Mantan Menteri Keuangan Ali Wardhana |
Suarasitaronews.com-Jakarta : Mantan Menteri Keuangan Ali Wardhana mendapatkan penghargaan Wirakarya Adhitama (Lifetime Achievement Award).
Menteri keuangan yang menjabat selama 15 tahun tersebut dalam
sambutannya menceritakan kisah yang paling diingatnya ketika menjadi
seorang menteri dan mahasiswa.
"Saya masuk menjadi Menteri Keuangan pada umur 39 tahun. Ada suratkabar yang selalu bilang saya ini menteri ingusan, karena apa? Karena masih muda sudah jadi menteri," terang dia di Jakarta, Jumat (6/6).
Dia menambahkan, pada saat itu juga ada sesepuh empat hingga lima orang dengan usianya rata-rata 50 tahun di Departemen Keuangan dan sangat berkuasa. Dirinya selalu dibandingkan dengan yang lebih tua dan dikatakan tidak mengetahui apa-apa.
"Waktu itu menteri ingusan ini dibandingkan dengan yang lebih tua, menterinya selalu dibilang tidak tahu apa-apa di suratkabar. Ada tulisan menteri ingusan ambil kebijakan ini, terus-terusan. Itu episode pertama," paparnya.
Ali melanjutkan, episode yang kedua yakni ketika menjadi mahasiswa di tingkat pertama, dirinya menceritakan ketika itu ada ujian untuk lulus ke tahap berikutnya. Singkat cerita, dirinya melakukan ujian dan tidak ingin menjadi mahasiswa abadi tingkat pertama.
"Saya dulu ragu-ragu mau ujian, takut enggak lulus, tapi saya beranikan untuk ujian," jelasnya.
Dia menambahkan, ujian pada masa itu berbeda dengan masa sekarang yang di mana ujian lisan langsung disidangkan oleh guru besar dan dekan. Hal tersebut berbeda dengan masa sekarang ini.
"Sekarang kalau mau naik tingkat ujian tertulis tidak seperti itu. Ada suatu ruangan di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (FEUI), ada ruang khusus ujian ada mejanya panjang dan depannya duduk guru besar dan dekan. Orang Belanda semua," paparnya.
Selanjutnya, setelah sidang selama 30 menit, akhirnya diumumkan, dan hasilnya saat itu cukup mengejutkan.
"Setelah 30 menit, setelah mempertimbangkan hasil tuan Ali, maka tuan Ali Wardhana lulus dengan yudisi sangat ragu-ragu. Pada waktu itu, saya pikir ya sudah. Saya keluar ruangan, teman-teman tanya lulus atau tidak, saya bilang lulus tapi tidak bilang ragu-ragu. Jadi dua episode itu yang saya ingat," cetusnya.
Lanjut dia mengungkapkan, Fakultas Ekonomi memberikan inspirasi buat hidupnya. Dirinya menceritakan bagaimana saat menjadi seorang Menteri Keuangan, pada saat itu Ali langsung memberhentikan empat hingga 5 orang sesepuh yang ada di jajaran Departemen Keuangan.
"Saya bicara dengan mereka, saya tidak mengerti, buat saya tidak jelas. Ketika saya berhentikan mereka gegerlah satu Departemen Keuangan. Terus saya ke mana larinya? Saya ganti dengan yang muda-muda dari Fakultas Ekonomi seperti Dono Iskandar, Ichsan Tanjung dan ada beberapa lagi saya agak lupa," ujarnya.
"Jadi yang muda-muda ini berikan input yang lebih berguna untuk memecahkan masalah, seperti uang beredar, inflasi, makro, sehingga bisa berikan keputusan yang tepat. Jadi Menteri Keuangan pada usia 39 dibilang menteri ingusan dan menjadi Menkeu dengan lulusnya sangat ragu-ragu, tapi bertahan 15 tahun dan ditambah lima tahun jadi Menko. Sekarang saya lihat belum ada yang bisa menyaingi itu," pungkasnya.(Okezone.com)
"Saya masuk menjadi Menteri Keuangan pada umur 39 tahun. Ada suratkabar yang selalu bilang saya ini menteri ingusan, karena apa? Karena masih muda sudah jadi menteri," terang dia di Jakarta, Jumat (6/6).
Dia menambahkan, pada saat itu juga ada sesepuh empat hingga lima orang dengan usianya rata-rata 50 tahun di Departemen Keuangan dan sangat berkuasa. Dirinya selalu dibandingkan dengan yang lebih tua dan dikatakan tidak mengetahui apa-apa.
"Waktu itu menteri ingusan ini dibandingkan dengan yang lebih tua, menterinya selalu dibilang tidak tahu apa-apa di suratkabar. Ada tulisan menteri ingusan ambil kebijakan ini, terus-terusan. Itu episode pertama," paparnya.
Ali melanjutkan, episode yang kedua yakni ketika menjadi mahasiswa di tingkat pertama, dirinya menceritakan ketika itu ada ujian untuk lulus ke tahap berikutnya. Singkat cerita, dirinya melakukan ujian dan tidak ingin menjadi mahasiswa abadi tingkat pertama.
"Saya dulu ragu-ragu mau ujian, takut enggak lulus, tapi saya beranikan untuk ujian," jelasnya.
Dia menambahkan, ujian pada masa itu berbeda dengan masa sekarang yang di mana ujian lisan langsung disidangkan oleh guru besar dan dekan. Hal tersebut berbeda dengan masa sekarang ini.
"Sekarang kalau mau naik tingkat ujian tertulis tidak seperti itu. Ada suatu ruangan di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (FEUI), ada ruang khusus ujian ada mejanya panjang dan depannya duduk guru besar dan dekan. Orang Belanda semua," paparnya.
Selanjutnya, setelah sidang selama 30 menit, akhirnya diumumkan, dan hasilnya saat itu cukup mengejutkan.
"Setelah 30 menit, setelah mempertimbangkan hasil tuan Ali, maka tuan Ali Wardhana lulus dengan yudisi sangat ragu-ragu. Pada waktu itu, saya pikir ya sudah. Saya keluar ruangan, teman-teman tanya lulus atau tidak, saya bilang lulus tapi tidak bilang ragu-ragu. Jadi dua episode itu yang saya ingat," cetusnya.
Lanjut dia mengungkapkan, Fakultas Ekonomi memberikan inspirasi buat hidupnya. Dirinya menceritakan bagaimana saat menjadi seorang Menteri Keuangan, pada saat itu Ali langsung memberhentikan empat hingga 5 orang sesepuh yang ada di jajaran Departemen Keuangan.
"Saya bicara dengan mereka, saya tidak mengerti, buat saya tidak jelas. Ketika saya berhentikan mereka gegerlah satu Departemen Keuangan. Terus saya ke mana larinya? Saya ganti dengan yang muda-muda dari Fakultas Ekonomi seperti Dono Iskandar, Ichsan Tanjung dan ada beberapa lagi saya agak lupa," ujarnya.
"Jadi yang muda-muda ini berikan input yang lebih berguna untuk memecahkan masalah, seperti uang beredar, inflasi, makro, sehingga bisa berikan keputusan yang tepat. Jadi Menteri Keuangan pada usia 39 dibilang menteri ingusan dan menjadi Menkeu dengan lulusnya sangat ragu-ragu, tapi bertahan 15 tahun dan ditambah lima tahun jadi Menko. Sekarang saya lihat belum ada yang bisa menyaingi itu," pungkasnya.(Okezone.com)
0 komentar:
Post a Comment