Pencarian Pesawat MH370 |
Suarasitaronews.com-Amerika Serikat : Juru bicara Pentagon
mengatakan, militer Amerika Serikat telah menghabiskan dana senilai
US$3,3 juta atau Rp37 miliar untuk membantu Malaysia mencari pesawat
nahas Malaysia Airlines MH370. Ke depan, AS berencana meningkatkan
anggaran mereka menjadi dua kali lipat menjadi US$8 juta atau setara
Rp90 miliar.
Dilansir dari harian The Guardian, Kolonel Militer AS Steve Warren memaparkan, Departemen Pertahanan Negeri Paman Sam menghabiskan dana senilai Rp37 miliar itu saat melakukan pencarian antara tanggal 8 hingga 24 Maret 2014. Saat itu, merupakan proses awal pencarian pesawat tujuan Beijing yang hilang pada 8 Maret 2014.
"Dana tersebut digunakan untuk operasional kapal uap, helikopter dan pesawat," ungkap Warren kepada media, Kamis 3 April 2014.
Dana tersebut diambil dari bantuan sipil dan bencana kemanusiaan di luar negeri. Penggunaannya diketahui oleh Menteri Pertahanan Chuck Hagel.
Namun, penggunaan dana tersebut kini difokuskan kepada operasi alutsista Angkatan Laut dan perawatan terhadap peralatan militer itu. Sementara untuk membantu proses pencarian yang saat ini telah difokuskan di bagian selatan Samudera Hindia, Pentagon mengerahkan pesawat pemantau P-8 milik AL dan diterbangkan ke Perth, Australia.
Dana yang telah dikeluarkan oleh AL AS untuk menerbangkan pesawat pemantau tersebut mencapai US$149 ribu atau setara Rp1,6 miliar dalam periode 25-31 Maret 2014.
Warren menambahkan, Pentagon juga merespons permintaan Pemerintah Malaysia dengan menyediakan peralatan pencarian bawah laut, yakni alat pelacak sinyal kotak hitam yang disebut Towed Pinger Locator dan kendaraan bawah air Bluefin-21. Kedua alat tersebut dapat digunakan untuk mendengar sinyal yang dipantulkan oleh data rekaman penerbangan.
Dia menyebut tidak ada batas dana spesifik yang telah ditetapkan Dephan AS untuk membiayai operasional pesawat P-8. Waren mengatakan untuk operasional kendaraan bawah laut, Pentagon telah menganggarkan dana senilai US$3,6 juta atau Rp40 miliar. Peralatan bawah laut akan disediakan oleh Sistem Komando AL AS.
Dilansir dari harian The Guardian, Kolonel Militer AS Steve Warren memaparkan, Departemen Pertahanan Negeri Paman Sam menghabiskan dana senilai Rp37 miliar itu saat melakukan pencarian antara tanggal 8 hingga 24 Maret 2014. Saat itu, merupakan proses awal pencarian pesawat tujuan Beijing yang hilang pada 8 Maret 2014.
"Dana tersebut digunakan untuk operasional kapal uap, helikopter dan pesawat," ungkap Warren kepada media, Kamis 3 April 2014.
Dana tersebut diambil dari bantuan sipil dan bencana kemanusiaan di luar negeri. Penggunaannya diketahui oleh Menteri Pertahanan Chuck Hagel.
Namun, penggunaan dana tersebut kini difokuskan kepada operasi alutsista Angkatan Laut dan perawatan terhadap peralatan militer itu. Sementara untuk membantu proses pencarian yang saat ini telah difokuskan di bagian selatan Samudera Hindia, Pentagon mengerahkan pesawat pemantau P-8 milik AL dan diterbangkan ke Perth, Australia.
Dana yang telah dikeluarkan oleh AL AS untuk menerbangkan pesawat pemantau tersebut mencapai US$149 ribu atau setara Rp1,6 miliar dalam periode 25-31 Maret 2014.
Warren menambahkan, Pentagon juga merespons permintaan Pemerintah Malaysia dengan menyediakan peralatan pencarian bawah laut, yakni alat pelacak sinyal kotak hitam yang disebut Towed Pinger Locator dan kendaraan bawah air Bluefin-21. Kedua alat tersebut dapat digunakan untuk mendengar sinyal yang dipantulkan oleh data rekaman penerbangan.
Dia menyebut tidak ada batas dana spesifik yang telah ditetapkan Dephan AS untuk membiayai operasional pesawat P-8. Waren mengatakan untuk operasional kendaraan bawah laut, Pentagon telah menganggarkan dana senilai US$3,6 juta atau Rp40 miliar. Peralatan bawah laut akan disediakan oleh Sistem Komando AL AS.
"Itulah kurang lebih dana
yang kami anggarkan untuk operasional alat pelacak sinyal kotak hitam
dan Bluefin. Kami belum memiliki angka rincinya karena nominal itu akan
bervariasi tergantung berapa banyak penggunaan," imbuh Warren.
Dalam proses pencarian
yang digelar pada Kamis kemarin, tim gabungan SAR mengerahkan hingga 10
pesawat dan sembilan kapal. Alutsista itu berasal dari 10 negara yang
ikut serta dalam proses pencarian pesawat jenis Boeing 777-200 ER itu.
Mereka menyisir area laut sebesar negara Inggris, di mana di lokasi tersebut diyakini sebagai tempat jatuhnya pesawat MAS MH370.
Hingga saat ini Pemerintah Malaysia belum menyatakan adanya kerusakan mekanis di pesawat sebagai penyebab hilangnya burung besi itu. Mereka masih meyakini pesawat sengaja dibelokkan arahnya oleh seseorang yang memiliki kemampuan mumpuni dalam penerbangan Seharusnya pada 8 Maret 2014, pesawat tiba di Beijing pukul 06.30 waktu setempat.(Viva.co.id)
Mereka menyisir area laut sebesar negara Inggris, di mana di lokasi tersebut diyakini sebagai tempat jatuhnya pesawat MAS MH370.
Hingga saat ini Pemerintah Malaysia belum menyatakan adanya kerusakan mekanis di pesawat sebagai penyebab hilangnya burung besi itu. Mereka masih meyakini pesawat sengaja dibelokkan arahnya oleh seseorang yang memiliki kemampuan mumpuni dalam penerbangan Seharusnya pada 8 Maret 2014, pesawat tiba di Beijing pukul 06.30 waktu setempat.(Viva.co.id)
0 komentar:
Post a Comment