Suarasitaronews.com : Jika Pramono Edhie Wibowo membantah embargo Amerika Serikat terhadap tujuh jenderal karena pelanggaran HAM, beda lagi dengan Endriartono Sutarto . Kedua peserta konvensi calon presiden dari Partai Demokrat ini, saling bertolak belakang.
Endriartono yang juga mantan Panglima TNI itu menyatakan, larangan menginjakkan tanah di Negeri Paman Sam bagi tujuh jenderal itu, adalah fakta.
"Memang ada fakta kalau 7, 9, 10 jenderal kita diembargo Amerika Serikat, karena kasus pelanggaran hukum, mengapa harus dibantah. Itu fakta," kata Endriartono di sela acara debat Capres peserta konvensi Partai Demokrat di. Grand City Surabaya, Jawa Timur, Kamis malam (13/2).
Embargo Amerika itu, kata purnawirawan jendral TNI tersebut, terjadi setelah kasus Timor-Timur (sekarang Negara Timur Leste setelah lepas dari Indonesia tahun 1999) dan kasus Tragedi 1998 (Reformasi 98).
"Kita pernah diembargo dua kali. Itu terjadi zamannya Timor Timur dan pembakaran Jakarta tahun 1998, tapi itu haknya Amerika untuk mengembargo jenderal-jenderal kita. Tapi ya nggak usah dihiraukan, yang penting kita bisa menjadi negara mandiri," beber dia.
Endriartono juga menegaskan, bahwa Indonesia tidak perlu takut dengan ancaman negara lain. Dengan catatan, kata dia, Indonesia harus bisa mandiri di segala bidang, khususnya di bidang ketahanan dan keamanan (Hankam).
"Untuk itu, saya mengusulkan pembangunan industri strategis demi kepentingan yang lebih luas. Ini menjadi penting dan harus dioptimalkan. Seperti alutsista, karena kita kurang mengoptimalkan industri strategis, 90 persen kebutuhan alutsista kita dibeli dari negara barat, pasca-diembargo Amerika," katanya.
Sikap Endriartono ini, terkait masalah Hankam yang harus diperhatikan demi NKRI. "Alangkah baiknya jika negara kita bisa mandiri," tandas dia.
Sebelumnya, Pramono Edhie sempat membantah soal embargo Amerika tersebut. Bahkan ipar Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ( SBY ) ini, ingin meluruskan fakta itu.
"Saya tidak ditolak, seandainya pun terjadi saya ditolak untuk mengunjungi sebuah negara tertentu, hal tersebut tidak akan membuat saya gentar ataupun khawatir sedikitpun," tegas dia.
Bangsa Indonesia, lanjut dia, bukan bangsa kelas 2, bukan bangsa penakut. "Saya akan hadapi itu semua karena semangat saya tidak akan pernah surut dalam membangun bangsa indonesia menjadi lebih baik dan mewujudkan indonesia yang sejahtera rakyatnya. Pramono Edhie Wibowo tidak pernah gentar hanya karena penolakan sebuah negara," ucapnya.(merdeka.com/orda)
0 komentar:
Post a Comment