Suarasitaronews.com-Jakarta : Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih fluktuatif dan cenderung melemah. Pada penutupan perdagangan kemarin (10/11/2014), IHSG ditutup melemah 22,037 poin (0,44%) ke level 4.965. Investor tunggu realisasi kenaikan harga BBM.
Direktur Capital Market Mandiri Sekuritas Laksono Widodo menilai, pelemahan IHSG didorong ketidakpastian pemerintah menaikkan harga BBM subsidi.
Saat ini, kata Laksono, para investor menagih janji Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk bisa menaikkan harga BBM.
"Semua menunggu katalis kenaikan BBM, itu kan yang dulu dijanjikan pemerintahan baru, sekarang ditagih," ujarnya kepada detikFinance, Selasa (11/11/2014).
Selain soal BBM, Laksono menyebutkan, para investor masih mengawasi kinerja para menteri di Kabinet Kerja Jokowi. Kinerja yang baik akan menjadi sentimen positif terhadap pasar modal.
"Kabinet kemarin mixed tapi mungkin ada beberapa yang rekam jejaknya memang belum terlalu lama, sekarang lagi diuji, ini masih terlalu awal untuk menilai. Yang paling ditunggu itu kenaikan BBM karena itu memang wacana sudah lama," katanya.
Menurut dia, dengan menaikkan harga BBM, ketersediaan dana untuk sektor yang lebih produktif akan lebih terjaga sehingga bisa mendorong pembangunan infrastruktur yang lebih baik. Hal ini juga menjadi sentimen positif bagi bursa saham.
"Kalau kita lihat saya rasa dengan harga BBM naik, pasar saham akan positif. Karena jelas bahwa subsidi yang selama ini disalurkan dengan tujuan mulia tapi teknisnya tidak tepat, jadi dengan menaikkan harga BBM ini bisa untuk mengalihkan ke sektor yang lebih produktif, bisa untuk segala macam seperti infrastruktur," jelas Laksono.
Dia menambahkan, dengan melihat pergerakan harga minyak dunia yang sedang dalam tren menurun, kenaikan harga BBM Rp 2.000 per liter dinilai cukup.
"Kalau melihat harga minyak dunia yang lagi turun, mungkin naik Rp 2.000 sudah cukup," kata Laksono.
Sementara itu, Research Department PT Asjaya Indosurya Securities William Surya Wijaya menyebutkan, IHSG hari ini akan bergerak di kisaran 4.954 – 5.032.
Menurutnya, perjalanan IHSG dalam rangka menguji support 4.954 ternyata belum berakhir, tekanan masih terus berlanjut di tengah minimnya sentimen baik positif maupun negatif.
Jika kita melihat dari sisi timeframe yang lebih panjang, pada hakekatnya belum terdapat hal hal yang perlu dikhawatirkan dalam pergerakan IHSG, koreksi sehat dan normal di tengah fase konsolidasi wajar terjadi, momentum bagi investor jangka panjang untuk mengakumulasi beli, dapat dipergunakan pada saat-saat seperti ini.
"Awal pekan yang diawali dengan capital inflow sudah merupakan pertanda bagus dan memberikan semangat serta optimis untuk pertumbuhan IHSG hingga beberapa waktu mendatang, target resistance terdekat berada pada level 5.032 setelah pada alur pergerakannya telah berhasil menembus level 5.002, potensi naik masih akan terlihat hari ini,"terang dia. (dilansir detik.com)
Direktur Capital Market Mandiri Sekuritas Laksono Widodo menilai, pelemahan IHSG didorong ketidakpastian pemerintah menaikkan harga BBM subsidi.
Saat ini, kata Laksono, para investor menagih janji Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk bisa menaikkan harga BBM.
"Semua menunggu katalis kenaikan BBM, itu kan yang dulu dijanjikan pemerintahan baru, sekarang ditagih," ujarnya kepada detikFinance, Selasa (11/11/2014).
Selain soal BBM, Laksono menyebutkan, para investor masih mengawasi kinerja para menteri di Kabinet Kerja Jokowi. Kinerja yang baik akan menjadi sentimen positif terhadap pasar modal.
"Kabinet kemarin mixed tapi mungkin ada beberapa yang rekam jejaknya memang belum terlalu lama, sekarang lagi diuji, ini masih terlalu awal untuk menilai. Yang paling ditunggu itu kenaikan BBM karena itu memang wacana sudah lama," katanya.
Menurut dia, dengan menaikkan harga BBM, ketersediaan dana untuk sektor yang lebih produktif akan lebih terjaga sehingga bisa mendorong pembangunan infrastruktur yang lebih baik. Hal ini juga menjadi sentimen positif bagi bursa saham.
"Kalau kita lihat saya rasa dengan harga BBM naik, pasar saham akan positif. Karena jelas bahwa subsidi yang selama ini disalurkan dengan tujuan mulia tapi teknisnya tidak tepat, jadi dengan menaikkan harga BBM ini bisa untuk mengalihkan ke sektor yang lebih produktif, bisa untuk segala macam seperti infrastruktur," jelas Laksono.
Dia menambahkan, dengan melihat pergerakan harga minyak dunia yang sedang dalam tren menurun, kenaikan harga BBM Rp 2.000 per liter dinilai cukup.
"Kalau melihat harga minyak dunia yang lagi turun, mungkin naik Rp 2.000 sudah cukup," kata Laksono.
Sementara itu, Research Department PT Asjaya Indosurya Securities William Surya Wijaya menyebutkan, IHSG hari ini akan bergerak di kisaran 4.954 – 5.032.
Menurutnya, perjalanan IHSG dalam rangka menguji support 4.954 ternyata belum berakhir, tekanan masih terus berlanjut di tengah minimnya sentimen baik positif maupun negatif.
Jika kita melihat dari sisi timeframe yang lebih panjang, pada hakekatnya belum terdapat hal hal yang perlu dikhawatirkan dalam pergerakan IHSG, koreksi sehat dan normal di tengah fase konsolidasi wajar terjadi, momentum bagi investor jangka panjang untuk mengakumulasi beli, dapat dipergunakan pada saat-saat seperti ini.
"Awal pekan yang diawali dengan capital inflow sudah merupakan pertanda bagus dan memberikan semangat serta optimis untuk pertumbuhan IHSG hingga beberapa waktu mendatang, target resistance terdekat berada pada level 5.032 setelah pada alur pergerakannya telah berhasil menembus level 5.002, potensi naik masih akan terlihat hari ini,"terang dia. (dilansir detik.com)
0 komentar:
Post a Comment