Suarasitaronews.com-MAKASSAR - Penumpang Batik Air Airbus 320 PK-LAG dengan
nomor penerbangan LD 6171 dari Ambon menuju Jakarta terpaksa mendarat
darurat di Bandara Internasional Sultan Hasanuddin, Makassar, menyusul
teror bom yang dikabarkan melanda pesawat itu. Para penumpang dievakuasi
dari pesawat dan langsung dikarantina.
Salah satu penumpang Batik Air ID 6171, Pieter Saimima, kepada kantor berita Antara menuturkan kalau ia sedang menjalani karantina. Karantina, menurut Bambang Suherman, penumpang Batik Air lainnya yang ditelepon Tempo dari Jakarta, berada di terminal kedatangan Gate VI Bandara Internasional Sultan Hasanuddin.
Bambang menuturkan, puluhan anggota Gegana dan Paskhas TNI AU memeriksa penumpang dan barang milik penumpang Batik Air dengan rute Ambon-Jakarta. "Kami dijaga ketat aparat dan barang bawaan diperiksa satu per satu," kata Bambang Suherman, Jumat, 17 April 2015. Barang yang diperiksa adalah barang yang dibawa penumpang dari kabin. Sementara barang yang berada di kargo pesawat tetap berada di pesawat.
Pieter, Kepala Dinas Perhubungan Kota Ambon, menuturkan, pemeriksaan berlangsung ketat. "Kami diperiksa hingga kaus kaki dan dilarang keluar dari ruangan karantina," ujarnya.
Ia mengatakan bahwa di sela pemeriksaan para penumpang mendapat makanan, tapi hingga pukul 10.40 WIT belum diizinkan keluar dari ruangan karantina.(tempo.co)
Salah satu penumpang Batik Air ID 6171, Pieter Saimima, kepada kantor berita Antara menuturkan kalau ia sedang menjalani karantina. Karantina, menurut Bambang Suherman, penumpang Batik Air lainnya yang ditelepon Tempo dari Jakarta, berada di terminal kedatangan Gate VI Bandara Internasional Sultan Hasanuddin.
Bambang menuturkan, puluhan anggota Gegana dan Paskhas TNI AU memeriksa penumpang dan barang milik penumpang Batik Air dengan rute Ambon-Jakarta. "Kami dijaga ketat aparat dan barang bawaan diperiksa satu per satu," kata Bambang Suherman, Jumat, 17 April 2015. Barang yang diperiksa adalah barang yang dibawa penumpang dari kabin. Sementara barang yang berada di kargo pesawat tetap berada di pesawat.
Pieter, Kepala Dinas Perhubungan Kota Ambon, menuturkan, pemeriksaan berlangsung ketat. "Kami diperiksa hingga kaus kaki dan dilarang keluar dari ruangan karantina," ujarnya.
Ia mengatakan bahwa di sela pemeriksaan para penumpang mendapat makanan, tapi hingga pukul 10.40 WIT belum diizinkan keluar dari ruangan karantina.(tempo.co)
0 komentar:
Post a Comment