Kadis Perikanan dan Kelautan Ir. Medy Ompi |
Suarasitaronews.com-Ondong Siau : Kelompok nelayan tradisional di Kabupaten
Sitaro Ulu Siau, kecewa dengan pabrik es yang dibangun pemerintah
setempat hingga kini masih terbengkelai. Berdasarkan Pemantauan suarasitaronews.com di lokasi pabrik es yang dibangun sejak lima tahun terakhir ini mubazir karena belum bisa dimanfaatkan secara optimal.
Bahkan, gudang pembuatan es balok untuk nelayan tradisional ini terlihat hanya dijadikan gudang penyimpanan barang-barang para pelaku usaha yang ada di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) .
Mestinya, pemkab Sitaro tidak membiarkan bangunan ini terlantar karena salah satu kebutuhan mendasar bagi nelayan untuk mengawetkan ikan setelah turun melaut.
Hal ini seperti dikeluhkan Hendrik Andreson, salah seorang nelayan tradisional mengakui, bangunan gedung pembuatan es balok dengan menghabiskan anggaran ratusan juta ini terkesan diterlantarkan oleh pemerintah setempat. "Kepedulian Pemkab Sitaro untuk mengurus pengoperasian pabrik es balok sangat mengecewakan," ungkapnya.
Kondisi ini tentu bisa mengakibatkan para nelayan saat mendapatkan hasil tangkapan dari melaut kesulitan mendapatkan pasokan es balok. "Pabrik es balok di Ulu ini hanya satu sementara tingkat kebutuhan es balok belum sebanding dengan kebutuhan jumlah nelayan yang ada di Siau," tuturnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Medy Ompi saat dikonfirmasi tak menampik dengan terlantarnya pabrik es. Ia mengatakan "Anggaran untuk produksi es masih belum ada, dan pabrik es bakal ditender," aku Medy kepada suarasitaronews.com.(rags)
Bahkan, gudang pembuatan es balok untuk nelayan tradisional ini terlihat hanya dijadikan gudang penyimpanan barang-barang para pelaku usaha yang ada di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) .
Mestinya, pemkab Sitaro tidak membiarkan bangunan ini terlantar karena salah satu kebutuhan mendasar bagi nelayan untuk mengawetkan ikan setelah turun melaut.
Hal ini seperti dikeluhkan Hendrik Andreson, salah seorang nelayan tradisional mengakui, bangunan gedung pembuatan es balok dengan menghabiskan anggaran ratusan juta ini terkesan diterlantarkan oleh pemerintah setempat. "Kepedulian Pemkab Sitaro untuk mengurus pengoperasian pabrik es balok sangat mengecewakan," ungkapnya.
Kondisi ini tentu bisa mengakibatkan para nelayan saat mendapatkan hasil tangkapan dari melaut kesulitan mendapatkan pasokan es balok. "Pabrik es balok di Ulu ini hanya satu sementara tingkat kebutuhan es balok belum sebanding dengan kebutuhan jumlah nelayan yang ada di Siau," tuturnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Medy Ompi saat dikonfirmasi tak menampik dengan terlantarnya pabrik es. Ia mengatakan "Anggaran untuk produksi es masih belum ada, dan pabrik es bakal ditender," aku Medy kepada suarasitaronews.com.(rags)
0 komentar:
Post a Comment