Simon Santoso |
Suarasitaronews.com -Jakarta : Simon Santoso tak memasang target muluk untuk tahun ini. Berkiprah sebagai pemain bulu tangkis profesional—setelah didepak dari pemusatan latihan nasional pada Januari lalu—ia berharap bisa melakukan lonjakan peringkat dari 52 ke posisi 10 besar.
Ia merasa punya modal untuk itu. Keberhasilan mengalahkan pemain nomor satu dunia, Lee Chong Wei, di final Superseries Singapura Terbuka, Minggu lalu, menjadi dorongan besar bagi atlet 28 tahun ini. Gelar itu menjadi yang kedua dalam sebulan terakhir setelah sebelumnya dia juga meraihnya di turnamen kelas grand prix gold, Malaysia Terbuka.
Simon pun sadar ia harus terus menjaga performa seperti itu agar bisa mewujudkan targetnya. "Saya ingin konsisten bermain pada tingkat seperti itu (saat melawan Lee Chong Wei)," kata Simon saat ditemui Tempo di Tangkas Sport Center, Jakarta, kemarin. "Kemenangan melawan Chong Wei menambah semangat dan membuktikan bahwa saya bisa."
Menurut Simon, untuk membangun konsistensi dalam penampilannya, dibutuhkan dukungan dari pelatih. "Peran pelatih sangat penting, terutama untuk mengetahui hal-hal apa yang perlu diperbaiki," kata dia. "Itu membutuhkan komunikasi. Jadi, komunikasi sangat penting."
Atlet asal Tegal, Jawa Tengah, ini sebelumnya lama jadi penghuni pelatnas. Ketika Taufik Hidayat masih berkibar, ia kerap berada di bawah bayang-bayang Taufik. Namun, setelah Taufik pensiun, ia justru menghadapi kenyataan pahit: prestasinya menurun sehingga ia akhirnya terdepak dari pelatnas Pengurus Pusat Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PP PBSI).
"Itu karena saya mengalami cedera dan lama tidak bertanding," kata dia soal penurunan performa sepanjang tahun lalu itu.
Simon kini bisa kembali bangkit. Menurut dia, hal itu karena kesehatannya sudah pulih dan tak ada kaitannya dengan kondisinya yang sudah berada di luar pelatnas."Jangan dikait-kaitkan antara ada di pelatnas dan tidak ada di pelatnas," ucapnya. "Bagaimana pun, saya dibesarkan di PBSI," katanya.
Namun, ia juga tak memungkiri bahwa ada perbedaan positif saat berada di dalam pelatnas dengan di klubnya, PB Tangkas. "Ya mungkin perbedaannya lebih ke soal komunikasi dengan pelatih," kata dia. "Seharusnya komunikasi dengan pelatih memang lebih banyak."
Christian, asisten pelatih yang menangani Simon di PB Tangkas, mengatakan memberi dukungan semaksimal mungkin kepada Simon. "Kami kerja pakai hati, benar-benar ingin mengangkat dia," kata Christian. "Buat pemain sekaliber Simon, teknik sudah bukan masalah. Yang paling penting adalah dukungan moral bagi dia, yang bisa membuat dia semakin yakin."
Dukungan berupa semangat ini juga dibutuhkan Simon untuk mencapai prestasi yang lebih besar. "Saya ingin menyumbangkan medali di Olimpiade 2016," ujar Simon.
(tempo.co/rags)
0 komentar:
Post a Comment