 |
| Ilustrasi. (Foto: Okezone) |
Suarasitaronews.com - JAKARTA : Krisis energi yang diprediksi akan terjadi
11 tahun mendatang harus segera dicarikan solusi. Pasalnya, Indonesia tidak
boleh bergantung lagi dengan energi fosil.
Wakil ketua dewan pembinaan partai Gerindra, Hasyim Djojohadikusumo, mengatakan dalam jangka waktu 70 tahun ke depan, Indonesia akan kehabisan batu bara. Karenanya, sebelum kehabisan energi tersebut, maka harus ada perbaikan.
"Kita harus mencari solusi, karena kalau tidak, 70 tahun lagi Indonesia bisa menjadi pengimpor energi terbesar di dunia," kata dia dalam acara Sarasehan Kedaulatan Energi Syarat Mutlak Ketahanan Bangsa, di Grand Sahid Jaya, Jakarta, Senin (2/6).
Menurutnya, alah satu program yang efektif untuk menekan laju penggunaan energi fosil adalah penggunaan Bahan Bakar Nabati (BBN). Menurutnya, melalui produksi bioetanol yang dihasilkan dari pohon aren bisa membantu Indonesia keluar dari krisis energi.
Hasyim melanjutkan, setiap harinya, 70 pohon aren per hektarnya bisa memproduksi penetesan rata-rata 13 liter dengan konsentrasi gula 11 persen. Jika dikalikan 365 hari, artinya dalam satu tahun pohon+pohon tersebut bisa menghasilkan 36,5 ton gula.
"Dan bila dikonversi ke etanol, volume bioetanol yang dihasilkan dalam satu tahun mencapai 24.000 liter bahan bakar per hektar, jumlah bio-etanol ini setara dengan 82 barel minyak," jelasnya.
Karenanya, untuk mengganti bahan bakar minyak (BBM) sebesar 1,4 juta barel per hari, Indonesia memerlukan 6,2 juta hektar lahan hutan pohon aren campuran. "Itu bisa kita realisasikan melalui kerjasama dengan kementerian BUMN, kehutanan dan tenaga kerja, jadi kita enggak perlu lagi mengekspor tenaga kerja Indonesia keluar negeri kecuali sebagai tenaga ahli," katanya.
Selain itu, penggunaan bioetanol sebagai pengganti BBM bisa memberikan banyak keuntungan. Salah satunya adalah bisa menghidupkan para petani tanaman aren sebagai bahan baku bioetanol.
"Selain itu dapat meningkatkan kualitas udara, mengurangi masalah pernapasan dari penggunaan kayu bakar, adanya kepastian energi yang terbarukan, tidak lagi ada kekhawatiran akan krisis minyak bumi," tukas dia. (okezone.com)
Wakil ketua dewan pembinaan partai Gerindra, Hasyim Djojohadikusumo, mengatakan dalam jangka waktu 70 tahun ke depan, Indonesia akan kehabisan batu bara. Karenanya, sebelum kehabisan energi tersebut, maka harus ada perbaikan.
"Kita harus mencari solusi, karena kalau tidak, 70 tahun lagi Indonesia bisa menjadi pengimpor energi terbesar di dunia," kata dia dalam acara Sarasehan Kedaulatan Energi Syarat Mutlak Ketahanan Bangsa, di Grand Sahid Jaya, Jakarta, Senin (2/6).
Menurutnya, alah satu program yang efektif untuk menekan laju penggunaan energi fosil adalah penggunaan Bahan Bakar Nabati (BBN). Menurutnya, melalui produksi bioetanol yang dihasilkan dari pohon aren bisa membantu Indonesia keluar dari krisis energi.
Hasyim melanjutkan, setiap harinya, 70 pohon aren per hektarnya bisa memproduksi penetesan rata-rata 13 liter dengan konsentrasi gula 11 persen. Jika dikalikan 365 hari, artinya dalam satu tahun pohon+pohon tersebut bisa menghasilkan 36,5 ton gula.
"Dan bila dikonversi ke etanol, volume bioetanol yang dihasilkan dalam satu tahun mencapai 24.000 liter bahan bakar per hektar, jumlah bio-etanol ini setara dengan 82 barel minyak," jelasnya.
Karenanya, untuk mengganti bahan bakar minyak (BBM) sebesar 1,4 juta barel per hari, Indonesia memerlukan 6,2 juta hektar lahan hutan pohon aren campuran. "Itu bisa kita realisasikan melalui kerjasama dengan kementerian BUMN, kehutanan dan tenaga kerja, jadi kita enggak perlu lagi mengekspor tenaga kerja Indonesia keluar negeri kecuali sebagai tenaga ahli," katanya.
Selain itu, penggunaan bioetanol sebagai pengganti BBM bisa memberikan banyak keuntungan. Salah satunya adalah bisa menghidupkan para petani tanaman aren sebagai bahan baku bioetanol.
"Selain itu dapat meningkatkan kualitas udara, mengurangi masalah pernapasan dari penggunaan kayu bakar, adanya kepastian energi yang terbarukan, tidak lagi ada kekhawatiran akan krisis minyak bumi," tukas dia. (okezone.com)
0 komentar:
Post a Comment