wisata bawah laut Sitaro |
Suarasitaronews.com-Sitaro : Sesuai dengan namanya, Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro merupakan wilayah yang terdiri atas pulau-pulau dengan julukan “Daerah 47 Pulau” di dalam kawasan perairan laut yang cukup luas. Dari total wilayah sebesar 3.066,22 km2, luas daratannya tidak sampai 10% yaitu sebesar 275,95 km2 sedangkan sisanya 2.790,296 km2 merupakan wilayah lautan, sehingga tidak heran jika Sitaro dikenal sebagai daerah Bahari. Dengan potensi perairan laut yang besar ini, maka Pemerintah Daerah melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata menetapkan komitmen untuk secara konsisten dan kontinyu melakukan penguatan citra wisata kelautan, konservasi lingkungan hidup dan kekayaan bawah laut.
Selain diving, snorckling dan fishing, perairan Sitaro cocok untuk dijadikan water sport tourism area. Perairan Sitaro juga memiliki hutan bakau (mangrove) serta terumbu karang yang dapat dipelihara sebagai kawasan ekowisata bahari.
Terumbu karang merupakan salah satu kekayaan laut yang tersebar hampir di semua wilayah perairan dan pulau di Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro. Dihuni oleh berbagai jenis ikan dan biota laut yang indah dan unik, baik di kawasan pantai yang dangkal sampai ke perairan dalam. Di beberapa tempat, habitat terumbu karang di Nyare (perairan dangkal) dapat dicapai dengan berjalan kaki dari bibir pantai ketika air surut. Sebelumnya kawasan Nyare dijadikan sumber penghidupan masyarakat, dimana mereka mencari ikan-ikan yang terjebak di antara terumbu karang pada waktu air surut, serta berburu bobocah (gurita) untuk dijadikan lauk yang lezat atau difufu (dikeringkan dengan cara pengasapan) supaya tahan lama, gurih dan mudah untuk dijual. Tapi dengan meningkatnya kesadaran untuk ikut melestarikan kekayaan alam, maka semakin berkurang masyarakat yang mengambil organisme hidup yang melekat pada karang dalam upaya mengurangi kerusakan terumbu karang dan ekosistem bawah laut lainnya.
Sajian bawah laut yang tercipta dari hamparan terumbu karang serta biota lainnya di sepanjang kawasan wisata bahari Sitaro, menyediakan panorama dan nuansa dunia bawah laut yang indah. Taman Laut yang indah dan perawan di pulau-pulau eksotis yang masih terpelihara keasliannya ini, menanti kedatangan pengunjung untuk dieksplorasi dan diapresiasi secara bertanggung-jawab.
Selain diving, snorckling dan fishing, perairan Sitaro cocok untuk dijadikan water sport tourism area. Perairan Sitaro juga memiliki hutan bakau (mangrove) serta terumbu karang yang dapat dipelihara sebagai kawasan ekowisata bahari.
Terumbu karang merupakan salah satu kekayaan laut yang tersebar hampir di semua wilayah perairan dan pulau di Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro. Dihuni oleh berbagai jenis ikan dan biota laut yang indah dan unik, baik di kawasan pantai yang dangkal sampai ke perairan dalam. Di beberapa tempat, habitat terumbu karang di Nyare (perairan dangkal) dapat dicapai dengan berjalan kaki dari bibir pantai ketika air surut. Sebelumnya kawasan Nyare dijadikan sumber penghidupan masyarakat, dimana mereka mencari ikan-ikan yang terjebak di antara terumbu karang pada waktu air surut, serta berburu bobocah (gurita) untuk dijadikan lauk yang lezat atau difufu (dikeringkan dengan cara pengasapan) supaya tahan lama, gurih dan mudah untuk dijual. Tapi dengan meningkatnya kesadaran untuk ikut melestarikan kekayaan alam, maka semakin berkurang masyarakat yang mengambil organisme hidup yang melekat pada karang dalam upaya mengurangi kerusakan terumbu karang dan ekosistem bawah laut lainnya.
Sajian bawah laut yang tercipta dari hamparan terumbu karang serta biota lainnya di sepanjang kawasan wisata bahari Sitaro, menyediakan panorama dan nuansa dunia bawah laut yang indah. Taman Laut yang indah dan perawan di pulau-pulau eksotis yang masih terpelihara keasliannya ini, menanti kedatangan pengunjung untuk dieksplorasi dan diapresiasi secara bertanggung-jawab.
0 komentar:
Post a Comment