Suarasitaronews.com - : Badan Pusat Statistik (BPS)
mencatat bahwa neraca perdagangan RI untuk April 2014, mengalami defisit
US$1,96 miliar. Hal ini, disebabkan defisit sektor migas dan non migas.
Kepala BPS, Suryamin, Senin 2 Juni 2014, menjelaskan bahwa nilai ekspor April mencapai US$14,29 miliar atau mengalami penurunan sebesar 5,20 persen dibanding ekspor Maret 2014. Apabila dibanding periode yang sama pada 2013, capaian ekspor April tahun ini mengalami penurunan sebesar 3,16 persen.
Adapun nilai impor April 2014, mencapai US$16,26 miliar atau naik 11,93 persen dibanding Maret 2014. Namun, bila dibanding April 2013, capaian impor ini turun 1,26 persen.
"Defisit ini disebabkan oleh defisit migas US$1,06 miliar dan nonmigas US$901,5 juta," ujar Suryamin dalam jumpa pers di Jakarta.
Ia menambahkan, untuk periode Januari-April 2014, neraca perdagangan mengalami defisit US$894 juta. Hal ini, karena defisit sektor migas sebesar US$4,91 miliar.
"Tetapi, sektor non migas kita surplus US$3,927 miliar," kata Suryamin.
Sebelumnya, Bank Indonesia memprediksi peningkatan impor akan menyebabkan neraca perdagangan April 2014 mengalami defisit.
Kepala BPS, Suryamin, Senin 2 Juni 2014, menjelaskan bahwa nilai ekspor April mencapai US$14,29 miliar atau mengalami penurunan sebesar 5,20 persen dibanding ekspor Maret 2014. Apabila dibanding periode yang sama pada 2013, capaian ekspor April tahun ini mengalami penurunan sebesar 3,16 persen.
Adapun nilai impor April 2014, mencapai US$16,26 miliar atau naik 11,93 persen dibanding Maret 2014. Namun, bila dibanding April 2013, capaian impor ini turun 1,26 persen.
"Defisit ini disebabkan oleh defisit migas US$1,06 miliar dan nonmigas US$901,5 juta," ujar Suryamin dalam jumpa pers di Jakarta.
Ia menambahkan, untuk periode Januari-April 2014, neraca perdagangan mengalami defisit US$894 juta. Hal ini, karena defisit sektor migas sebesar US$4,91 miliar.
"Tetapi, sektor non migas kita surplus US$3,927 miliar," kata Suryamin.
Sebelumnya, Bank Indonesia memprediksi peningkatan impor akan menyebabkan neraca perdagangan April 2014 mengalami defisit.
Gubernur BI, Agus Martowardojo, Jumat lalu, 30 Mei 2014,
menjelaskan bahwa ada tekanan terhadap neraca perdagangan terkait persiapan
jelang Puasa dan Lebaran.
"Secara umum, sampai dengan Mei itu ekonomi kita baik. Tetapi, di neraca perdagangan perlu mendapat perhatian karena kelihatannya di April kita kembali mengalami defisit," ujar Agus di Jakarta. (viva.co.id)
"Secara umum, sampai dengan Mei itu ekonomi kita baik. Tetapi, di neraca perdagangan perlu mendapat perhatian karena kelihatannya di April kita kembali mengalami defisit," ujar Agus di Jakarta. (viva.co.id)
0 komentar:
Post a Comment