ist foto |
Suarasitaronews.com-Ondong : Ironis, ditengah semangatnya Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sitaro membangun pemerintahan yang berdaya saing, namun, puluhan Kepala Keluarga (KK) di tiga lokasi yakni di Desa Tanaki Dusun 1, Burake Kampung Biau dan Bulo Kelurahan Bebali hingga saat ini harus hidup tanpa diterangi aliran listrik.
Parahnya lagi, program Listrik Masuk Desa (Lisdes) di bawah komando Dinas Energi Sumber Daya dan Mineral (ESDM) Kabupaten Sitaro seakan enggan menyentuh pemukiman yang hanya mengandalkan lampu obor di malam hari. hal ini menyusul data awak media beberapa bulan yang lalu, dimana pada maret Dinas ESDM sudah melayangkan usulan, namun sampai sekarang belum juga terealisasi.(baca : Wengen, Listrik Masuk Desa untuk warga Miskin )
Sementara, Tokoh masyarakat asal Desa Paniki yang enggan disebutkan menuturkan, kondisi ini sebenarnya sudah terjadi sejak lama. Tak ayal, hidung warga pun hitam lebam karena setiap hari menghirup asap lampu cempor. “Setahu saya, pemerintah sudah mengusulkan program lisdes. Namun sampai sekarang belum ada realisasi apa-apa."katanya
Dikatakan warga, akibat ketiadaan listrik ini tentu akan berdampak pada banyak hal, terutama bagi anak-anak yang harus rela belajar dengan penerangan seadanya di malam hari. “Kasihan anak-anak, kalau mengerjakan PR hanya pakai lampu cempor, itu juga kadang harus tarik menarik dengan ibunya yang memasak di dapur,” sebutnya.
Menyikapi hal itu Kadis ESDM Sitaro Drs. Efendi Maluenseng ketika ditanya soal itu mengatakan,"Sebetulnya, kami sudah mengusulkan program listrik ke pemerintah. Namun sampai sekarang bantuan provinsi tentang listrik masuk desa belum juga ada kepastian padahal sudah kami buatkan proposal, "katanya.
Parahnya lagi, program Listrik Masuk Desa (Lisdes) di bawah komando Dinas Energi Sumber Daya dan Mineral (ESDM) Kabupaten Sitaro seakan enggan menyentuh pemukiman yang hanya mengandalkan lampu obor di malam hari. hal ini menyusul data awak media beberapa bulan yang lalu, dimana pada maret Dinas ESDM sudah melayangkan usulan, namun sampai sekarang belum juga terealisasi.(baca : Wengen, Listrik Masuk Desa untuk warga Miskin )
Sementara, Tokoh masyarakat asal Desa Paniki yang enggan disebutkan menuturkan, kondisi ini sebenarnya sudah terjadi sejak lama. Tak ayal, hidung warga pun hitam lebam karena setiap hari menghirup asap lampu cempor. “Setahu saya, pemerintah sudah mengusulkan program lisdes. Namun sampai sekarang belum ada realisasi apa-apa."katanya
Dikatakan warga, akibat ketiadaan listrik ini tentu akan berdampak pada banyak hal, terutama bagi anak-anak yang harus rela belajar dengan penerangan seadanya di malam hari. “Kasihan anak-anak, kalau mengerjakan PR hanya pakai lampu cempor, itu juga kadang harus tarik menarik dengan ibunya yang memasak di dapur,” sebutnya.
Menyikapi hal itu Kadis ESDM Sitaro Drs. Efendi Maluenseng ketika ditanya soal itu mengatakan,"Sebetulnya, kami sudah mengusulkan program listrik ke pemerintah. Namun sampai sekarang bantuan provinsi tentang listrik masuk desa belum juga ada kepastian padahal sudah kami buatkan proposal, "katanya.
Selain itu, Maluenseng menambahkan," mungkin dalam waktu dekat kami akan melakukan jemput bola di provinsi agar usulan yang telah kami sampaikan bisa segera direalisasi, " Mengingat program listrik masuk desa sudah cukup lama kami usulkan," tutup Maluenseng.
0 komentar:
Post a Comment