Suarasitaronews.com-Tailan : Indonesia
menyatakan keprihatinannya secara serius paska militer Thailand mengumumkan
darurat militer Selasa dini hari kemarin. Harian Singapura, Straits Times, 20 Mei 2014, melansir RI menyerukan
kepada Thailand agar konsisten menghormati proses konstitusional dan prinsip
demokrasi.
“Kami merasakan keprihatinan yang mendalam terhadap perkembangan yang terjadi di Thailand. Indonesia telah menyerukan agar proses konstitusional dihormati demi meningkatkan rekonsiliasi nasional dan persatuan. Paling penting, dapat mencerminkan keinginan dari rakyat Thailand,” kata Menteri Luar Negeri RI Marty Natalegawa.
Marty berharap perkembangan terbaru di Negeri Gajah Putih itu tidak akan melunturkan prinsip-prinsip konstitusional. RI juga berharap dan keadaan di Thailand akan segera normal.
Beberapa jam usai diumumkan darurat militer, warga Thailand tetap menjalankan aktivitas sehari-hari seperti biasa. Beberapa warga bahkan ada yang meminta untuk foto bersama dengan anggota militer. Anggota militer yang mengenakan jaket antipeluru dan membawa senjata pun bersedia menerima tawaran foto bersama dari para pejalan kaki.
Beberapa turis tampak berkumpul dan menatap bingung ke arah banyaknya pasukan di persimpangan Ratchaprasong, distrik yang dipenuhi hotel-hotel mewah dan pusat perbelanjaan. Area itu pula yang dijadikan lokasi demonstrasi usai militer melakukan tindak kekerasan kepada massa propemerintah, kaos merah, tahun 2010. Puluhan orang tewas di lokasi itu.
Menurut Panglima Militer Thailand, Jenderal Prayuth Chan-ocha, darurat militer akan terus diberlakukan hingga tercapai perdamaian di Thailand. Prayuth mengatakan kedua kelompok politik harus berdialog satu sama lain.
“Kami meminta semua pihak untuk hadir dan berbicara demi mencari jalan keluar bagi negara ini,” ujar Prayuth.
Dia mengatakan harus bertindak demi memulihkan dan membangun rasa percaya para investor, setelah lebih dari enam bulan kekisruhan politik di Thailand belum juga mereda dan tingkat perekonomian negara itu terus merosot.(Viva.co.id)
“Kami merasakan keprihatinan yang mendalam terhadap perkembangan yang terjadi di Thailand. Indonesia telah menyerukan agar proses konstitusional dihormati demi meningkatkan rekonsiliasi nasional dan persatuan. Paling penting, dapat mencerminkan keinginan dari rakyat Thailand,” kata Menteri Luar Negeri RI Marty Natalegawa.
Marty berharap perkembangan terbaru di Negeri Gajah Putih itu tidak akan melunturkan prinsip-prinsip konstitusional. RI juga berharap dan keadaan di Thailand akan segera normal.
Beberapa jam usai diumumkan darurat militer, warga Thailand tetap menjalankan aktivitas sehari-hari seperti biasa. Beberapa warga bahkan ada yang meminta untuk foto bersama dengan anggota militer. Anggota militer yang mengenakan jaket antipeluru dan membawa senjata pun bersedia menerima tawaran foto bersama dari para pejalan kaki.
Beberapa turis tampak berkumpul dan menatap bingung ke arah banyaknya pasukan di persimpangan Ratchaprasong, distrik yang dipenuhi hotel-hotel mewah dan pusat perbelanjaan. Area itu pula yang dijadikan lokasi demonstrasi usai militer melakukan tindak kekerasan kepada massa propemerintah, kaos merah, tahun 2010. Puluhan orang tewas di lokasi itu.
Menurut Panglima Militer Thailand, Jenderal Prayuth Chan-ocha, darurat militer akan terus diberlakukan hingga tercapai perdamaian di Thailand. Prayuth mengatakan kedua kelompok politik harus berdialog satu sama lain.
“Kami meminta semua pihak untuk hadir dan berbicara demi mencari jalan keluar bagi negara ini,” ujar Prayuth.
Dia mengatakan harus bertindak demi memulihkan dan membangun rasa percaya para investor, setelah lebih dari enam bulan kekisruhan politik di Thailand belum juga mereda dan tingkat perekonomian negara itu terus merosot.(Viva.co.id)
0 komentar:
Post a Comment