Latest News

BANNER

BANNER
Saturday, 31 January 2015

Gumul dan Doa Untuk Pendidikan

ilustrasi


Bacaan: Amsal  22:6



Pentingnya pendidikan bagi seorang anak ibarat  senjata bagi seorang yang berada di medan perang. Untuk memenangkan sebuah peperangan maka dibutuhkan senjata dan ketrampilan menggunakannya.  Dalam kehidupan kita sehari-hari, seorang anak berperang dengan sejumlah pengaruh buruk lingkungan social-budaya. Semakin bertambah usia anak, semakin luas pula medan peperangannya. Maka sangatlah penting pendidikan bagi anak-anak kita. Pertanyaan bagi kita adalah siapa yang paling bertanggung jawab terhadap pendidikan anak-anak kita? Apakah guru di sekolah ataukah orang tua?. 

Mari perhatikan nas bacaan kita dalam Amsal 22:6 “Didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya, maka pada masa tuanya pun ia tidak akan menyimpang dari pada jalan itu.”

Berdasarkan nats ini ada dua pendekatan yang dapat kita lakukan untuk memahami siapa orang yang mendidik orang muda itu. Pertama adalah orang-orang dewasa atau yang sudah matang; dalam keluarga orang-orang dewasa itu adalah: ayah dan ibu, dalam lingkungan masyarakat adalah: tokoh-tokoh masyarakat dan secara khusus dialam lembaga pendidikan adalah guru-guru. Jadi secara umum mendidik anak muda adalah tanggung jawab setiap orang Kristen dewasa. Maka hal ini mengingatkan kita bahwa setiap anak muda wajib untuk kita nasehati bukan hanya anak sendiri atau keluarga sendiri. Jangan canggung untuk menegur antau mengajar anak orang lain sebab itu tanggung jawab bersama kita. Jangan sampai kita sebagai orang-orang dewasa mengajarkan hal-hal yang buruk kepada anak-anak muda karena merasa itu bukan anak kita atau keluarga kita atau sebaliknya jangan sampai kita sebagai orang tua tersinggung karena anak kita diajar atau ditegur oleh orang lain. Tetapi tentu dengan cara-cara yang wajar sebab kalau anak orang lain diajar dengan cara yang keras apa lagi sudah meciderai, itu pasti akan menimbulkan masalah. 

Kedua,  Dalam tradisi orang Yahudi keluarga adalah tempat dimana pengajaran dan pendidikan itu diterapkan dengan sangat baik. Dengan demikian keluargalah yang pertama-tama harus menumbuhkan karakter belajar itu pada anak-anak kita. Dalam keluarga Kristen kita juga mengenal ada orang tua saksi Baptisan (papa dan mama ani. Catatan : ANI disingkat dari kata SARANI). Papa dan mama Ani mengambil tanggung jawab untuk mendidik dan mengajar anak bersama-sama dengan orang tua kandung untuk mendidik dan mengajar sebgaimana yang di ikrarkan dalam janji Baptisan. 

Pertanyaan selanjutnya saudara-saudara.., bagaimana kita mendidik anak-anak kita? Firman Tuhan katakan: “menurut jalan yang patut baginya”. Artinya mengajarkan hal-hal yang baik dan benar melalui perkataan maupun dengan perbuatan. Hal yang kedua - yakni perbuatan - adalah paling kuat pengaruhnya bagi anak-anak. Sebab mendidik hanya dengan kata-kata tanpa menujukkan teladan bagi anak-anak tidak memiliki dampak yang kuat, sebab anak-anak lebih suka meniru dari pada mendengar. 

Saudara-saudara.., dewasa ini kita dihapakan dengan masalah serius sehubungan dengan pendidikan anak-anak. Kita melihat banyak anak-anak kita yang menujukkan hal-hal yang memprihatinkan. Seorang sosiolog mencirikan kehidupan yang berbudaya ditandai dengan adanya “budaya malu” (shame culture). Tetapi sekarang kita melihat anak-anak kita mulai kehilangan budaya malu ini. Bahkan mempertontonkan hal-hal yang buruk dan memalukan didepan umum tanpa merasa canggung apa lagi malu. Tentu kita semua sebagai orang dewasa tertantang untuk tak henti-hentinya mengajar anak-anak kita sehingga kita memiliki generasi muda yang kuat tidak hanya fisik tetapi juga karakter dan iman. Sebagai orang tua marilah kita berupaya untuk memberikan pendidikan formal yang baik kepada anak-anak; anak-anak kita harus sekolah, sebab persaingan dewasa ini semakin sulit. Pengamsal katakan jika kita dapat mendidik anak-anak kita dengan baik, “maka pada masa tuanya pun ia tidak akan menyimpang dari pada jalan itu.” Dengan demikian pendidikan bagi anak-anak nilainya lebih dari pada kita berinvestasi atau menanam modal uang disebuah perusahaan. Sebab mendidik anak dengan baik, memberi kesempatan kepada mereka untuk bersekolah, kita menanam modal manusia. 

Kiranya ini kita jadikan perenungan bersama di awal tahun baru ini, untuk mengingatkan tentang tanggung jawab besar kita mempersiapkan generasi muda yang berkarakter baik demi gereja Tuhan dan juga bangsa. Ibarat seorang prajurit, kita latih anak-anak kita, kita beri pendidikan yang baik, ketrampilan yang baik, agar saat mereka ada di medan perang, mereka tidak terpukul kalah melainkan akan keluar sebagai yang berjaya. Amin (Renungan Pekan Syukur Tahun baru Resort Siau Timur)
  • Blogger Comments
  • Facebook Comments

0 komentar:

Item Reviewed: Gumul dan Doa Untuk Pendidikan Rating: 5 Reviewed By: Unknown