Ilustrasi |
Suarasitaronews.com-Ondong Siau : Meroketnya penderita DBD di Kabupaten Sitaro, membuat sejumlah
masyarakat mulai dihantui oleh rasa takut. Bayangkan di awal tahun 2015
yang baru memasuki minggu ketiga ini, sudah terdapat 4 kasus penderita
DBD yang menimpa bumi karangetang.
Banyak kalangan menilai hal ini dampak dari minimnya upaya antisipasi oleh pemerintah yang dalam hal ini Dinas Kesehatan Sitaro. Pasalnya, Hingga saat ini tidak adanya langkah antisipasi dari Dinas Kesehatan, yang ada hanyalah tindakan penanganan, dimana, jika ditemukan wilayah yang terdapat kasus DBD baru akan melakukan fogging.
Kendati Begitu, Kepala Dinkes Sitaro, Dr. Ria Papalapu ketika ditanya soal itu malah memberikan respon yang kurang sedap, dimana, dirinya mengakui, Pihaknya sudah melakukan secara maksimal dalam meminimalisir kasus DBD dengan melakukan Sosialisasi kebeberapa wilayah. "Pemerintahkan sudah berulang kali memberikan Sosialasi terkait pencegahan DBD dengan melakukan 3M. Seharusnya masyarakat juga harus proaktif dalam kebersihan lingkungan sehingga kasus DBD bisa di minimalisir,"ujarnya
Menariknya, Mantan Dirut Rumah Sakit sawang itu malah menuding pemerintah kecamatan selaku perpanjangan tangan pemerintah daerah tak mampu menjabarkan berbagai bentuk surat pemberitahuan menyangkut bahaya penyebaran virus DBD. “Pemerintah kecamatan juga tidak proaktif dalam menyampaikan himbauan dari pemerintah
daerah ke masyarakat tentang kebersihan lingkungan,”ujarnya
Sementara itu, Tokoh pemuda asal Sitaro, H. Tampubolon sangat kecewa dengan respon yang diberikan pemerintah, mengingat Dinkes merupakan lembaga yang bertanggung jawab mengendalikan penanganan wabah penyakit yang menyerang warga. Harusnya dengan tugas pokok seperti itu, sangat naif bila meningkatnya korban DBD dibebankan kepada pemerintah kecamatan.
“Sesuai porsinya masing-masing saja. Kalau memang tugasnya Dinkes untuk meminimalisasi DBD, jangan melempar masalah ke
Pemerintah Camat,”tegasnya. (ragil@suarasitaronews.com)
Banyak kalangan menilai hal ini dampak dari minimnya upaya antisipasi oleh pemerintah yang dalam hal ini Dinas Kesehatan Sitaro. Pasalnya, Hingga saat ini tidak adanya langkah antisipasi dari Dinas Kesehatan, yang ada hanyalah tindakan penanganan, dimana, jika ditemukan wilayah yang terdapat kasus DBD baru akan melakukan fogging.
Kendati Begitu, Kepala Dinkes Sitaro, Dr. Ria Papalapu ketika ditanya soal itu malah memberikan respon yang kurang sedap, dimana, dirinya mengakui, Pihaknya sudah melakukan secara maksimal dalam meminimalisir kasus DBD dengan melakukan Sosialisasi kebeberapa wilayah. "Pemerintahkan sudah berulang kali memberikan Sosialasi terkait pencegahan DBD dengan melakukan 3M. Seharusnya masyarakat juga harus proaktif dalam kebersihan lingkungan sehingga kasus DBD bisa di minimalisir,"ujarnya
Menariknya, Mantan Dirut Rumah Sakit sawang itu malah menuding pemerintah kecamatan selaku perpanjangan tangan pemerintah daerah tak mampu menjabarkan berbagai bentuk surat pemberitahuan menyangkut bahaya penyebaran virus DBD. “Pemerintah kecamatan juga tidak proaktif dalam menyampaikan himbauan dari pemerintah
daerah ke masyarakat tentang kebersihan lingkungan,”ujarnya
Sementara itu, Tokoh pemuda asal Sitaro, H. Tampubolon sangat kecewa dengan respon yang diberikan pemerintah, mengingat Dinkes merupakan lembaga yang bertanggung jawab mengendalikan penanganan wabah penyakit yang menyerang warga. Harusnya dengan tugas pokok seperti itu, sangat naif bila meningkatnya korban DBD dibebankan kepada pemerintah kecamatan.
“Sesuai porsinya masing-masing saja. Kalau memang tugasnya Dinkes untuk meminimalisasi DBD, jangan melempar masalah ke
Pemerintah Camat,”tegasnya. (ragil@suarasitaronews.com)
0 komentar:
Post a Comment