Latest News

BANNER

BANNER
Tuesday, 30 June 2015

Polemik Gorong-Gorong di belakang Gereja Lalento, Victor Kaaro : Pemda punya empatilah

Foto : Kali Tataehadeng di belakang Gereja EbenHazer



Suarasitaronews.com- Jakarta, 30 Juni 2015 : Polemik terkait pembangunan gorong-gorong di Jalan Boulevard Malele - Pelabuhan Ulu, yang terletak di belakang Gereja EbenHazer Tatehadeng, belakangan ini terus bergulir.

Menyusul pemberitaan di media ini sebelumnya ( Proyek Gorong Gorong di Protes Warga), dan serangkaian protes serta surat menyurat antara BPH Jemaat EbenHazer dengan pemerintah, solusi yang diinginkan oleh Jemaat Eben Hazer dan warga setempat, nampaknya menemui jalan buntu.

Pemerintah bersikeras hanya akan membangun gorong-gorong, sedangkan jemaat menginginkan itu dibangun jembatan yang memiliki saluran yang lebar, dikarenakan Kali Tatehadeng yang melintas di belakang Gereja EbenHazer atau juga sering disebut Gereja Lalento ini, merupakan kali yang jalurnya langsung dari Gunung Karangetang.

" Tahun 1989 pernah terjadi banjir besar sampai masuk ke Gedung Bioskop Karangetang (Sekarang jadi minimarket), dan kami selaku warga dan jemaat disini tidak ingin terulang lagi, jika hal yang sama (banjir, red) terjadi, akan menimbulkan bencana baru karena aliran kali yang dibelakang gereja jadi sempit di pinggir pantai karena hanya ada gorong-gorong sebagai alurnya" Ujar Wenny Kansil, selaku Sekeretaris Jemaat EbenHazer, yang kebetulan rumahnya bersebelahan dengan gereja.

Menanggapi polemik ini, Victor Kaaro melalui rilisnya ke SSN, meminta supaya Pemerintah Daerah Sitaro agar sedikit berempati dengan keluhan masyarakat di sekitar Kali Tatehadeng tersebut. Apalagi ini menyangkut keberadaan bangunan Gereja Lalento yang berdiri di pinggir kali.

" Saya sebenarnya meragukan adanya AMDAL (Analisa  mengenai Dampak Lingkungan) dari proyek ini" ujar Victor " Karena di Malele saja jalur pembuangan dari parit sebelah ke pembuangan di laut saja tidak dibuat ketika itu, dan ngga tau kalau sekarang"

" Jadi saya tidak heran kalau di belakang Lalento itu cuma dibangun gorong-gorong, karena memang mentalitas pemerintah daerah yah seperti itu, tidak memikirkan dampak lingkungannya, malah berarguman yang tidak jelas"

Victor juga mengecam adanya pernyataan dari perwakilan pemerintah bahwa dananya hanya cukup untuk membangun gorong-gorong, dan jika terjadi bencana di kemudian hari, baru dianggarkan untuk perbaikannya.

" Saya tidak mendengar langsung jika ada pernyataan seperti itu, tapi jika demikian adanya (betul pernyataannya) maka saya bisa menilai betapa dangkal logika berpikirnya. Ini menandakan bahwa tidak ada perencanaan yang matang dalam membangun proyek besar seperti ini, sehingga muncul pernyataan asal bunyi"

Victor dengan keras kembali mengulang pernyataannya yang sering dia ucapkan " Sitaro ini hendaknya dibangun dengan hati dan perencanaan yang matang, karena akan diwariskan ke anak cucu kita kelak. Jangan wariskan sesuatu yang 'talamangkade' buat anak cucu kita" 

Tokoh muda ini juga mengecam DPRD yang terkesan diam dan tidak tanggap terhadap aspirasi rakyat. 

" Teman-teman di Dewan Kabupaten tolonglah jangan hanya diam saja. Lalento ini punya sejarah yang panjang dan merupakan salah satu Jemaat tertua di GMIST, hendaknya turun dan serap aspirasi rakyat, jangan karena hanya gorong-gorong terus masalah ini sampai ke Dewan Propinsi." desak  Victor. " Jangan di masa kampanye saja pada bilang mau dengar aspirasi masyarakat atau konstituen, tapi setelah duduk malah diam-diam saja seakan tidak perduli"

Mengenai harapannya terhadap kepedulian Bupati Toni Supit, dengan setengah tertawa dia menanggapi " Emang mau dia ngomong langsung?? Palingan suruh Pak Pangulimang (camat SITIM) menghadapi warga, sehingga lama-lama warga ribut dengan Pak Camat, dia tenang-tenang saja dan tidak ingin turun langsung" tutup Victor.

(Erga)
  • Blogger Comments
  • Facebook Comments

0 komentar:

Item Reviewed: Polemik Gorong-Gorong di belakang Gereja Lalento, Victor Kaaro : Pemda punya empatilah Rating: 5 Reviewed By: Unknown