Suarasitaronews.com-Baghdad : Pemimpin politik Syiah dan Sunni Irak bersatu demi negara dalam
memerangi kelompok militan Islamic State of Iraq and the Levant (ISIL)
setelah melakukan pertemuan tertutup.
Para pemimpin tersebut mewakili dari kaum Syiah yakni Perdana Menteri Nuri al-Maliki, kaum Sunni yakni Usama al-Nujaifi, yang keduanya berdiri terpisah dan mendengarkan "sesepuhnya" Maliki Ibrahim al-Jafaari. Dia menyerukan untuk membela negara dan melindungi kedaulatan serta martabat negara.
Ibrahim al-Jafaari adalah mantan Perdana Menteri Irak dalam Pemerintahan Transisional Irak yang terpilih dalam pemilihan Januari 2005. Ia seorang Syiah dan sebelumnya merupakan salah satu dari dua wakil presiden Irak di bawah Pemerintahan Sementara Irak (2004) dan juga juru bicara utama untuk Partai Dawa Islam di Irak.
Mereka, Syaih dan Sunni, juga menyerukan untuk menghindari keluhan sektarian dan melarang aktor non-negara membawa senjata. Demikian seperti dilansir dari ITV, Rabu (18/6/2014).
Sekadar informasi, kondisi dan situasi di Irak semakin tak menentu setelah militan ISIL merebut Kota Mosul dan Tikrit. Pemerintah Irak pun berupaya memerangi aksi militan di negaranya. Para militan pun bergerak ke Kota Baquba.
Puluhan orang dilaporkan tewas dalam pertempuran yang terjadi di Kota Baquba. Ibu Kota Provinsi Diyala ini dikenal sebagai wilayah penghasil minyak. Akibat dari pertempuran ini, sejumlah kilang minyak di Baquba terpaksa ditutup. Seluruh pekerja lokal dan asing pun telah dievakuasi.(okezone.com)
Para pemimpin tersebut mewakili dari kaum Syiah yakni Perdana Menteri Nuri al-Maliki, kaum Sunni yakni Usama al-Nujaifi, yang keduanya berdiri terpisah dan mendengarkan "sesepuhnya" Maliki Ibrahim al-Jafaari. Dia menyerukan untuk membela negara dan melindungi kedaulatan serta martabat negara.
Ibrahim al-Jafaari adalah mantan Perdana Menteri Irak dalam Pemerintahan Transisional Irak yang terpilih dalam pemilihan Januari 2005. Ia seorang Syiah dan sebelumnya merupakan salah satu dari dua wakil presiden Irak di bawah Pemerintahan Sementara Irak (2004) dan juga juru bicara utama untuk Partai Dawa Islam di Irak.
Mereka, Syaih dan Sunni, juga menyerukan untuk menghindari keluhan sektarian dan melarang aktor non-negara membawa senjata. Demikian seperti dilansir dari ITV, Rabu (18/6/2014).
Sekadar informasi, kondisi dan situasi di Irak semakin tak menentu setelah militan ISIL merebut Kota Mosul dan Tikrit. Pemerintah Irak pun berupaya memerangi aksi militan di negaranya. Para militan pun bergerak ke Kota Baquba.
Puluhan orang dilaporkan tewas dalam pertempuran yang terjadi di Kota Baquba. Ibu Kota Provinsi Diyala ini dikenal sebagai wilayah penghasil minyak. Akibat dari pertempuran ini, sejumlah kilang minyak di Baquba terpaksa ditutup. Seluruh pekerja lokal dan asing pun telah dievakuasi.(okezone.com)
0 komentar:
Post a Comment