Suarasitaronews.com - Harga minyak dunia cenderung variatif pada
perdagangan Senin (Selasa pagi) seiring sanksi baru terhadap Rusia dan
stok minyak di Libya meningkatkan ekspor.
Harga minyak New York West Texas Intermediate (WTI) untuk
pengiriman Juni naik 24 sen menjadi US$ 100,84 per barel. Selain itu,
dolar melemah mempengaruhi gerak harga minyak. Sementara itu, harga
minyak mentah Brent North Sea untuk Juni turun US$ 1,46 menjadi US$
108,12 per barel di London.
Harga minyak di London mengalami tekanan jual setelah perusahaan
minyak Libya menyatakan, force majeure telah berakhir di perusahaan
minyak Zueitina membuka jalan bagi kembali dimulainya ekspor dari
terminal.
Sementara itu, analis mengatakan, sanksi baru oleh Amerika Serikat
(AS) dan Eropa terhadap Rusia ternyata lebih ringan dari yang
diharapkan. Sanksi terhadap kalangan bisnis dekat Presiden Rusia
Vladimir Putin ini setelah Rusia gagal menghentikan meningkatnya
ketegangan di Ukraina.
"Perubahan haluan tajam untuk harga minyak Brent lebih kepada
sanksi terhadap Rusia. Harga minyak jenis Brent mungkin akan dipengaruhi
ketegangan geopolitik di masa mendatang, sementara pasokan minyak
berlebih di AS mungkin berat ke WTI," ujar Analis Forex.com, Fawad
Razaqzada, seperti dikutip dari TheBull Asia, Selasa (29/4/2014).
Sebelumnya harga minyak mentah berjangka telah pulih pada awal
perdagangan didorong perkembangan antara Ukraina dan Rusia. Investor
khawait terhadap konflik di Ukraina yang dapat menganggu pasokan dan
mendorong harga energi melonjak. Ukraina menjadi salah satu saluran
utama untuk ekspor gas alam Rusia ke Eropa Barat.
Adapun sanksi baru diberikan oleh AS dan Eropa dengan menambahkan
tujuh pejabat Rusia dan 17 perusahaan masuk dalam daftar sanksi.
Sedangkan Eropa menambahkan 15 orang dalam daftar hitam. Sanksi ini
diberikan agar Rusia mundur dari Ukraina.(liputan6.com / mira)
0 komentar:
Post a Comment