com - Jakarta : Perkembangan sebuah kota di masa depan bakal mendatangkan problem tata kelola yang semakin kompleks. Menurut data Bappenas tahun 2013, pada 2025 mendatang diperkirakan lebih dari setengah populasi di Indonesia atau 67,5 persen penduduk ada di perkotaan. 


Dengan kondisi itu, sebuah solusi layanan publik kota mutlak diperlukan untuk mengatur tata kelola kota. 

Gagasan yang sejauh ini muncul untuk menghadapi problem kota di masa depan yaitu pembangunan kota pintar, sebuah kota yang terintegrasi dan dikendalikan oleh teknologi. 

Ketua Lembaga Pengembangan dan Inovasi Kewirausahaan Institut Teknologi Bandung (ITB), Suhono H Supangat mengatakan, salah satu hal yang penting dalam kota pintar yaitu kepastian integrasi teknologi bisa menjadi nilai manfaat bagi warga kota. Misalnya dalam hal transportasi publik, dibutuhkan kepastian waktu laju moda transportasi. 

"Harus ada kepastian untuk satu titik ke titik lainnya. Berapa menit saya sampai di suatu titik, itu sangat penting," ujar Supono ditemui dalam sebuah acara pengembang aplikasi di Menteng, Jakarta, Kamis malam, 3 Juli 2014. 

Ia mengatakan secara teknologi untuk mengembangkan sebuah kota pintar di Indonesia dapat dilakukan. Untuk tahap awal setidaknya bagaimana integrasi teknologi bisa dijalankan. 

Supono justru menyoroti faktor-faktor di non-teknis yang menjadi halangan peralihan sebuah kota yang ingin menuju kota pintar. 

Ia mencontohkan, agar layanan publik kota terintegrasi, antar dinas pertama kali harus memiliki standar aplikasi online yang sama. Setelah hal ini selesai dan satu visi, setelah itu bertahap ke jenjang selanjutnya. 

"Untuk melangkah, harus optimasi masing-masing sektor dinas, ini disamakan dulu. Kan dinas bisa punya aplikasi masing-masing. Setelah ini rampung, baru tahap integrasi," jelasnya. 

Namun di wilayah pengaturan birokrasi ini, kadang ditemukan sejumlah ketidaksiapan. 

Beberapa dinas harus menyesuaikan denga aturan yang ada, belum lagi problem perilaku sumber daya manusia birokrasi yang lambat mengadopsi sebuah terobosan. 

Untuk itulah, dalam momentum optimasi ini, Suhono memandang penting kehendak politik seorang pemimpin kota. "Bagaimanapun kepemimpinan penting, bagaimana dia (pemimpin kota) bisa mengarahkan birokrasi," kata dia. 

Supono menambahkan guna menuju kota pintar, sebuah kota setidaknya harus melalui tahapan-tahapan. Pertama inisiasi, pengondisian masing-masing sektor layanan publik (dinas), integrasi teknologi kota dan aplikasi kota pintar. 

Ia mengakui untuk mengembangkan sebuah kota yang terintegrasi dengan teknologi, infrastruktur menjadi hal yang penting. Tapi ia mengatakan problem infrastruktur jangan malah menghentikan ide kota pintar. Kota dengan basis teknologi harus tetap berjalan dengan keterbatsan infrastruktur. 

"Jalankan sistem dulu, agar sampai terintegrasi. Soal infrastruktur sambil jalan saja, sambil perbaikan, kita jalankan sistem integrasi," kata dia. 

Teknopolis Bandung

Salah satu kota yang tengah mencanangkan pengembangan kota pintar adalah kota Bandung. 

Supono yang juga merupakan Ketua e-Indonesia Initiatives itu mengungkapkan Pemerintah Kota Bandung sudah mengalokasikan sebuah kawasan baru seluas 400 hektar, sebagai lokasi pengembangan kota pintar. 

"Kota pintar ini akan dinamakan Bandung Teknopolis," katanya. Ia menyebutkan pencanangan kota pintar itu akan digulirkan pada 2016 mendatang.

Untuk pendanaan pengembangan kota pintar itu, Supono mengungkapkan akan memanfaatkan segala sumber daya yang ada. 

"Pendanaan ada 5 jenis, di antaranya memanfaatkan dana APBN, APBD, Public Private Partnership, dana tanggung jawab perusahaan (CSR) dan lainnya," ujarnya. 

Belum lama ini, Supono mengundang beberapa walikota di Indonesia untuk mempresentasikan ide pengembangan kota pintar. Keseriusan para walikota itu dibuktikan dengan kehadiran mereka di konferensi e-Indonesia Initiatives Forum yang ke-10. 

Acara yang dihelat di Aula Barat ITB ini dihadiri  4 walikota yaitu Walikota Bandung, Walikota Bogor, Walikota  Makasar dan Walikota Aceh. (viva.co.id)

  • Blogger Comments
  • Facebook Comments

0 komentar:

Item Reviewed: Menanti Lahirnya Kota Pintar di Indonesia Rating: 5 Reviewed By: dhani