Latest News

BANNER

BANNER
Tuesday, 6 May 2014

Pendidikan Disiplin di Sekolah-Sekolah Kedinasan

 

Suarasitaronews.com - Beberapa kematian dalam pembinaan disipilin sudah sering terjadi sejak beberapa tahun yang lalu di sekolah-sekolah kedinasan di Indonesia. Terakhir adalah kematian seorang mahasiswa junior di STIP. Sebelumnya terjadi di STPDN. Senior dari STPDN dan STIP dengan alasan untuk membina disiplin dikalangan mahasiswa baru diberikan hak untuk menghukum dengan cara kekerasan. Pertanyaan yang timbul adalah apa yang dimaksudkan dengan disiplin dan bagaimana menanamkannya?

Selama beberapa puluh tahun disiplin di Indonesia diartikan sebagai kepatuhan untuk menjalankan perintah atasan tanpa boleh bertanya, karena mereka tidak mempunyai apa-apa kecuali napas. Pelaksana tugas harus patuh tanpa mengetahui mengapa harus melaksanakan yang diperintahkan itu. Dan tidak perlu tahu apa hubungannya dengan fungsi sekolah dan tugasnya dikemudian hari. Karena itu orang yang disiplin dipersepsikan sama dengan mesin, benda mati yang tak mempunyai nyawa dan hati. Akibatnya bekerja tanpa kreatifitas dan tanpa otak.

Penegakan disiplin yang demikian dilakukan dengan ancaman hukuman. Karena itu yang dipraktekkan di sekolah-sekolah kedinasan itu lebih banyak mengarah pada kepatuhan dan penghormatan kepada atasan. Atasan adalah perlambang tugas dan kewajiban. Untuk memperoleh penilaian disiplin yang sempurna, seorang peserta didik harus tahu memberi hormat sebaik dan sekaku mungkin sehingga kelihatan seperti patung-besi atau benda mati.

Ukuran disiplin didasarkan pada kesan yang dirasakan oleh atasan. Artinya, sangat subjektif. Karena itu yunior disekolah-sekolah itu sangat takut kepada seniornya. Hasilnya adalah disiplin dalam bentuk rasa takut. Tahun berikutnya, junior menjadi senior. Dia melakukan hal yang serupa, dan seterusnya.

Disiplin yang demikian tidak relevan dengan tugas yang akan dilaksanakan di lapangan setelah lulus. Ini dapat dimengerti karena pertimbangan tentang pendidikan sama sekali tidak dikenal oleh seorang mahasiswa senior.

Seharusnya disiplin yang mesti ditegakkan di sekolah-sekolah kedinasan itu tidak terlepas dengan fungsi dan tugas sehari-hari dari anak didik itu di kemudian hari, yakni sebagai pelayan publik dalam bidangnya masing-masing. Yang harus didisiplinkan adalah keunggulan dalam pelayanan dan kesiapan berkorban untuk itu, yakni kepuasan orang yang dilayani, ketepatan waktu, patuh pada aturan, mahir dalam tugas dalam arti paham masalah dan tahu menanganinya, hemat bicara, jelas dan tegas.

Semua itu harus ditanamkan melalui kesadaran akan kewajiban melaksanakan tugas. Dengan demikian disiplin itu harus diartikan sebagai kesadaran, kemampuan berkorban, dan ketrampilan dalam melaksakan tugas dengan sebaik-baiknya.

Sebab itu disiplin harus ditanamkan oleh orang yang paling bertanggungjawab terhadap mutu sekolah sesuai dengan misinya, yaitu direktur sekolah. Bukan oleh dosen muda yang belum berpengalaman, apalagi oleh sesama mahasiswa. Bukan dengan cara memukul, tetapi dengan membangkitkan gairah berkorban dan menanamkan kesadaran terhadap tugas dengan sungguh-sungguh.

*) Said Zainal Abidin adalah Guru Besar STIA LAN, Mantan Penasihat KPK  (detik.com/mira)

  • Blogger Comments
  • Facebook Comments

0 komentar:

Item Reviewed: Pendidikan Disiplin di Sekolah-Sekolah Kedinasan Rating: 5 Reviewed By: Unknown