Suarasitaronews.com - Jakarta : Survei yang dilakukan Yayasan Kita dan Buah Hati pada tahun 2013
menguak fakta mengejutkan bahwa 76 persen anak kelas 4 hingga 6 SD di
Jadebotabek sudah pernah melihat konten pornografi.
Umumnya
anak-anak tersebut tanpa sengaja mengunduh konten pornografi justru
ketika di rumah mereka sendiri, sedangkan sebagian yang lain
men-download dari warnet, smartphone atau dari teman.
Salah satu
alasan mengapa dalam survei itu justru malah anak-anak yang sudah
leluasa melihat konten pornografi, karena memang sebanyak 30 juta orang
pengguna internet di seluruh Indonesia didominasi oleh anak dan remaja
berusia sekitar 10 hingga 19 tahun.
Mengetahui data memiriskan ini, startup Kakatu
yang merupakan peserta Indigo Incubator 2014 membuat aplikasi parental
control untuk melindungi buah hati Anda dari konten pornografi.
Mengendalikan smartphone anak dari jarak jauh
Didirikan
pada tanggal 01 Februari 2014, Kakatu merupakan startup asal Bandung
yang membuat aplikasi parental control khusus Android untuk menyeleksi,
membatasi dan mengawasi aplikasi apa saja yang boleh diakses buah hati
Anda.
Setelah para orang tua meng-install aplikasi Kakatu pada
smartphone anak dan mengisi data registrasi, termasuk membuat PIN agar
bisa mengakses aplikasi Kakatu dengan leluasa, orangtua dapat melakukan
pengaturan aplikasi pada menu setting.
Selanjutnya para orang
tua hanya tinggal meng-klik aplikasi mana saja yang boleh diakses oleh
sang anak. Untuk memudahkan para orang tua, Kakatu memberikan
rekomendasi aplikasi mana yang aman dan bisa digunakan untuk anak yang
sudah dikelompokkan ke dalam beberapa kategori.
Sedangkan untuk
mencegah sang anak melakukan uninstall aplikasi Kakatu, maka orangtua
wajib memasukkan PIN terlebih dahulu yang telah dibuat saat registrasi
tadi, setiap akan melakukan pengaturan apapun atau keluar dari aplikasi
tersebut.
Untuk antisipasi berikutnya, bagi orangtua yang sudah
meng-install aplikasi ini pada smartphone anaknya dan telah melakukan
pengaturan aplikasi pada menu setting Kakatu, maka Play Store tidak bisa
diakses oleh sang anak dan fitur setting pada smartphone sang anak
tidak bisa dibuka.
Saat ini Kakatu juga sedang mengembangkan
aplikasi lainnya untuk melengkapi aplikasi Kakatu yaitu Kakatu For Mom.
Jika Kakatu memang dirancang untuk di-install pada smartphone sang anak,
maka Kakatu For Mom dirancang untuk di-install pada smartphone orang
tuanya.
Dengan menggunakan Kakatu For Mom, orang tua berperan
tak ubahnya seorang admin yang mengendalikan dan memantau penggunaan
smartphone sang anak dari jarak jauh.
Robi yang juga lulusan UNIKOM Bandung ini menerangkan bahwa Kakatu For Mom memiliki tiga fitur utama:
Remote Setting: sebuah fitur yang bisa mengendalikan aplikasi Kakatu
yang telah ter-install pada smartphone sang anak dari jarak jauh.
Usage History Analytic: melalui fitur ini, orang tua bisa mengetahui statistik penggunaan smartphone anak setiap waktunya.
Apps Reccomendation for Kids: fitur ini memberikan rekomendasi aplikasi yang tepat untuk dikonsumsi oleh anak.
"Saya mengerti bahwa konten pornografi sudah cukup merebak bukan
hanya di dunia maya melainkan juga di media-media cetak hingga terpasang
di beberapa billboard iklan di pinggir jalan. Tetapi, menurut pendapat
saya, bagaimanapun, Kakatu berpotensi mencegah anak untuk melihat
konten-konten pornografi yang secara bebas dapat diakses di internet
khususnya melalui smartphone. Selain konten pornografi, para orang tua
juga bisa memfilter konten kekerasan yang beberapa di antaranya bahkan
terselip pada game online yang umumnya dimainkan oleh anak. Kakatu juga
potensial untuk mengurangi kecanduan anak terhadap gadget yang dikenal
dengan istilah Nomophobia," jelas Robi.
Tantangan mengedukasi orangtua yang gaptek
Kakatu
berencana akan menerapkan dua model bisnis yaitu B2C (Business to
Consumer) dan B2B (Business to Business). Untuk model B2C, Kakatu akan
menyediakan Kakatu Store di mana pengguna dapat membeli wallpaper atau
sticker unik untuk SMS dari Kakatu. Sementara untuk model B2B, Kakatu
akan bekerja sama dengan perusahaan-perusahaan untuk menjalin kemitraan
serta melakukan promosi atau memasang iklan pada konten wallpaper atau
sticker Kakatu.
Robi mengutarakan bahwa tantangan selama kurang
lebih tujuh bulan menjalankan bisnis ini yaitu kesulitan memberikan
pemahaman kepada orang tua mengenai dampak negatif khususnya konten
pornografi dan kekerasan dari penggunaan smartphone anak yang tidak
dibatasi.
Selain itu, Robi beserta tim Kakatu kesulitan
mengedukasi agar orang tua mau berperan aktif dalam mengawasi penggunaan
smartphone, karena umumnya orang tua di Indonesia masih lebih kalah
canggih pemahamannya mengenai teknologi dibandingkan sang anak.
Kakatu
belum beroperasi di bawah badan hukum apapun baik CV maupun PT. Kakatu
sendiri dikelola oleh sembilan orang yang semuanya bekerja secara full
time. Sayangnya, aplikasi Kakatu baru akan tersedia bagi pengguna
Android pada akhir September 2014 mendatang.
Ke depannya, setelah
meluncurkan aplikasi Kakatu, tim Kakatu selanjutnya akan meluncurkan
aplikasi lainnya yang telah saya sebutkan di atas yaitu Kakatu for Mom.
Selain
itu Kakatu juga akan bekerjasama dengan lebih banyak lagi komunitas
orang tua serta mengedukasi mereka mengenai cara penggunaan smartphone
yang bisa melindungi anak dari konten pornografi secara berkala melalui
seminar parenting dan media.
Robi mengakui bahwa beberapa aplikasi parental control sudah terlebih dahulu hadir seperti Kido'z, Norton Online Family dan lainnya. Namun, satu-satunya layanan parental control berbahasa Indonesia yang potensial menjadi kompetitor yaitu AnakCerdas. (merdeka.com)
0 komentar:
Post a Comment