Foto Ilustrasi |
Suarasitaronews.com-Jakarta : Penganiayaan yang menimpa seorang siswa tingkat satu, Dimas Dikita
Handoko (20) hingga tewas, Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) Kapten Rudiana mengakui bahwa, kejadian tersebut bukanlah tanggung jawab sekolah. Hal itu
lantaran kejadian tersebut terjadi di luar lingkungan sekolah.
"Kami sudah berupaya semaksimal mungkin agar tidak ada tindak kekerasan antar siswa. Tapi tidak mungkin kami mengawasi siswa satu persatu hingga keluar kampus," ujar Rudiana kepada wartawan, Senin (28/4).
Selama menjabat menjadi ketua, kata Rudiana, dirinya belum pernah menemukan adanya tindak kekerasan diantara siswa STIP. Kejadian penganiayaan Dimas, merupakan kejadian pertama. "Saya selama ini belum pernah menerima aduan soal adanya kekerasan di lingkungan STIP," imbuhnya.
Rudiana menyayangkan adanya tindak kekerasan yang dilakukan para senior terhadap junior. Ia mengakui budaya kekerasan seperti itu masih melekat di beberapa sekolah.
"Saya sendiri heran kenapa ada senior yang mau menyiksa juniornya untuk menimbulkan rasa hormat. Ini sudah bukan zamannya, tapi masih ada yang mau mempertahankan," ungkapnya kesal.
Sebelum penganiayaan itu, Dimas bersama teman satu angkatannya, Marvin Jonatan, Sidik Permana, Deni Hutabarat, Fahrurozi Siregar, Arif Permana, dan Imanza Marpaung, diminta menghadap seniornya di pondokan seorang taruna di kawasan Kebon Baru, Jumat 25 April, malam.
Di pondokan itu, Dimas dan teman-temannya dipukuli oleh senior mereka. Pemukulan itu menyebabkan Dimas jatuh tak sadarkan diri hingga tewas saat dirawat di Rumah Sakit Polri, Jakarta Timur, Sabtu 26 April 2014.(Okezone.com)
"Kami sudah berupaya semaksimal mungkin agar tidak ada tindak kekerasan antar siswa. Tapi tidak mungkin kami mengawasi siswa satu persatu hingga keluar kampus," ujar Rudiana kepada wartawan, Senin (28/4).
Selama menjabat menjadi ketua, kata Rudiana, dirinya belum pernah menemukan adanya tindak kekerasan diantara siswa STIP. Kejadian penganiayaan Dimas, merupakan kejadian pertama. "Saya selama ini belum pernah menerima aduan soal adanya kekerasan di lingkungan STIP," imbuhnya.
Rudiana menyayangkan adanya tindak kekerasan yang dilakukan para senior terhadap junior. Ia mengakui budaya kekerasan seperti itu masih melekat di beberapa sekolah.
"Saya sendiri heran kenapa ada senior yang mau menyiksa juniornya untuk menimbulkan rasa hormat. Ini sudah bukan zamannya, tapi masih ada yang mau mempertahankan," ungkapnya kesal.
Sebelum penganiayaan itu, Dimas bersama teman satu angkatannya, Marvin Jonatan, Sidik Permana, Deni Hutabarat, Fahrurozi Siregar, Arif Permana, dan Imanza Marpaung, diminta menghadap seniornya di pondokan seorang taruna di kawasan Kebon Baru, Jumat 25 April, malam.
Di pondokan itu, Dimas dan teman-temannya dipukuli oleh senior mereka. Pemukulan itu menyebabkan Dimas jatuh tak sadarkan diri hingga tewas saat dirawat di Rumah Sakit Polri, Jakarta Timur, Sabtu 26 April 2014.(Okezone.com)
0 komentar:
Post a Comment