Suarasitaronews.com-SITARO - Selain dikenal sebagai Kepulauan yang penuh akan dentinasi Wisata yang menjajikan, Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro juga memiliki akan spot-spot mancing yang sangat strategis. Salah satunya lokasi spot mancing yakni di Pulau Nenung perbatasan antara perairan Pulau Sangihe.
Komunitas Karangetang Fishing Sitaro kemarin,
Minggu (09/11) beserta para anggotanya dengan mengajak sejumlah media untuk melakukan Explorer di perairan
laut Sulawesi itu, dimana, pada saat mancing sedang berlangsung, banyak para mancing
mania yang melakukan Strike, tak tanggung-tanggung ikan predator
berjenis ikan Giant Travally atau bahasa lokalnya dikenal sebagai ikan
Bubara berhasil di dapat dengan ukuran kurang lebih dari 30 KG.
Hal ini menunjukan bahwa perairan di kepulauan Sitaro kaya akan kehidupan di berbagai jenis ikan. Apalagi pada saat menuju lokasi Spot, para mancing mania yang notabene nya asli putera daerah itu disambut dengan sejumlah lumba-lumba yang mengiringi berjalannya perahu menuju lokasi spot.
Dalam Aktifitas mancing itu, Para komunitas ini banyak menggunakan berbagai jenis teknik memancing, Dimulai dari teknik casting, Casting merupakan salah satu teknik memancing dengan cara melempar dan menarik kembali, dimulai dengan melempar lure, retrieving atau menggulungnya dengan reel sambil memainkannya sesuai dengan tipe lure yang digunakan. Ini dilakukan terus menerus hingga lure tersebut disambar oleh sang predator air. Peralatan yang digunakan untuk casting adalah, Joran casting (memiliki tingkat kelenturan yang sangat tinggi), reel baitcasting (bisa mengatur kecepatan retrieving dan spool saat melempar dan menarik lure), dan otomatis yang terakhir adalah lure itu sendiri.
Selain Casting yang kedua adalah teknik
Jigging. Pada teknik mancing yang ini, tidak serumit teknik casting yang
terlalu banyak jenis lure dan cara yang berbeda-beda saat memainkannya.
Jigging adalah teknik memancing dengan menjatuhkan lure hingga kedasar
laut, dan mulai mengayun-ayunkan joran diimbangi dengan retrieving.
Namun pada saat retrieving, lure tidak digulung hingga ke permukaan, kira-kira sampai di tengah kedalaman laut, spool reel kembali dibuka agar lure kembali kedasar dan mulai memainkan teknik yang sama hingga ada sambaran dari predator perairan laut dalam. Joran pada teknik ini sangat kaku, karena dibutuhkan kekuatan disini untuk mengangkat ikan, reel yang biasa digunakan adalah spinning reel kelas hard action. Dan untuk lurenya itu sendiri jelas sekali menggunakan Metal Jig, sesuai dengan nama tekniknya.
Namun pada saat retrieving, lure tidak digulung hingga ke permukaan, kira-kira sampai di tengah kedalaman laut, spool reel kembali dibuka agar lure kembali kedasar dan mulai memainkan teknik yang sama hingga ada sambaran dari predator perairan laut dalam. Joran pada teknik ini sangat kaku, karena dibutuhkan kekuatan disini untuk mengangkat ikan, reel yang biasa digunakan adalah spinning reel kelas hard action. Dan untuk lurenya itu sendiri jelas sekali menggunakan Metal Jig, sesuai dengan nama tekniknya.
Selanjutnya
para komunitas yang di komandoi oleh Erens Takalamingan itu juga
menggunakan Teknik Popping. dimana, Teknik ini sangat populer saat ini,
Teknik pada popping tidak berbeda jauh dengan Casting, yaitu melempar
dan menarik lure secara berulang-ulang hingga mendapatkan sambaran dari
sang predator. Pada teknik ini, sang predator dipaksa untuk menyambar
popper (lure khusus untuk teknik popping) karena gerakan dan splashnya
yang sangat mengganggu teritorinya, jadi sang predator menyambar bukan
karena merasa lapar, melainkan karena merasa terusik oleh umpan buatan
manusia itu. Teknik ini juga merupakan teknik yang sangat digemari oleh
para komunitas, dikarenakan mereka bisa menyaksikan langsung sambaran
ikan pada popper atau juga yang biasa disebut dengan SENSASI STRIKE!! (rags)
Foto : Suarasitonews.com
0 komentar:
Post a Comment