Suarasitaronews.com : Raibnya pesawat Malaysia Airlines penerbangan MH370 mengguncang batin keluarga dari 227 penumpang dan 12 awaknya. Harapan besar untuk dapat bertemu kembali dengan kolega mereka, kini telah sirna. Rasa putus asa itu terjadi sejak pemerintah Malaysia mengeluarkan pernyataan yang cukup menusuk hati, yakni tak ada satupun yang selamat.
Kesedihan itu sangat dirasakan seorang warga China, Catherine Yong, dimana suaminya, Li Zhi, merupakan salah satu penumpang pesawat yang hilang sejak 8 Maret 2014 lalu itu. Dirinya selalu menantikan setiap kabar yang beredar demi mengetahui nasib sang suami dan pesawat yang ditumpanginya.
"Terakhir kali saya bicara dengan suami pada 7 Maret, satu malam sebelum dia naik penerbangan MH370 untuk kembali ke China. Li bilang sedang pusing, saya bentak dia dan bilang segera minum obat serta kembali ke rumah," kenang Yong kepada South China Morning Post, Minggu (30/3).
Selang sehari berikutnya, Yong mengaku mendengar berita soal pesawat Malaysia Airlines yang hilang di tengah lautan. Dia pun terkejut saat mengetahui Li adalah salah satu penumpang pesawat dengan rute Kuala Lumpur-Beijing tersebut.
"Kata-kata yang saya sampaikan tidak baik, dan saya sangat menyesalinya," aku Yong dengan mata berkaca-kaca.
Demi mengetahui nasib suaminya, dia terus mengikuti semua perkembangan yang terjadi terkait pencarian pesawat dari berbagai media. Tidak terhitung rumor dan teori konspirasi yang diserapnya demi mengetahui kondisi suaminya.
Tak hanya itu, setiap kali terbangun dari tidurnya, Young kerap merasa kebingungan, marah dan putus asa. Dia selalu terbayang-bayang wajah suaminya.
"Saya lihat bayangan Li dimanapun, saya tidak tahu bagaimana dia bisa ke rumah," lanjut Yong. Tak hanya dirinya, putri kembar mereka yang masih berusia lima tahun juga selalu menanyakan ayahnya.
Kini, Yong tidak lagi menaruh harapan suaminya bisa kembali dengan selamat. Apalagi, pencarian kini sudah terfokus di tengah laut Samudera Hindia.
Perasaan serupa juga dirasakan kakak kandung Li, Li Peng. Saudara ipar Yong kini sudah berada Kuala Lumpur untuk mengetahui secara langsung kabar tersebut dari Malaysia.
"Secara rasional, saya tahu dia (Li) sudah tidak akan kembali. Saya tak mau dihibur, saya hanya ingin tahu kebenarannya," ucap Li Peng.
Li Peng berharap penuh kepada tim SAR yang dikerahkan dari 26 negara di dunia. Bukan untuk menemukan jasad sang adik, tapi penyebab kecelakaan pesawat hingga terjun ke dalam laut.
"Jika mereka tidak pernah menemukan kotak hitam, saya bilang dalam hati dia selamat dan hidup dengan gembira di sebuah pulau. Jika mereka menemukan kotak hitam dan dia tewas, maka saya ingin jenazahnya tenggelam di dasar laut. Saya tak ingin dia kembali dalam keadaan utuh."
(merdeka/rags)
0 komentar:
Post a Comment