 |
| Pasukan Irak harus hadapi militan sektarian (foto reuters) |
|
| Pasukan Irak harus hadapi militan sektarian(foto reuters) |
Suarasitaronews.com-Washington : Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama mengatakan, konflik yang
terjadi di Irak saat ini merupakan hasil dari konflik sektarian yang
dibiarkan berkembang.
Sebelumnya Obama mengumumkan akan mengirim lebih dari 300 penasihat militer AS ke Irak. Pengiriman itu merupakan bagian dari upaya membantu Pemerintah Irak melawan militan Islamic State of Iraq and the Levant (ISIL).
Obama pun menilai krisis yang terjadi saat ini merupakan imbas melemahnya Irak menghadapi konflik sektarian.
"Pihak yang dianggap bisa menghancurkan Irak sekarang jauh lebih kuat. Sementara kekuatan yang bisa menyatukan Irak justru sekarang melemah," ujar Obama, seperti dikutip NBC, Sabtu (21/6/2014).
"Sekarang semua terserah kepada kepemimpinan Irak untuk mengambil keputusan politik yang bisa menyatukan kembali negaranya," imbuhnya.
Selain berkomentar tentang kondisi Irak saat ini, Obama juga menunjukkan ketidakpercayaannya kepada Perdana Menteri Nouri Al-Maliki. Menurutnya hanya pemimpin inklusif yang bisa membuat Irak bersatu kembali.
Ada beberapa laporan yang menunjukkan bahwa Amerika sudah melakukan kontak dengan beberapa tokoh lama, yang kemungkinan bisa memimpin Irak di masa depan. Mantan pemimpin oposisi era Saddam Hussein, Ahmed Chalabi menjadi sosok terdepan.
Meskipun Chalabi merupakan anggota Parlemen Irak, dirinya jarang mendapatkan dukungan dari Maliki. Sementara di Irak sendiri, sebagian besar pihak menginginkan Maliki lengser. Lengsernya Maliki dianggap sebagai cara untuk mengakhiri krisis.(okezone.com)
Sebelumnya Obama mengumumkan akan mengirim lebih dari 300 penasihat militer AS ke Irak. Pengiriman itu merupakan bagian dari upaya membantu Pemerintah Irak melawan militan Islamic State of Iraq and the Levant (ISIL).
Obama pun menilai krisis yang terjadi saat ini merupakan imbas melemahnya Irak menghadapi konflik sektarian.
"Pihak yang dianggap bisa menghancurkan Irak sekarang jauh lebih kuat. Sementara kekuatan yang bisa menyatukan Irak justru sekarang melemah," ujar Obama, seperti dikutip NBC, Sabtu (21/6/2014).
"Sekarang semua terserah kepada kepemimpinan Irak untuk mengambil keputusan politik yang bisa menyatukan kembali negaranya," imbuhnya.
Selain berkomentar tentang kondisi Irak saat ini, Obama juga menunjukkan ketidakpercayaannya kepada Perdana Menteri Nouri Al-Maliki. Menurutnya hanya pemimpin inklusif yang bisa membuat Irak bersatu kembali.
Ada beberapa laporan yang menunjukkan bahwa Amerika sudah melakukan kontak dengan beberapa tokoh lama, yang kemungkinan bisa memimpin Irak di masa depan. Mantan pemimpin oposisi era Saddam Hussein, Ahmed Chalabi menjadi sosok terdepan.
Meskipun Chalabi merupakan anggota Parlemen Irak, dirinya jarang mendapatkan dukungan dari Maliki. Sementara di Irak sendiri, sebagian besar pihak menginginkan Maliki lengser. Lengsernya Maliki dianggap sebagai cara untuk mengakhiri krisis.(okezone.com)
0 komentar:
Post a Comment