Nama Lengkap : Armijn Pane
Alias : Adinata | A. Soul | Empe | A. Mada | A. Banner | Kartono
Profesi : -
Tempat Lahir : Muara Sipongi, Indonesia
Tanggal Lahir : Selasa, 18 Agustus 1908
Zodiac : Leo
Warga Negara : Indonesia
No Relation
Alias : Adinata | A. Soul | Empe | A. Mada | A. Banner | Kartono
Profesi : -
Tempat Lahir : Muara Sipongi, Indonesia
Tanggal Lahir : Selasa, 18 Agustus 1908
Zodiac : Leo
Warga Negara : Indonesia
No Relation
BIOGRAFI
Armijn Pane adalah seorang sastrawan angkatan Pujangga Baru. Ia
juga merupakan salah satu tokoh pendiri majalah Pujangga Baru (1933).
Armijn dilahirkan di Muara Sipongi (Sumatera Utara), 18 Agustus 1908 dan
meninggal di Jakarta, 16 Februari 1970. Ia adalah adik sastrawan Sanusi
Pane. Armijn mengenyam pendidikan di HIS dan ELS (Tanjung Balai,
Sibolga dan Bukit Tinggi), STOVIA Jakarta (1923), NIAS Surabaya (1927),
dan AMS-A Solo (tamat 1931).
Ia pernah menggeluti berbagai profesi, antara lain sebagai wartawan
di Surabaya, guru taman siswa di Kediri, Malang dan Jakarta; Sekretaris
dan redaktur Pujangga Baru (1933-1998); redaktur Balai Pustaka (1936);
Ketua Bagian Kesusasteraan Pusat Kebudayaan (1942-1945); Sekretaris BMKN
(1950-1955), dan redaktur majalah Indonesia (1948-1955).
Selain menulis puisi dan novel, Armijn Pane juga menulis kritik
sastra. Berbagai tulisannya yang terbit pada Pujangga Baru, terutama di
edisi-edisi awal menunjukkan wawasannya yang sangat luas. Apabila
dibandingkan dengan beberapa kontributor lainnya seperti Sutan Takdir
Alisjahbana dan saudara laki-lakinya Sanusi Pane, kemampuan menilai dan
menimbang yang adil dan tidak terlalu terpengaruhi suasana pergerakan
nasionalisme yang terutama di periode akhir Pujangga Baru menjadi sangat
politis dan dikotomis.
Novelnya, Belenggu (1940), banyak mengundang perdebatan di kalangan
pengamat dan penelaah sastra Indonesia. Karyanya yang lain: Jiwa Berjiwa
(ks, 1939), Kort overzicht van de Moderne Indonesische literatuur
(1949), Mencari Sendi Baru Tata Bahasa Indonesia (1950), Jalan Sejarah
Dunia (1952), Kisah Antara Manusia (kc, 1953).
Jinak-Jinak Merpati (kd,
1953), Sanjak-Sanjak Muda Mr. Muhammad Yamin Ca, 1954), dan Gamelan Jiwa
(kc, 1960). Terjemahannya: Tiongkok Zaman Baru, Sejarahnya: Abad ke-19
sampai Sekarang (1953), Membangun Hari Kedua (n Ilya Ehrenburg, 1956),
dan Habis Gelap Terbitlah Terang (karya R.A. Kartini, 1968). Sadurannya:
Ratna (d Hendrick Ibsen, Nora; 1943). Ia termasuk salah satu pendiri
majalah Pujangga baru.
Prof. Dr. Teeuw menyatakan bahwa Armin Pane adalah pelopor angkatan
'45. Dr. H.B. Jassin menilai bahwa bentuk prosa dan puisi Armijn Pane
memperlihatkan gaya Impresionist. Sedangkan sastra angkatan '45 banyak
menunjukkan gaya Ekspresionist. Gaya Impresionist banyak ditemukan
terutama dalam sajak-sajaknya seperti novel Belenggu yang menurut H. B.
Yassin merupakan karya sastra modern Indonesia yang pertama
menggambarkan kehidupan kaum intelektual sebelum zaman perang
kemerdekaan.
Pada novelnya yang bertajuk Belenggu memperlihatkan gaya romantisme,
membangkitkan suasana dan perasaan yang mengalun dan bergantian dalam
ritme yang terpola dengan suasana lain yang sendu bahkan cenderung
sedih. Karya-karya Armin Pane memperlihatkan banyak pengaruh Noto
Soeroto, Rabindranath Tagore, Dan Krisnamurti. Warna dan ritme
kesusastraan Belanda pada abad ke-19 juga banyak mempengaruhi
karya-karyanya.
Tahun 1969 Armijn Pane menerima Anugerah Seni dari pemerintah RI
karena karya dan jasanya dalam bidang sastra. Pada bulan Februari 1970,
beberapa bulan setelah menerima penghargaan tersebut, ia meninggal.(merdeka.com/rags)
0 komentar:
Post a Comment