Gunung Karangetang Meletus |
Suarasitaronews.com-Ulu Siau : Gunung Karangetang memang sudah menyatu dengan masyarakat Siau. Super
aktifnya gunung adat ini, tidak membuat warga panik. Kebersamaan masa
antara alam dan manusia, telah membuat keduanya saling mengenal. Warga
menganggap, ada dua kemungkinan dampak bila Karangetang meletus. “Yang
pertama meletus karena marah, karena ada pelanggaran adat yang telah
dilakukan warga setempat,” beber Dedy warga Siau Timur.
“Kemudian yang kedua meletus karena memberi berkah bagi warga. Material yang tumpah dari karangetang, bisa menyuburkan tumbuhan, apalagi menjadi sumber pertambangan bagi masyarakat,” ungkapnya, Senin (21/7) siang tadi.
“Kemudian yang kedua meletus karena memberi berkah bagi warga. Material yang tumpah dari karangetang, bisa menyuburkan tumbuhan, apalagi menjadi sumber pertambangan bagi masyarakat,” ungkapnya, Senin (21/7) siang tadi.
Tak heran, jika kemudian Dedy menjadi perkerja tambang. “Sumber pertambangan di sini adalah pasir dan bebatuan. Untuk membangun, warga tinggal mengambil material yang keluar dari gunung ini,” tambahnya.
Dedy mengatakan, setiap hari dia dan teman-temannya menambang di kaki gunung Karangetang. “Kami sudah terbiasa. Bagus kalau meletus berkali-kali, material yang keluar sudah tercicil. Namun yang membahayakan jika dia meletus cuma satu kali. Letusannya pasti dashyat,” ungkap Dedy.
Adapun, hasil pendapatan dari penambangan tersebut, cukup memenuhi kebutuhan warga. “Bahkan lebih, memang aktivitas gunung ini menghidupi juga orang di sekitarnya,” tandasnya. “Bahkan, tdak jarang bebatuan di sini diangkut ke daerah lain untuk pembangunan di sana,” tambah Dedy.
Dengan begitu, kata Dedy, masyarakat tidak mengeluh atas keberadaan gunung ini. “Justru kami bangga boleh hidup berdampingan dengan Karangetang,” akunya. “Kami yakin, jika masyarakat terus menjaga etika tradisi dan hidup rukun dan damai, maka Karangetang pasti mengerti,” cetus Dedy.
Hal senada juga dikatakan Andris ia mengatakan Kehadiran gunung tersebut dinilai, justru membawa berkah bagi penduduk. “Karena berbagai material yang keluar dari gunung bisa dimanfaatkan sebagai sumber pertambangan,” kata Andris.
Bukan itu saja, gunung dengan tinggi 1.784 m diatas permukaan laut ini juga, dijadikan kompas nelayan yang berlayar pada malam hari. “Karena erupsi gunung tampak nyata dari laut. Itu memberi tahu arah perjalanan,” katanya. Orang Siau mengartikan, jika Karangetang mengamuk, berarti telah terjadi pelanggaran tradisi budaya. “Karena itu, kami terus melestarikan budaya daerah dan paling penting beribadah kepada Tuhan,” kunci Andris.(rags)
0 komentar:
Post a Comment