Wakil Bupati Siska Salindeho saat melakukan monitoring di SKPD (foto dok SSN) |
Suarasitaronews.com-Siau : Wakil Bupati Kabupaten kepulauan Sitaro Siska
Salindeho menilai kinerja Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud)
Sitaro masih sangat mimim, sehingga bisa berdampak pada program yang
kurang begitu maksimal. Apalagi Sitaro dikenal sebagai Kabupaten bahari
yang mempunyai segudang destinasi wisata yang menakjubkan.
"Kinerja
Disparbud sangat minim dalam mengembangkan potensi wisata, dilihat dari
anggaran pendapatan daerah (PAD) saja masih belum cukup,"Sembur Wabup.
Ia meminta agar Disparbud dalam merencankan suatu program harus terpadu dan terintergritas, sehingga penataan dan promosi pariwisata dikepulauan sitaro dapat lebih optimal dan menambah nilai jual bagi kalangan pelaku usaha wisata.
Sementara itu Ahmad Heryawan (34) Wisata asal Semarang mengakui, Gunung Karangetang yang sudah menjadi ikon pulau Siau, merupaka satu pemandangan yang tak kalah menakjubkan, yang disebut sebagai “the real volcano” karena keaktifannya, tetapi sayang potensi wisata tersebut belum bisa dimaksimalkan pengelolaannya.
Ia meminta agar Disparbud dalam merencankan suatu program harus terpadu dan terintergritas, sehingga penataan dan promosi pariwisata dikepulauan sitaro dapat lebih optimal dan menambah nilai jual bagi kalangan pelaku usaha wisata.
Sementara itu Ahmad Heryawan (34) Wisata asal Semarang mengakui, Gunung Karangetang yang sudah menjadi ikon pulau Siau, merupaka satu pemandangan yang tak kalah menakjubkan, yang disebut sebagai “the real volcano” karena keaktifannya, tetapi sayang potensi wisata tersebut belum bisa dimaksimalkan pengelolaannya.
" Aku Ahmad saat hendak ketempat wisata
sitaro namun pemerintah daerah memang belum menyediakan infrastuktur pendukung yang
memadai. Seperti halnya akses ke Pulau Mahoro, pengunjung harus mencari
sendiri perahu yang bersedia disewa. Demikian pula untuk menuju ke
pulau Makalehi, salah satu pulau terluar di Indonesia, wisawatan yang
berminat kesana harus mencari tahu persis jadwal perahu dari Makalehi ke
Siau, sebab tidak setiap saat tersedia perahu" keluh wisatawan asal semarang itu.
Kurangnya sarana pendukung lainnya juga masih banyak dikeluhkan oleh wisatawan yang berkunjung ke Sitaro. Seperti tidak adanya dive centre, padahal keindahan beberapa spot penyelaman di Sitaro tidak kalah dengan yang ada di Bunaken.
Kurangnya sarana pendukung lainnya juga masih banyak dikeluhkan oleh wisatawan yang berkunjung ke Sitaro. Seperti tidak adanya dive centre, padahal keindahan beberapa spot penyelaman di Sitaro tidak kalah dengan yang ada di Bunaken.
Begitupula, tidak ada guide local yang ada di Sitaro membuat wisatawan mancanegara yang tertarik kesana, harus membawa guide dari daerah Manado. Sitaro juga belum memiliki Tourism Centre. Praktis wisatawan mengetahui keberadaan potensi wisata Sitaro hanya melalui tulisan- tulisan yang dipublish secara sukarela oleh individu yang merasa terpanggil mempush keindahan kabupaten itu.
Minimnya alokasi dana pengembangan wisata di Sitaro memang menjadi salah satu kendala dalam mengembangkan potensi yang ada. Padahal jika dimaksimalkan, Sitaro akan menjadi salah satu pilihan utama wisatawan ketika datang ke Sulawesi Utara sebab letaknya yang masih mudah dijangkau dibandingkan dengan
Kabupaten Sangihe dan Talaud pun banyak pilihan destinasi yang dapat
dikatakan masih sangat alami.
Namun sangat disayangkan jika potensi wisata yang indah ini harus lama terpendam. Sudah waktunya Pemerintah Daerah Sitaro memaksimalkan keindahan wisata alamnya, agar masyarakat Sitaro bisa turut merasakan dampaknya.(Rags)
Namun sangat disayangkan jika potensi wisata yang indah ini harus lama terpendam. Sudah waktunya Pemerintah Daerah Sitaro memaksimalkan keindahan wisata alamnya, agar masyarakat Sitaro bisa turut merasakan dampaknya.(Rags)
0 komentar:
Post a Comment